Chapter 38.6

2.4K 197 29
                                    

Apa kabar semuanya? Aku harap semua dalam keadaan baik, ya!

Aku juga dalam keadaan baik di sini. 

Maaf sudah lama enggak kembali. Kalau kalian bertanya-tanya kenapa aku sudah lama enggak aktif, kondisiku in real life ... cukup kesulitan. Aku udah enggak punya banyak waktu untuk nulis lagi. Enggak tau kondisi ini akan berlangsung sampai kapan. Semoga hanya dalam waktu beberapa bulan ini aja.

Bukan cuma HAUTE yang terbengkalai, tapi cerita Rashoura juga tersendat (kalau ada pembaca HAUTE yang juga mengikuti cerita Rashoura).

Yang bisa lancar update setiap hari adalah X Trilogy. Karena ceritanya udah selesai, tinggal aku tekan tombol publish aja. Bagi yang belum baca, silakan baca cerita itu, ya. Udah update sampai chapter 40.

Tapi aku tetap berusaha kembali sebisaku dan update sebisaku, sesedikit apa pun waktuku. Aku enggak akan berhenti nulis, ya. Aku masih punya mimpi someday bisa nulis dan update di Wattpad dan KaryaKarsa tiap hari. Sayangnya saat ini masih berkutat sebagai budak korporat yang hanya punya sedikit waktu istirahat. Maybe someday.

Selamat menikmati HAUTE chapter 38.6

-Ra



Annie memasak sarapan untuk mereka pagi ini.

Sarapan yang sunyi. Jean dan Annie tampak lebih segar dibandingkan semalam, tetapi tidak satu pun dari mereka berbicara.

Satu-satunya percakapan yang Jean buat pagi ini adalah ketika ia tak sengaja mengambil botol saus bersamaan dengan Eren. "Sorry," katanya. "Ambillah."

"Tidak, ambillah," kata Eren, mengambil botol sausnya lainnya dari lemari dapur.

Jean bahkan tidak bersemangat mengajaknya berdebat.

Mengesalkan.

"Kenapa kau menjadi sangat pendiam seperti ini?" tanya Eren saat Annie sudah selesai sarapan dan pergi menjauh dari mereka.

"Aku tak mau membicarakannya sekarang." Jean memalingkan matanya. "Aku hanya ingin fokus pada kompetisi ini sampai akhir. Bukankah itu juga yang kaulakukan?"

"Kau tahu kita bisa masuk tiga besar salah satunya berkat skor voting media sosial itu?"

"Yeah."

"Dengan kau diam seperti ini, kita akan melewatkan momen yang diinginkan penonton," kata Eren. "Tapi terserah kau saja."

"Argh. Aku benar-benar sedang banyak pikiran." Jean mengacak rambutnya sendiri. "Tolong, aku tak ingin membicarakan apa pun, setidaknya sampai kita menyelesaikan challenge hari ini."

"Fair enough."

Tak bisa dimungkiri Eren pun sedikit cemas dengan tantangan kali ini.

Rivaille tak pernah melebih-lebihkan. Ia akan berkata mudah jika mudah dan sulit jika sulit.

Tantangan seperti apa yang akan mereka hadapi hari ini?

Pukul delapan pagi, mereka mengenakan pakaian desainer lengkap, diminta membawa koper, dan berangkat dengan mobil. Eren tak tahu mobil ini membawa mereka ke mana. Tak pernah ada petunjuk pasti. Eren membiarkan dirinya tertidur sebentar di mobil, lalu saat membuka mata kembali, mereka telah tiba di bandara.

Mereka akan berangkat ke Jakarta siang itu juga dengan pesawat.

Perjalanan dari Denpasar ke Jakarta makan waktu sekitar dua jam dengan pesawat. Tidak ada waktu untuk menarik napas sejenak, setibanya di bandara, para model langsung diboyong ke tempat challenge.

HAUTE [RivaEre Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang