PENTING BANGET INI, MOHON DIBACA:
Untuk kalian yang setia mengikuti cerita HAUTE, atau cerita saya lainnya yang sudah punya jadwal update tetap setiap minggu, disarankan untuk follow saya di Facebook! Setiap update part baru dan kalau ada masalah gak bisa update, PASTI saya kabari lewat status Twitter!
cek ⇨ Twitter: @ RayyanNareswara
Karena apa? Sering ada problem update di luar keinginan, kayak Wattpad error berat minggu kemarin yang bikin saya gak bisa update. Jadwal update berantakan. Bahkan saya gak bisa posting di wall Wattpad sama sekali saat itu (karena error) untuk ngasih tahu kalian perihal Wattpad lagi gawat. Postingan saya di wall baru nongol tiga hari kemudian dengan jumlah dobel-dobel. Pening deh. Oleh karena itu, setiap pengumuman penting tentang part baru yang gagal update pasti SELALU saya umumkan lewat Twitter.
Semua cerita saya sudah terjadwal updatenya setiap minggu, tetapi saya juga gak bisa berbuat apa-apa kalau Wattpad error. Maka dari itu, apabila saya gak update tepat waktu sesuai jadwal, itu berarti terjadi SESUATU! Segera cek Twitter saya.
====
Oke, enjoy part 2 dari bab 29 ini!
Saya dedikasikan untuk mereka yang setia nungguin Wattpad baikan dari error.
Bagi yang takut kurang greget dan gak puas karena baca part pendek HAUTE setiap minggunya, JANGAN BACA PART INI!!!!!!!! Instead, tunggu sampai semua partnya full menjadi 1 bab penuh. Jadi caranya silakan baca HAUTE sebulan atau dua bulan sekali demi kepuasan pribadi kalau sudah terbiasa dengan bab yang panjang.
.
.
.
Di atasnya saat ini, ada bulatan hitam kamera DSLR, yang sedang dipegangi pria dari dalam mimpi. Wajah terkejut Eren yang superkusut, ileran, dan tolol sehabis bangun tidur pagi berhasil diabadikan ke dalam kamera.
Eren terlalu terkejut sampai tak bisa berkata-kata.
Wajah sang fotografer di balik kamera itu muncul. Ia menatap muka bangun tidur modelnya dengan wajah yang datar, dan berkata, "Bangun, Bocah."
Spontan Eren langsung melempar selimutnya ke samping, mengenai Bertholdt yang masih tidur pulas. "Lev—Uffhh—"
"Jangan berisik," bisik Rivaille, mencoba menekan Eren kembali ke ranjang dengan satu tangan kekarnya. Wajah tampan mendekat, seolah-olah ingin meyakinkan Eren bahwa ia benar-benar Rivaille—Levi Ackerman, bukan makhluk dari dalam mimpi. Jemari pria itu hangat, menyusuri sedikit kulit lengan Eren yang tampak di bawah kaus berlengan pendeknya. Detik itu juga, Eren disergap rasa nikmat yang hangat.
Ini masih pagi buta, dan Levi datang! Levi datang sesuai janjinya!
Levi tidak marah!!!
Namun, sebelum Eren bisa tersenyum keranjingan lebih lebar lagi, merasai napas hangat Rivaille atau bibir lembut itu mencumbui kulitnya, detik berikutnya malah kegelapan yang terlihat. Rivaille menutupi wajah Eren dengan selimut, dan tahu-tahu ia pergi begitu saja.
Eren terdiam, menyingkap selimut itu dan mencari ke mana Rivaille pergi. Dengan kameranya, pria itu berpindah menyasar wajah tidur Bertholdt, dan dengan sengaja mengguncang tubuh lelaki jangkung itu supaya bangun. Tepat saat Bertholdt tersentak kaget dengan wajah linglung dan kusut, Rivaille menjepret kameranya. Nah, sekarang wajah bangun tidur Bertholdt pun terabadikan. Di belakang Rivaille, ada kamera reality show MTNM mengikuti, merekam aktivitasnya.
Sekarang Eren paham apa yang sedang terjadi.
Selanjutnya Rivaille berpindah dari kamar VVIP Nifa's Suite menuju lantai berikutnya, kamar anggota Rec/On yang sedang tidur dengan jeleknya. Rivaille memotret wajah bangun tidur mereka satu per satu. Jean, Sasha, Ymir, selanjutnya Hiana, Hitch, Marlowe. Reiner dan Annie juga tidak ketinggalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAUTE [RivaEre Fanfiction]
FanficFotografer yang tak sekadar ingin memerangkap figur bermata hijau ke dalam kamera. Model berpikiran lurus yang menerima tantangan bertaruh tanpa tahu apa risikonya. [Won an Indonesian Fanfiction Awards 2013 for Best Romance Slash] First Published:...