Chapter 38.10

759 90 9
                                    

Haloo, maaf aku baru kembali. Baru bisa lanjut menulis lagi minggu ini di Wattpad ataupun KK.

HAUTE Chapter 38.10 ini menjadi part akhir chapter 39. Kompetisi MNTM sudah di puncak.

Pada chapter 39, kalian semua bisa melihat siapa pemenang MNTM, the last man standing.

So, menurut kalian, siapa yang bakal jadi juara 1 MNTM?  

Siapa yang akan jadi juara 1 di hati Eren--oh ini udah jelas, ya.

***

Di chapter 38.10 ini ada beberapa kalimat yang dihilangkan dan diperhalus karena rating 18+, ya. Full-nya bisa dibaca di KK https://karyakarsa.com/rashoura/series/haute

***

Pengumuman lainnya dariku:

Dalam waktu dekat aku akan buka writing commission / jasa menulis cerita / ghost writer / jasa konsultasi kembali. Terakhir aku buka jasa writing comission ini tahun 2016/2017. Ada yang pernah ikutan? Aku akan kembali buka rutin tiap bulan dengan slot terbatas. Apabila kamu tertarik memesan jasaku, silakan hubungi aku via Twitter / WA / IG, ya.




"Levi," bisik Eren serius dengan napas terengah. "Teruslah menyentuhku, kau juga boleh memasukiku jika kau ingin, tapi ... jangan menoleh ke kanan."

"Apa—"

"Jangan menoleh ke kanan," desis Eren lagi, kali ini sambil menggigiti daun telinga Rivaille. "Di balik gorden itu, ada ... seseorang di sana yang sejak tadi merekam kita dengan ponsel."

" .... "

"Teruslah berpura-pura ... sampai dia lengah, aku akan menangkap bajingan penguntit ini."

Rivaille benar-benar berhenti bergerak.

Bola matanya yang kecil dan kelabu itu terbeliak.

Eren terus menggerakkan pinggul dengan tenang, penuh kalkulasi. Berfokus pada rasa panas antara kulit mereka. "Kalau kau sudah mengerti, beri aku tanda. Kau bisa memukul bokongku."

Rivaille masih diam, mungkin kira-kira tiga puluh detik sebelum tiba-tiba saja pria itu duduk di ranjang, memangku tubuh Eren. Wajahnya tampak gelap, Eren tak bisa melihat jelas. Saat pria ini berwajah begitu gelap, Eren yang sudah matang dan penuh perhitungan pun bisa terdistraksi. Ia pikir Rivaille akan berpura-pura bergerak, tetapi satu tangan sang fotografer tiba-tiba menyentuhnya dengan cara-cara kurang ajar yang membuat Eren tak tahan untuk merintih, menyipit. Sentuhan Rivaille sedikit kasar, tak bisa diprediksi. Rivaille berbisik agar Eren berlutut di pangkuannya, lalu ia membuka mulut dan menelan Eren.

Ah. Eren mendongak, tidak mengira Rivaille akan sungguhan nekat mengerjai tubuhnya pada saat seperti ini. Panik? Sedikit. Ia harus bertahan.

Sensasi sentuhan membuat Eren ingin menjerit. Tidak. Ia tak boleh membuat suara. Drektitude. Ia mengeratkan rahangnya rapat-rapat untuk bertahan. Eren mau tetap terlihat macho dalam kondisi paling tersudut sekalipun.

"Aku ingin tahu," bisik Rivaille.

"Apa— Ah."

"Apa kau memang lebih terangsang jika kita melakukannya dalam keadaan penuh ketegangan seperti ini? Dengan cara memanfaatkanku?"

"Levi—shit—!" Eren menutup mulutnya sendiri dengan tangan. Dadanya membusung.

Di luar dugaan, Rivaille malah bertindak makin liar.

HAUTE [RivaEre Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang