Armin Arlert membenci pembagian kelompok.Apabila frase di atas sedikit aneh menurutmu, Eren akan coba menjelaskan sebisanya. Well, Armin selalu membenci pembagian kelompok di sekolah. Entah itu di pelajaran olahraga, Fisika, Seni—pasti selalu ada pembagian tugas kelompok. Armin selalu berpisah kelompok dengan Mikasa dan Eren. Ia sering terdampar di kelompok yang isinya tukang tindas, yang malas mengerjakan tugas dan menimpakan seluruh pekerjaan kepadanya. Setiap kali guru membuat tugas kelompok dan memilih acak para siswanya, Armin pasti menghela napas secara traumatis.
Wujud dari trauma sahabatnya adalah kondisi ketika kau tidak bisa memilih di kelompok mana kau ingin bergabung. Ketika kau malah bergabung dengan kelompok asing, dengan anggota yang tidak menyukaimu, mengucilkanmu, atau menindasmu. Namun, mau tak mau kau harus melakukan segala cara untuk bertahan. Pasti ini sering terjadi di sekolah, kampus, tempat kerja, di mana pun, kepada siapa pun.
Biasanya Eren Jaeger sangat cuek dengan hal-hal semacam ini. Baru sekarang ia mengerti perasaan Armin.
Ini bukanlah pembagian kelompok pertama di MNTM, ketika ia terpaksa bekerja sama dengan musuh. Eren menduga ke depannya mungkin akan lebih pelik. Hanya bertahan yang ia bisa.
Meski anggota kelompoknya tak mau berbicara dengannya.
"Apa menurutmu yang harus kita berdua lakukan, Ymir?" tanya Jean.
"Aku belum terpikir apa konsepnya. Entahlah. Apa yang terlintas di benakmu?" Ymir balik bertanya.
Eren berkata, "Aku jarang bermain Instageram, tapi sebaiknya konsep yang berhubungan dengan fashion—"
"Bagaimana menurutmu, Jean," Ymir memotong kata-kata Eren.
"Untuk sementara kita berias dulu," kata Jean. "Kita lihat bagaimana konsep peserta lain."
"Okelah." Ymir mengangguk.
Eren mengerjap. "Apa? Waktu akan habis kalau menunggu peserta yang lai—"
Jean memotong kata-kata Eren. "Kita pergi ke ruang rias sekarang, Ymir, lihat bagaimana peserta lainnya."
"Aku setuju." Ymir mengangguk lagi.
Eren seperti nyamuk tolol di samping kedua model Rec/On ini. Ia tidak dilibatkan sama sekali. Percayalah, ia sudah berulang kali membuat percakapan.
Ymir dan Jean pergi ke ruang wardrobe dan bertemu para model yang sedang bertukar pakaian dengan konsep masing-masing. Reiner mengambil celana renang, Hitch bikini—mungkin mereka membuat konsep foto grup di kolam renang dan sejenisnya. Bertholdt berganti pakaian dengan piama dan Hiana mengenakan lingerie tidur merah jambu. Annie menyemir bulu matanya dengan maskara cokelat dan makeup minimalis. Apa mereka membuat konsep pesta piama? Hmm, mungkin mereka terinspirasi dari Rivaille yang memotret semua peserta bangun tidur.
Jean menatap semua itu dan membunyikan tangan. "Aha, aku tahu!"
Ymir dan Eren langsung menatapnya. "Apa?"
"Kupikir bukan sesuatu yang kebetulan Sir Rivaille membangunkan kita dengan cara memotret muka bangun tidur. Kenapa tidak kita manfaatkan?"
Sebenarnya Eren juga terpercik oleh ide yang sama. Tak mungkin dia diam saja. "Sebenarnya aku sudah terpikir bahwa kita membuat konsep foto yang sehubungan dengan foto bangun tidur. Seperti konsep paparazi, atau apa namanya—"
Jean tidak menghiraukan Eren. "—Berhubung tim Hiana sepertinya membuat konsep pesta piama, kita tidak bisa meniru mereka. Bagaimana dengan konsep foto aktivitas model bangun tidur!"
Ymir memutar mata, berpikir. "Ya, aku bisa menangkap idemu. Mungkin duduk di sofa dengan piama, sarapan, minum kopi, dan shake kesehatan sebelum senam pagi. Kegiatan sehari-hari model saat bangun tidur."
KAMU SEDANG MEMBACA
HAUTE [RivaEre Fanfiction]
FanfictionFotografer yang tak sekadar ingin memerangkap figur bermata hijau ke dalam kamera. Model berpikiran lurus yang menerima tantangan bertaruh tanpa tahu apa risikonya. [Won an Indonesian Fanfiction Awards 2013 for Best Romance Slash] First Published:...