Nifa menarik napas singkat, sebelum ia memanggil, "Jean dan Hitch, silakan maju ke depan."
Lesu, pasangan model itu maju bersama-sama. Meski Nifa belum berbicara sepatah kata pun, Jean Kirstein sudah bergetar. Eren ingat ia pernah berjalan bersama Jean pada malam penyisihan semifinalis. Ketika itu pundak Jean juga bergetar begitu hebat.
Jean sangat ingin bertahan di kompetisi ini, lebih dari siapa pun.
Sementara Hitch sudah di ambang kepasrahan. Tak ada lagi sikap sombong atau dagu yang menunjuk ke langit. Ia seperti sudah bersiap-siap pulang, sesenggukan menatap Nifa di hadapannya.
Nifa menatap mereka satu per satu dan berkata, "Dua model menawan berdiri di hadapanku saat ini. Kalian tahu? Setiap minggunya aku harus bersedih melihat salah satu di antara kalian pulang, tetapi di dalam kompetisi, kau mesti tahu kapan harus maju, dan kapan harus mundur. Di antara kalian berdua, siapakah yang akan maju melanjutkan perjalanan ini?"
Di samping kiri Eren, Marlowe meremas kepalan tangannya sendiri, berdoa, gelisah. Ia berharap agar Hitch tetap tinggal.
Di samping kanannya, Sasha dan Ymir tentu saja berharap-harap cemas untuk Jean.
Eren tak bisa memilih di antara mereka berdua.
"Jean Kirstein, kau adalah salah satu model dengan wajah terkuat, dan beberapa fotomu berhasil memukau para juri. Namun, sampai dengan minggu ini, kau hanya sedikit memperlihatkan kemajuan dalam berfoto. Foto challenge-mu cukup bagus, tapi hanya foto itu saja tidaklah cukup. Kau bahkan tidak bisa menjaga sikap untuk memukul temanmu sendiri, yang mengakibatkan pengurangan skor."
Jean tertunduk dalam, mengepalkan tangan.
"Hitch Dreyse, kau bukan hanya memiliki wajah cantik dan rambut berpotongan edgy. Aku suka dengan caramu bergerak di depan kamera seolah-olah kau begitu percaya diri, menguasai kami semua. Akan tetapi, aku dan para juri menandaimu dari minggu ke minggu, sebagai sosok model yang sulit diatur. Pada saat makeover, kau mengkritik gaya rambutmu, kau seperti tahu riasan yang terbaik untukmu dan menyepelekan stylist kami. Kau juga sering tidak mau diajak bekerja sama dengan tim. Sikapmu bukanlah model profesional."
Hitch bergeleng. Air matanya jatuh. "Kumohon, Nifa, aku masih ingin berada di sini. Aku mau memperbaiki semua itu."
Nifa mengangguk. "Jadi, siapa yang akan bertahan di kompetisi ini?"
Inilah detik-detik mendebarkan ketika layar televisi mengeluarkan akumulasi total perolehan skor. Jean dan Hitch tanpa sadar bergandengan tangan erat, sambil memandang horor ke arah layar kaca.
Eren menelan ludah, menunggu, menyaksikan.
Sekitar sepuluh detik yang membuat kaki semua orang lemas, layar televisi menggelap dengan total perolehan skor kedua model.
Keduanya sama-sama mendapat total skor 0.
Nifa menyingkap selembar foto di tangannya. Selembar foto tersebut seharusnya menampilkan foto wajah model yang berhak melaju ke minggu berikutnya. Di dalam foto itu, wajah Jean dan Hitch bersebelahan.
Hitch dan Jean menahan napas bersama-sama.
"Hiana mengundurkan diri sore ini. Oleh sebab itu, aku dan tim MNTM berembuk agar bisa memberikan kalian kesempatan kedua untuk dapat melaju menuju minggu berikutnya, dan kalian pantas mendapatkan kesempatan. Skor kalian nol karena yang berarti kami me-reset-nya. Jadi, selamat, Jean dan Hitch. Tidak ada eliminasi untuk minggu ini. Kalian berdua lolos dari eliminasi minggu ini!"
Jean langsung jatuh berlutut. Hitch menutup mukanya, menangis.
Eren tersenyum sangat lebar. Dia bersama Marlowe spontan menghampiri Hitch, yang berdiri paling dekat, dan memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAUTE [RivaEre Fanfiction]
FanfictionFotografer yang tak sekadar ingin memerangkap figur bermata hijau ke dalam kamera. Model berpikiran lurus yang menerima tantangan bertaruh tanpa tahu apa risikonya. [Won an Indonesian Fanfiction Awards 2013 for Best Romance Slash] First Published:...