Chapter 33.5

6.6K 942 248
                                    

UPDATE RUTIN SETIAP JUMAT (lihat pengumuman di bab sebelum ini yang berjudul "JADWAL UPDATE TERBARU HAUTE (back from hiatus)")

Selamat menikmati bab 33.5 HAUTE. Seperti biasa, enggak perlu vote atau comment, just read it and enjoy ... and share cerita ini ke teman-teman kamu yang suka RivaEre di luar sana.


Lagi, abu rokok terjatuh di atas meja putih.

Pria itu masih membiarkan gunungan kecil abu di meja. Asbak hanya beberapa jengkal dari sisi lengannya, sedangkan ia masih bergeming.

Kembali pandangannya jatuh pada jendela, mengawasi tetesan hujan yang kian deras.

Ini jarang terjadi. Baru saja ia melamunkan sesuatu yang aneh. Langit, segelap apa pun wujudnya, hanyalah berupa atap raksasa yang menudungi kepala mereka semua. Ia membayangkan awan-awan hitam di atas sana menumpahkan air hujan. Air itu mengenai jendela di hadapannya. Selanjutnya, ia membayangkan air hujan yang sama tengah membasahi jendela kamar seseorang.

Pria itu mengira-ngira. Apakah seseorang tersebut sedang menyaksikan pemandangan yang sama dengannya?

Pemandangan hujan.

Butiran air dingin yang menempel di kaca.

Pantulan langit malam hari yang kian pekat.

Diam-diam, ia membayangkan seseorang itu duduk di sampingnya. Namun, lamunannya harus buyar.

Ada seorang lelaki yang tiba-tiba menyeret kursi di sampingnya. "Levi—maksudku Rivaille, boleh aku duduk di sini?

Rivaille menoleh, bertatap muka dengan Kuklo.

Kuklo membalas tatap dalam diam. Ia seolah-olah menunggu Rivaille mengusirnya. 

"Aku hanya ingin mengingatkan. Malam ini kau ikut bersamaku ke rumah model untuk sesi mentoring."

Rivaille tidak berkata apa pun. Ia membuang puntung rokoknya, kemudian mengambil sebatang rokok baru dari kotak.

Kuklo menahan kotak rokok tersebut di atas meja. Ia berkata, "Eren tidak akan menyukainya."

"Apa?"

"Jika kau merokok terus tanpa henti seperti ini."

Mereka berpandangan.

Rivaille bernada sinis. "Kau tahu apa tentangnya?"

"Aku tidak tahu apa-apa tentangnya, jangan cemburu, tidak lebih banyak tahu darimu," ujar Kuklo, "ini bukan urusanku sama sekali, tapi kupikir kau harus tahu satu hal."

"Hm?"

"Ada sesuatu yang kukhawatirkan."

Rivaille menarik kotak rokok dari tangan Kuklo. Ia menyalakan sebatang baru, mengambil waktu cukup lama sebelum memantik api. "Aku mungkin bisa menerka," jawabnya.

Kuklo mengangguk. "Apabila kau tahu, seharusnya kau lebih berhati-hati dan tidak membiarkan Eren pergi."

"Bocah itu bisa menjaga diri. Keputusan ada padanya."

"Rivaille, izinkan aku bercerita. Ketika aku masih menjadi peserta MNTM, musimku, pada minggu keempat aku bermasalah dengan salah satu peserta. Kau belum menjadi juri saat itu, tapi mungkin pernah mendengar ceritanya."

Rivaille mengembuskan rokoknya mencapai jendela. Ia masih memunggungi lawan bicara, tetapi Kuklo tahu pria itu mendengar dengan saksama.

"Peserta ini adalah model wanita yang cerdas, tapi hanya sedikit foto bagus yang mampu ia hasilkan selama masa karantina. Kru acara ingin mempertahankannya di rumah itu untuk rating. Ia sangat bisa menjadi pemeran drama yang baik. Aku tidak ingin terlibat drama yang dibuatnya, tapi ia sengaja berulang kali mencari masalah denganku—karena aku kebetulan sering mendapatkan best photos. Ia berhasil membuatku dimusuhi seisi rumah. Kalian pikir itu hanya setting-an acara TV realitas, tapi ini real. Wanita ini punya sifat yang ... sedikit bermasalah. Ia tidak suka kekalahan. Ia akan lakukan berbagai cara untuk menjatuhkan orang lain."

HAUTE [RivaEre Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang