Chapter 36.5

2.5K 319 44
                                    

Jangan lupa nonton Indonesia's Next Top Model Cycle 2. Seru!

tonton di Net TV tiap Kamis & Jumat atau di Youtube:  https://www.youtube.com/c/IndonesiasNextTopModels/videos



Dan tiba-tiba—sesuai dugaan Rivaille karena ia sudah begitu siap—momen itu datang. Momen menggemparkan yang membuat seisi rumah model dan juga netizen pengikut acara MNTM menarik napas dengan cepat. Eren Jaeger sudah menetapkan pilihan bahwa ia memilih Jean Kirstein, rekan satu agensinya yang malang, sebagai lelaki yang disukainya. Eren sudah tahu caranya menarik perhatian khalayak dan meninggikan rating, membuat gimik. Ia duduk bersila santai, mengungkap rahasia buatannya sendiri di hadapan kamera, di ruang konfesi.

Yeah ... aku sudah lama menyembunyikan perasaan ini. Meski aku tahu dia straight. Mau bagaimana lagi?

Semua orang yang menonton Mitras Next Top Model, saat acara ini disiarkan lewat TV kabel ataupun saluran resmi UTube, akan tahu. Eren Jaeger, mengaku gay, jatuh cinta pada teman model laki-lakinya sendiri.

Rivaille bisa memperkirakan reaksi orang-orang kelak. Selalu hanya dua; penerimaan atau hujatan. Mitras adalah kota maju yang menghargai berbagai perbedaan. Namun, kau tak bisa membuat semua orang menghargai jati diri dan preferensi seksualmu, terutama jika kau berhadapan dengan kelompok yang senang berkoar mengenai tak ada yang lebih berharga selain meneruskan keturunan sebanyak mungkin. Sebut juga kaum ekstremis penganut budaya dan agama tertentu. Well, Rivaille sendiri masih mengenakan topeng setebal zirah untuk berhadapan dengan dunia yang menentang.

Bagian yang mengkhawatirkan adalah Eren sudah bukan lagi remaja sumbu pendek yang bertingkah dahulu, berpikir nanti-nanti. Eren tahu persis risiko bermain api, tetapi ia tak takut terbakar. Eren sudah pandai berpikir matang dan menerima apa pun yang datang. Rivaille tak tahu apakah ia harus bangga atau takut, cepat atau lambat mungkin ia harus menghentikan laki-laki itu sebelum melampaui batas (meski ia tahu Eren tak akan mungkin bisa dihentikan dengan cara biasa. Dihukum dengan cara pukul bokong malah membuatnya keenakan).

Lihatlah Jean Kirstein, sang korban gimik. Kulit muka Jean sudah tak bisa dibedakan dengan kulit tomat, memerah nyaris tiap saat karena marah, malu, dan seterusnya. Suatu pagi ketika para model memanggang roti dan menggoreng telor sambil terkantuk, Eren akan menarik Jean ke tepi kolam renang, lalu berbisik cepat sebelum juru kamera MNTM mengejar mereka.

Eren memulai. "Jadi ...."

Jean melotot defensif. "Jadi? Jadi apa?!"

"Jadi, aku telanjur ... tak sengaja menyebut namamu saat di pantai," Eren cuek berkata, "tadinya aku ingin menyebut orang lain sebagai pengalihan, mungkin Kuklo. Tapi lidah ini tergelincir, kau tahu, dan malah menyebut namamu."

Jean mengumpat. Sialan kau. Mati sajalah kau.

"Ayo, Muka Kuda. Kau hanya cukup berpura-pura menjadi laki-laki yang kusukai." Eren bersidekap. "Kau tak perlu berakting membalas perasaanku. Aku hanya meminjam namamu. Tak ada ruginya untukmu, kan?"

"KAU GILA?!" Dia menunjuk tepat di tengah muka Eren, kemudian menunjuk dirinya sendiri dengan sangat miris. "KAU MENJADIKANKU KAMBING HITAM. JANGAN LIBATKAN AKU DALAM PERMAINANMU!"

Suara amukan Jean bisa terdengar hingga ke resor sebelah. Rivaille mendengarnya pada suatu pagi dari jendela kamar dan merasa sakit kepala.

Jean bersikeras menolak. Namun, Eren sudah telanjur meyakinkan Reiner, Bertholdt, Annie, dan entah siapa lagi bahwa Jean adalah lelaki yang disukainya. Meski Jean berteriak memaki dan menolak, ataupun meminta perlindungan kepada model lain di rumah itu, tak akan ada yang menolong.

HAUTE [RivaEre Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang