Karena sepertinya kita tidak bisa berjumpa lagi dalam waktu dekat, izinkan aku untuk mengucapkan selamat Idulfitri 1443 H bagi teman-teman yang merayakan. Mohon maaf lahir dan batin kepada teman-teman semua atas kesalahan dan kekuranganku selama ini. 🙏
-Ra
-------
Klien keempat akan menjadi penentu. Dengan keberadaan Sir Rivaille di sini, mereka akan langsung dinilai di tempat.
Jika para desainer sebelumnya meminta mereka berjalan dengan ekspresi dan gestur khusus, desainer kali ini tidak memberikan petunjuk apa pun. Sir Rivaille yang menginstruksi: Jalan saja, bawakan pakaiannya sebaik mungkin. Berjalan tanpa arahan akan menjadi tantangan sulit bagi model, apalagi membawakan busana dari kain etnik Indonesia. Ini di luar zona nyaman.
Urutannya dimulai dari Reiner, menyusul Annie, lalu Bertholdt. Eren dan Jean menjadi peserta terakhir. Bagus. Berhubung jadi yang terakhir, Jean bisa mengamati cara berjalan para kompetitor. Ia juga bisa menilai dari ekspresi wajah sang desainer dan menangkap hints, gaya berjalan seperti apa yang membuatnya terpuaskan.
Reiner maju untuk catwalk setelah aba-aba satu dua tiga. Ia mengenakan busana dengan cutting tak beraturan, perpaduan kain batik dan endek Bali. Reiner punya badan yang paling bagus di antara model lelaki dan cara berjalan yang lumayan—Jean harus mengakui itu. Saat Reiner melangkah dengan gagah ke depan, sang desainer menatap dengan anggukan apresiasi dan senyum tipis, sedangkan Sir Rivaille di sampingnya menatap sangat intens, seperti ingin menguliti.
Benar dugaan Jean. Entah untuk alasan apa gaya jalan mereka sedang dinilai habis-habisan di tempat ini! Jean mulai berkeringat dingin.
Selanjutnya Annie yang berjalan. Drama yang di-setting Eren untuk dirinya dan Bertholdt tidak tampak mengganggu gadis itu. Annie berjalan cukup tenang awalnya, tetapi saat melewati Sir Rivaille, bisa kaulihat sedikit ketegangan di wajahnya. Cara berjalannya menjadi terlalu tergesa untuk membawakan pakaian tradisional. Jean yang model lelaki saja tahu bahwa itu bukan jalan yang baik untuk model wanita. Kurang gemulai. Terlalu robotik.
Bertholdt menyusul setelah Annie, dan sialan, Jean harus mengakui bahwa Bertholdt adalah model runway paling baik di antara mereka. Bertholdt melangkah dengan celana kain berpola dekonstruktif yang sepertinya sulit dibawa mengayun ke depan, tetapi ia berhasil ... sampai akhirnya ia berjalan cukup jauh di ujung, lalu di depan cermin, kau bisa melihat mata dan kakinya kurang sinkron. Bertholdt tersandung.
Bertholdt, model runway paling berpengalaman di antara mereka, bisa tersandung di atas karpet datar!
Ha! Jean berusaha mengontrol wajahnya agar tidak tersenyum atau tertawa di tempat. Apa pun itu, puas sekali rasanya melihat lawan mereka terguncang.
Saat kembali, Bertholdt sudah tak bisa mengontrol ekspresi. Ia terlihat gusar, panik, menyesal. Ia telah gagal melakukan catwalk dengan baik. Desainer lokal menatap dengan wajah kasihan (pasti Bertholdt tak akan dipilih olehnya), dan Sir Rivaille sangat datar. Satu lawan tumbang!
Eren berjalan berikutnya. Jean spontan mengamati, mengikuti cara Sir Rivaille menatap laki-laki itu lekat sekali.
Eren terlihat berjalan bagus dan fokusnya tak teralihkan, tetapi Jean tak ingin memujinya. Masih banyak kekurangan dari cara berjalan Eren. Mata Eren memang tajam saat ia menatap satu garis lurus di depannya, tetapi ia sering melupakan pergerakan kedua tangannya yang mengayun di sisi tubuh. Sekali lagi, Jean merasa lebih percaya diri bisa berjalan lebih baik dari Eren!
Bagaimana? Apakah Sir Rivaille tetap akan memilih Eren meski jalannya tak bagus-bagus amat? Jean mengintip ekspresi pria itu.
Ekspresi Sir Rivaille sangat datar, mungkin lebih datar daripada ketika pria itu menatap Bertholdt.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAUTE [RivaEre Fanfiction]
FanfictionFotografer yang tak sekadar ingin memerangkap figur bermata hijau ke dalam kamera. Model berpikiran lurus yang menerima tantangan bertaruh tanpa tahu apa risikonya. [Won an Indonesian Fanfiction Awards 2013 for Best Romance Slash] First Published:...