X Trilogy udah tayang di Wattpad, ya!
Jean berada di tim yang kalah.
....
Ide ini terbesit begitu saja di pikiran Jean.
Mungkin satu-satunya cara untuk menyelamatkan keadaan.
Entahlah, barangkali saat kau tenggelam di titik terendah dan nyaris putus asa, Tuhan memberimu kekuatan untuk berenang dari dasar lautan.
Tinggal sembilan menit sebelum sesi latihan mereka berakhir.
Jean berlari keluar dari ruangan itu.
Kuklo bilang ia bersedia untuk membantu sebagai mentor jika mereka butuh bantuan.
Itu artinya Jean pun berhak meminta bantuan dari salah satu mentor mereka, bukankah begitu?
Maka, Jean menghampiri Sir Rivaille yang sedang duduk merokok di coffee shop. Sambil menelan ludah, Jean memohon dengan suara serak.
"Sir Rivaille, maaf, bisakah kau menolongku?"
Sir Rivaille menatap Jean dengan pandangan yang datar itu. "Apa lagi, Kirstein? Kau minta aku jadi guru catwalk-mu. Kau salah orang. Pergilah kepada Kuklo—"
"Bukan untukku, Sir. Bisakah kau bantu Eren berjalan dengan menjadi pasangannya sebentar?"
x
x
Jean tahu ia sudah gila saat meminta bantuan Sir Rivaille.
Dan kau tahu siapa yang lebih gila darinya? Sir Rivaille sendiri.
Setelah Jean meminta "Bisakah kau bantu Eren berjalan dengan menjadi pasangannya sebentar?", Sir Rivaille memberikan reaksi terganjil yang Jean pernah lihat selama beberapa bulan terakhir.
Pria itu diam kurang lebih dua atau tiga detik, lalu tiba-tiba saja Sir Rivaille mematikan rokoknya, beranjak dari kursi tanpa menatap Jean lagi. Tak ada konfirmasi "ya" atau "tidak". Jean pikir Sir Rivaille pergi mengabaikannya, ke toilet atau membeli rokok.
Sir Rivaille berjalan ke arah ruang latihannya bersama Eren.
Jean berdebar.
Kehadiran Sir Rivaille membuat Reiner berhenti bercanda tawa dengan para kru. Annie juga kembali sedingin es, mengawasi. Kuklo diam menatap. Ruangan itu mendadak senyap seolah mereka bersiap disidak.
Eren sedang sibuk berlatih runway sendirian saat itu, tak peduli mestinya ia harus latihan berjalan kompak dengan Jean. Saat melihat penampakan Sir Rivaille lewat cermin, berdiri tak jauh darinya, Eren tergugu, berhenti, sol sepatunya berdecit.
Reaksi pertama Eren adalah mendelik pada Jean. Matanya yang tajam itu menukik dengan berengseknya.
Apa kau yang memanggil Sir Rivaille ke sini? Mereka bertelepati.
Pasti Eren panik kedatangan kekasihnya yang pemarah. Ha! Rasakan itu!
Jean memelototinya balik. Memangnya kenapa? Ini karena kau sangat payah jadi aku terpaksa memanggil Sir Rivaille!
Sir Rivaille berjongkok menekan tombol pemutar musik, memutar lagu pengiring yang Eren pilihkan. " ... Kenapa kau pilih lagu ini?"
Eren tampak berpikir dulu sebelum menjawab. Tumben ia bisa berpikir!
"Karena aku suka lagu itu."
"Lagu ini?" Sir Rivaille mengerjap pelan. "Ini lagu yang—"
"Yang ada di playlist-mu," Eren menimpali. "Kau pernah memutarnya saat melatihku di apartemenmu. Aku suka dengan semua lagu yang ada di playlist-mu."
KAMU SEDANG MEMBACA
HAUTE [RivaEre Fanfiction]
FanfictionFotografer yang tak sekadar ingin memerangkap figur bermata hijau ke dalam kamera. Model berpikiran lurus yang menerima tantangan bertaruh tanpa tahu apa risikonya. [Won an Indonesian Fanfiction Awards 2013 for Best Romance Slash] First Published:...