Jangan lupa HAUTE UPDATE RUTIN SETIAP JUMAT.
Lihat kalender. Kalau sudah hari JUMAT = HAUTE pasti tayang!
Meskipun aku enggak bikin status bahwa HAUTE bakal update atau sudah update, setiap hari Jumat kalian bisa ngecek langsung ke work ini untuk lihat update-nya.
Btw, kalau kalian ngerasa part HAUTE terlalu pendek, bacanya pelan-pelan aja dihayati. m(_ _)m Maaf aku enggak bisa nulis yang lebih panjang dari ini. Justru dulu janjinya adalah maksimal 1500-2000 kata doang per part. Namun, sebenarnya rata-rata part HAUTE yang kalian baca dari kemarin itu nyampe lebih 3000-5000 kata, dan kadang lebih (enggak termasuk author note ya).
.
.
Hari tantangan pertama minggu ini.
Bus MNTM menjemput lebih pagi daripada biasanya. Eren bangun cukup tepat waktu, bahkan menjadi pemakai kamar mandi pertama.
Namun, mandi di rumah model tak pernah lebih baik dibandingkan saat Eren berdua Armin di sepetak kecil kamar mandi apartemen rusun. Selalu ada gedoran pintu tak sabaran kepada siapa pun penguasa kamar mandi.
Sudah bisa ditebak, Jean Kirstein yang menggedor.
"Kau mandi lebih lama daripada perempuan."
Pagi-pagi Jean sudah senang mencari ribut. Eren sudah cukup dewasa untuk tidak lagi terpancing menonjok wajah kudanya. Jadi, Eren diam mengabaikan lelaki itu.
Tentu saja, Jean tak suka didiamkan. Ia akan terus berbicara sampai Eren mau membalas. "Tidak ada kata minta maaf? Jika kami terlambat menghadiri challenge hari ini, semua orang tahu siapa yang memakai kamar mandi paling lama."
Eren pikir tak ada salahnya ia membalas sedikit, "Kau juga seperti perempuan yang cerewet, Muka Kuda. Terus saja berbicara. Aku tidak akan mendengarmu. Ada lebih dari satu kamar mandi di rumah ini. Mengapa mengganggu kamar mandiku?"
"Aku selalu mandi di kamar mandi ini sejak tinggal di rumah ini. Bukankah kau yang biasanya mandi di lantai bawah bersama dua sahabat pengkhianatmu itu? Ah, ya, kau sepertinya sudah tidak dekat lagi dengan mereka."
Eren memutar kepalanya. "Terserah. Itu bukan urusanmu."
Jean menggeram, "Sikapmu yang seperti ini tak akan membawamu ke mana-mana di kompetisi ini, Tukang Cari Mati."
"Oh, apakah aku harus tidur sekamar denganmu lagi supaya aku bisa menang kompetisi ini?"
"Mungkin saja, mengingat aku pembawa keberuntungan," Jean mendengus, "tapi tentu saja itu tak mungkin terjadi karena kau bukan lagi temanku, kan? Sayang sekali."
"Jangan khawatir. Aku tak sudi tidur denganmu lagi. Baru sekali ini tubuhku berpindah-pindah saat tidur. Kau membuat kamar hotel kemarin itu menjadi sangat angker. Jawab, Jean, apa kau bisa menjelaskan bagaimana aku bisa tidur berpindah dari sofa ke tempat tidur? Apa jangan-jangan kau ...?"
Wajah Jean memerah. "Apa kau bilang? Aku tidak—"
"Boys, please." Hitch dengan balutan baju handuk tipisnya mengetuk lantai koridor. "Besok-besok kalian mandi berdua saja! Kasus selesai. Muka Kuda, jika kau tak mau mandi, keluarlah. Biar aku saja yang mandi."
Jean langsung menutup pintu kamar mandi.
Hitch melirik tersenyum kepada Eren. "Aku cemas dengan challenge hari ini, tapi entah mengapa pagi ini aku merasa lebih segar dari yang biasanya! Rasanya seperti aura positif menyelubungiku."
KAMU SEDANG MEMBACA
HAUTE [RivaEre Fanfiction]
FanfictionFotografer yang tak sekadar ingin memerangkap figur bermata hijau ke dalam kamera. Model berpikiran lurus yang menerima tantangan bertaruh tanpa tahu apa risikonya. [Won an Indonesian Fanfiction Awards 2013 for Best Romance Slash] First Published:...