UPDATE RUTIN SETIAP JUMAT (lihat pengumuman di bab sebelum ini yang berjudul "JADWAL UPDATE TERBARU HAUTE (back from hiatus)")
Aku senang ternyata kalian antusias menyambut kehadiran Grun, Last of Us, X Trilogy, HADE Dwilogy, dkk di Wattpad. Ini bikin aku antusias juga. Nantikan kehadiran mereka pada waktunya, ya.
Selamat menikmati bab 33.4 HAUTE. Kali ini aku berhasil nulis sedikit lebih panjang, sampai 3000 kata. Seperti biasa, enggak perlu vote atau comment, just read it and enjoy.
-
Abu rokok terjatuh di atas meja putih.
Sembari mencubit puntung rokok di antara jemarinya, pria itu tertegun. Ia tatap sejenak tumpahan abu yang berkumpul di meja, seolah-olah mengharapkan abunya dapat menghidupkan sesuatu. Ia mengembuskan napas perlahan, meniup sedikit abunya. Meja itu masih kotor, dan biasanya, ia membenci sesuatu yang kotor.
Namun, kali ini pria itu membiarkannya.
Pria itu juga membiarkan dirinya untuk terus merokok. Sudah habis tiga batang rokok hari ini, padahal ia sudah lama tidak merokok karena seseorang.
Dari meja putih itu, pandangannya berpindah ke jendela. Wajahnya terpantul pada kaca yang diburamkan bintik hujan. Tampak napas putih berembus dari bibirnya yang mengilat pucat, rahang yang keras, dan kerutan di bawah matanya yang memekat. Tanpa ekspresi, ia terus memandang hujan di jendela.
Ketukan sepatu hak tinggi mendekat dari belakang. Ia abaikan.
"Rivaille, sampai kapan kau ingin me-time, menyendiri? Ayolah, temani aku dalam rapat konsep photoshoot minggu ini."
"Ini bukan me-time, Nifa," jawabnya. "Aku hanya perlu istirahat. Aku tidak dibayar untuk menemanimu memilih foto."
"Waktu istirahat adalah me-time." Nifa mengangkat bahu. "Tak masalah apabila kau tak mau ikut rapat. Kau sedang melamunkan anak itu, ya?"
"Tidak."
"Masa?"
"Aku sedang beristirahat," lanjut Rivaille. Nada suaranya datar saja, tak ada kepura-puraan. Ia mungkin telah kenyang dengan berbagai masalah hidup sehingga nada suaranya selalu terdengar monoton.
Nifa menepuk pundaknya. "Hei, aku bukan Hanji, sahabat dekatmu."
"Hanji, Si Kacamata Busuk, bukan sahabat dekatku."
"Ya-ya, tapi aku pernah membina kerja sama yang cukup baik dengan Erwin, Rec/On. Aku sangat dekat dengan Hanji, bahkan sebelum ia menjadi desainer dan aku supermodel. Aku juga dekat dengan Petra, teman lamaku di sekolah. Mereka sering bercerita tentangmu."
Rivaille mengumpat, "C'est de la foutaise. Jangan dengarkan mereka."
"Tenang, mereka bercerita yang baik-baik saja. Katanya kau itu pekerja keras. Sayang, kau tak pernah membiarkan perasaanmu terlihat. Kau tak suka membuka diri kepada siapa pun. Kau makhluk misterius menyebalkan, yang anehnya malah membuat semua orang respect sekaligus ingin mendekatimu. Rivaille, bukannya aku ingin membuka kartu sahabat dekatku sendiri, tapi kupikir kau pun tahu. Petra sejak dulu sangat menyukaimu. Dia pernah menyatakan cinta kepadamu, tapi kau menolaknya, kan?"
Rivaille diam.
"Petra terlalu sering bercerita tentangmu sampai aku hapal dengan kebiasaanmu. Katanya, kau lebih suka menyendiri, menjaga jarak dengan banyak orang agar tak seorang pun dapat melihat emosimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
HAUTE [RivaEre Fanfiction]
FanfictionFotografer yang tak sekadar ingin memerangkap figur bermata hijau ke dalam kamera. Model berpikiran lurus yang menerima tantangan bertaruh tanpa tahu apa risikonya. [Won an Indonesian Fanfiction Awards 2013 for Best Romance Slash] First Published:...