Chapter ini udah lebih dari 2000 kata. Kalau kamu masih bilang ini pendek, Wattpad kamu error sepertinya/kepotong. Caranya coba logout terus login lagi. Kalau kamu belum lihat kata "Bersambung", berarti error kepotong.
Kalau menurut kalian ini masih pendek, coba bacanya pelan-pelan aja dihayati atau kalian nabung baca. m(_ _)m Maaf aku enggak bisa nulis yang lebih panjang dari ini. Dulu janjinya adalah per part HAUTE maksimal 1500-2000 kata doang, lho. Namun, sebenarnya rata-rata part HAUTE yang kalian baca dari kemarin itu bisa nyampe lebih 3000-5000 kata, dan kadang lebih (enggak termasuk author note ya). Sesungguhnya, setiap part HAUTE itu jumlah katanya lebih banyak daripada cerita-ceritaku yang lain di Wattpad, lho. Bisa bandingin sendiri. Lebih dari ini maaf banget aku enggak bisa.
Update setiap hari JUMAT
Pagi itu mereka terbangun saat mendengar suara singa mengaum yang sangat keras. Sirene menyebalkan membangunkan mereka tepat sebelum matahari pagi menanjak di sebelah timur.
Eren adalah orang pertama yang terjaga sebab ia tidur di ruang tamu. Kru MNTM berpakaian safari meminta mereka keluar pondok dengan segera tanpa mandi atau melakukan apa pun. Tantangan photoshoot minggu ini sudah dimulai sejak bangun tidur pagi rupanya.
Hitch, dengan mata merah kurang tidurnya, berjalan sempoyongan sambil menggandeng lengan Marlowe saat mereka berjalan di tengah hutan cagar alam. Ymir membungkus tubuhnya dengan sweter tebal. Wajah bangun tidurnya persis seperti lelaki. Jean berjalan di sisinya sembari menggerutu kecil. Reiner terlihat kusut, mata lengket sebelah. Eren berjalan paling belakang, menendang kerikil sepanjang jalan sampai mengenai betis Jean.
Menit berikutnya, wajah Eren langsung segar saat ia melihat Rivaille berdiri di sana, di bawah lampu taman tepat di samping danau rekreasi. Annie, Bertholdt, dan Nifa juga sudah di sana.
"Selamat pagi, models," sapa Nifa. "Maaf sudah membangunkan kalian pagi-pagi sekali. Bagaimana rasanya tidur di pondok di bawah alam bebas? Ayo, bangun! Cuci muka kalian sekarang juga dengan air danau yang airnya ... wow, segar sekali! Kalian bisa melihat bagian dasar danaunya. Betapa jernih air danau di kawasan safari resort ini—"
Selagi Nifa mengucap pesan sponsor, satu per satu model mulai berjalan ke tepi danau. Eren menangkup tangannya dengan air danau malas-malasan dan membasuh wajahnya.
Airnya dingin seperti es, tetapi membuat seluruh saraf tubuhnya berdenyut, bangun. Yeah, memang sangat menyegarkan. Eren senang ia bisa melihat wajah Rivaille pagi ini tanpa mata belekan. Hal kecil seperti ini dapat menjadi motivasi.
Namun, Rivaille sama sekali tidak menatap kepadanya pagi ini. Pria itu bersedekap, menunggu Nifa selesai bicara agar ia bisa segera menyampaikan seburuk apa tantangan mereka kali ini.
"Menurut kalian, apa tantangan kali ini?" Rivaille membalikkan tanya tersebut.
"Um, berfoto dengan hewan, Sir," jawab Hitch dengan hidung berkerut.
"Itu terlalu mainstream, Hitch," balas Rivaille. "Kau sudah berjalan dengan hewan buas minggu ini."
"Berfoto dengan latar cagar alam—pemandangan yang paling menakjubkan ini." Reiner angkat bahu.
"Betul, tapi apakah berfoto dengan latar tempat wisata sudah cukup untuk menghasilkan foto yang pantas di majalah sekelas Vogue? Hari ini kalian akan menjalani pemotretan haute couture ...."
Para model langsung menegakkan punggung mereka.
" ... yang tentunya dengan konsep tidak biasa," lanjut Rivaille. "Tidak ada partner hewan buas yang akan mendampingi kalian hari ini. Kalian yang akan menjadi sebuas mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
HAUTE [RivaEre Fanfiction]
FanfictionFotografer yang tak sekadar ingin memerangkap figur bermata hijau ke dalam kamera. Model berpikiran lurus yang menerima tantangan bertaruh tanpa tahu apa risikonya. [Won an Indonesian Fanfiction Awards 2013 for Best Romance Slash] First Published:...