Chapter 37.2

1.9K 284 24
                                    

Hasilnya sangat tipis.

-

Bertholdt: 18 (skor juri) + 2.560 (voting media sosial)

Jean: 17 (skor juri) + 4.689 (voting media sosial)

-

Nama Jean menyala terang di layar, sedangkan Bertholdt meredup muram.

Mematung sesaat, Jean tak menyangka dengan hasilnya.

"Selamat, Jean. Kau masih dapat melaju ke empat besar, berkat voting dari penonton yang tiba-tiba membeludak di media sosial untukmu. Wow, sepertinya kau sangat disukai akhir-akhir ini. Cobalah untuk merangkak lebih tinggi minggu depan dan jangan sampai membuat kami kecewa karena sudah mengeliminasi Bertholdt minggu ini."

Miss Nifa membalik foto di tangannya dan menyerahkannya pada Jean.

Kaki Jean lemas.

Lemas luar biasa.

Setelah Miss Nifa memeluknya, Jean tersungkur untuk bersujud penuh terima kasih.

....

Seseorang datang menarik Jean untuk berdiri.

Jean tak sempat bernapas saat ia melihat orang ini mendekat. Pipi Jean ditangkup dan wajahnya ditarik maju.

Di depan kamera yang masih live.

Di depan para kru, model, dan para juri.

Di depan Sir Rivaille.

Eren tiba-tiba mendekat untuk menciumnya.

....

....

Ciuman itu mendarat tepat di pipi Jean yang merah padam.

Jean terlalu terkejut sampai ia terduduk di lantai.

Para kru terperangah. Juru kamera realitas sampai lupa menurunkan kamera.

Wajah Sir Rivaille tidak terlihat jelas. Gelap. Terlalu gelap.

"Dare dari Reiner sudah kulakukan," Eren tegas mengumumkan di tengah keheningan canggung itu. "Terima kasih untuk para juri dan kru yang bertugas malam ini." Ia membungkuk kalem kepada semua orang tanpa rasa bersalah.

Reiner, yang ikut terdiam cukup lama, akhirnya meledak tertawa keras. "Oh, ketika kubilang berciuman, yang kumaksud adalah berciuman bibir!"

Eren tersenyum tipis. "Kau tidak menyebut kata 'bibir' sama sekali."

"Well, salahku, tapi kalau hanya mencium pipi aku pun bisa mencium semua temanku di pipi. Ini terlalu mudah, Eren, bilang saja kalau kau tak sanggup melakukannya karena hanya berpura-pura, atau terlalu pengecut."

Eren Jaeger menyurutkan senyumnya, lalu ia berkata dengan nada paling menusuk, "Maaf, tapi aku tidak akan mempermalukan orang yang kusukai dengan mencium bibirnya di hadapan kamera. Kau tak bisa memaksaku. Lagi pula, aku tak perlu membuktikan rasa sukaku pada seseorang dengan menciumnya di bibir."

Ooooh! Miss Nifa, Miss Hanji, dan semua orang (kecuali Sir Rivaille) yang menyaksikan kejadian itu dibuat terpesona oleh jawaban Eren. Juru kamera sampai tersenyum salah tingkah.

Drektitude.

Jean masih tersungkur di lantai, terengah, senang karena lolos dari eliminasi, syok dan geli karena ciuman di pipi. Campur aduk! Wajahnya masih merah padam, bahkan ketika kamera sudah tidak menyala hingga Eren menyodorkan tangan untuk menariknya berdiri. Jean menepis tangan itu dan memilih berdiri sendiri.

HAUTE [RivaEre Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang