"Top six! No more playing around!" teriak Nifa di dalam tenda.
Para model sedang dirias dan melakukan fitting busana. Saat Rivaille masuk ke dalam untuk mengecek keadaan, tim MNTM baru saja membagikan properti khusus. Sarung tangan tinju untuk Annie (yang langsung dikenakan oleh model dingin itu seolah tak sabaran), bola voli pantai untuk Ymir, sabuk angkat beban untuk Reiner, knee support untuk Jean, dan Bertholdt tidak mendapatkan apa pun selain handuk dan tas pinggang untuk running dari brand yang mensponsori mereka.
Eren hanya diberikan sebuah matras antilicin. Padahal, Rivaille berharap tim akan melengkapi Eren dengan strap, pad, atau berbagai alat bantu untuk melindunginya dari cedera. Bocah itu baru pertama kali melakukan yoga dan ia dituntut untuk melakukan pose-pose couple yoga akrobatik yang ekstrem. Model profesional mana pun pasti kewalahan.
Ymir, Annie, Reiner, Bertholdt, dan Jean duduk di depan cermin, menikmati secangkir hangat kopi susu Moonbucks. Suasana tenda riuh oleh canda tawa mereka bersama penata rias. Bahkan, Annie yang biasanya kalem terlihat beberapa kali tertawa.
Sementara itu, Eren memilih duduk di salah satu meja rias yang paling jauh dari peserta lain. Ia duduk dengan tegap dan tenang di sana, sudah selesai dirias dan berpakaian. Teh jahe dingin dalam genggamannya. Rivaille tak tahu apakah Eren sengaja memilih duduk berjauhan, ataukah semua model di rumah itu yang menjauhinya.
"Kau tak perlu khawatir, Eren akan dipandu oleh instruktur yoga dan juga Mikasa selama lima belas menit," ucap Kuklo yang berdiri di samping Rivaille.
Rivaille datar. "Kaupikir lima belas menit adalah waktu yang cukup untuk mempelajari teknik acroyoga?"
"Tidak." Kuklo memutar mata. "Kau tahu ini semua setting-an dari tim kreatif untuk mengeluarkan Eren dari kompetisi ... hanya jika ia tidak berhasil melakukan tantangannya—well, lihat, instruktur dan Mikasa sudah datang. Biar kutemani mereka."
Eren mendengar namanya dipanggil, lalu berjalan keluar tenda. Saat Eren berjalan melewati deretan kursi rias model lainnya, para model tampak mengawasinya. Perpaduan rasa tak suka dan penasaran menggantung di udara. Jean melirik kepadanya, lalu buru-buru membuang mukanya lagi. Eren cuek mendapatinya dirinya sedang dipandangi.
Ymir mendengus. "Aku tak tahu bagaimana mereka menentukan tantangan untuk kita, tapi jika ada yang diberikan tantangan tersulit, sepertinya model tersebut sangat dibenci."
Reiner dan Bertholdt saling berpandangan, tersenyum.
Jean dan Annie diam saja.
Rivaille menarik napas dalam-dalam. "Kuklo."
"Hm?"
"Katakan pada si instruktur untuk memberikan teknik yang mudah dipelajari dan tidak akan membuat bocah itu sakit pinggang selama seminggu. Pukul saja bokong bocah itu jika ia meminta pose aneh-aneh—"
Kuklo tersenyum. "Jangan khawatir, Rivaille, tapi maaf, kurasa bagian 'memukul bokong' tadi hanya bisa dilakukan olehmu."
*
Sudah berapa kali Rivaille meminta pertolongan Kuklo untuk mengawasi Eren selama berkompetisi? Tak terhitung.
Namun, di sinilah ia.
Di balik batang pohon kelapa gendut yang bersemut, dengan wajah gelap separuh, Rivaille mengintai Eren yang tengah rebah di atas matras.
Eren didampingi Kuklo, Mikasa, dan seorang instruktur yoga berkulit hitam. Ia diajari melakukan tiga buah pose acroyoga yang dianggap cukup sederhana, tetapi akan sangat atraktif saat ditangkap lewat kamera kelak.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAUTE [RivaEre Fanfiction]
FanfictionFotografer yang tak sekadar ingin memerangkap figur bermata hijau ke dalam kamera. Model berpikiran lurus yang menerima tantangan bertaruh tanpa tahu apa risikonya. [Won an Indonesian Fanfiction Awards 2013 for Best Romance Slash] First Published:...