Novel RivaEre Aratte, HAUTE Fanbook vol01, dan merch HAUTE sekarang bisa dipesan via SHOPEE. Bisa gratis ongkir di sana. https://shopee.co.id/rashoura
Di chapter 38.9 ini ada beberapa paragraf yang di-cut dan diperhalus karena rating 18+, ya. Full-nya bisa dibaca di KK https://karyakarsa.com/rashoura/series/haute
*
Selamat merayakan Imlek dan liburan panjang bagi yang merayakan! Semoga HAUTE bisa terus menghibur!
*
"Eren Si Tukang Cari Mati". Persetan dengan Jean si Muka kuda yang mencetuskan ejekan itu pertama kali. Daripada "tukang cari mati", lebih tepat menyebut Eren Jaeger si pemberani atau si pengambil risiko yang ulung. Ya, Eren sudah tahu ia pantas disebut masokhis karena berani melakukan hal-hal gila, mau itu loncat ke laut, berdandan dengan lingerie wanita, termasuk saat menjalin hubungan dengan Rivaille. Tetap saja, menjadi masokhis secara totalitas hanya bisa dilakukan oleh orang paling berani sedunia. Benar, kan?
Seperti sekarang, Eren dengan penuh keberanian memerangkap Rivaille di atas ranjang dan menciumnya. Ia tak peduli mereka ada di sebuah suite hotel dengan tiga kamar tidur, yang di kamar sebelah ada Jean sedang mengorok. Belum lagi mestinya ada kamera CCTV di dalam kamar yang menangkap aktivitas mereka.
Kamera di seluruh ruangan ini bisa menangkap Eren yang mencium Rivaille dengan ganas. Eren tidak hanya membuat bibir mereka beradu, tetapi menggunakan giginya untuk menggerus bibir bawah Rivaille. Mendadak Eren ingin membuat tanda di bibir Rivaille. Kalau tanda di leher mudah ditutupi dengan baju berkerah tinggi, bagaimana dengan gigitan di bibir? Jadi, Eren menggigit bibir bawah Rivaille.
Rivaille mendelik, memaki. Pria itu langsung mendorong Eren sesaat setelah ia mengecap darah di bibir bawahnya.
"EREN—" geramnya dalam bisikan, ingin mengamuk. "Kau sengaja, ha?!"
"Maaf, aku tak sengaja menggigit terlalu kuat. Aku ingin kita tidur bersama malam ini," pinta Eren dengan pandangan yang kalem. Mendadak Eren yakin dia terdengar seperti daddy-daddy barusan—dia sudah mempelajari bagaimana para daddy beraksi di internet.
"Kau benar-benar gila," desis Rivaille, tetapi tidak benar-benar mencoba melepaskan diri.
"Aku tak paham kenapa kau menyukai orang gila dan masokhis sepertiku." Eren mulai mencopoti pakaiannya sendiri. "Kemarin kita tidak melakukan yang lebih jauh karena kau tak mau aku susah jalan di pagi hari. Besok tidak ada jadwal pemotretan, jadi malam ini melakukannya aman, kan?"
"Kau ingin melakukan yang sejauh apa?"
Eren membungkuk, menempelkan keningnya ke kening Rivaille. "Sejauh yang kita bisa."
Rivaille menahan napas. "Eren, meski tidak kelihatan, apa kau tahu mereka memasang kamera CCTV di kamar ini?"
"Biarkan saja. Kau bisa minta tim MNTM menghapus rekaman kita, kan? Dengan alasan rekaman tersebut tidak layak dipertontonkan di televisi."
"Moyangku bukan pemilik acara ini. Sekalipun ini acara moyangku, video seks kita bisa tetap jatuh ke tangan orang yang salah. Jadi hentikan semua ini."
Eren melepaskan kausnya, menurunkan ritsleting celananya sendiri. "Lalu, apa yang akan terjadi jika video seks kita ditonton orang lain? Apakah akan disebarkan ke internet untuk menjatuhkan reputasi kita? Apa kau marah jika itu terjadi, Levi?"
"Eren stop menelanjangi dirimu—Aku tidak pernah peduli dengan reputasiku. Yang perlu dipikirkan reputasimu. Kau tinggal selangkah lagi memenangkan kompetisi ini. Bisakah kau fokus?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HAUTE [RivaEre Fanfiction]
FanfictionFotografer yang tak sekadar ingin memerangkap figur bermata hijau ke dalam kamera. Model berpikiran lurus yang menerima tantangan bertaruh tanpa tahu apa risikonya. [Won an Indonesian Fanfiction Awards 2013 for Best Romance Slash] First Published:...