"Rivaille," sebut Grisha.
Para wartawan menoleh ke arah pria yang namanya disebut.
Eren menahan napasnya.
"Aku ingin Rivaille berada di sini, bisakah kau maju sebentar?" pinta Grisha Jaeger.
.
.
Apa maunya?
Jean tak tahu apakah ayah Eren Jaeger punya kekuatan tertentu, tetapi nyaris semua orang diam setelah mendengar kata-kata Grisha. Mereka-mereka yang berakting wartawan saling pandang. Kru MNTM menjeda sejenak untuk mencerna.
Jean tak bisa melihat bagaimana reaksi Sir Rivaille (karena mohon maaf pria itu terbenam di antara pasukan paparazi). Namun, setelah kurang lebih sepuluh puluh detik Grisha Jaeger meminta Sir Rivaille maju—seperti seorang guru memanggil seorang siswa SMA untuk menjawab pertanyaan—Sir Rivaille diam saja. Grisha masih menunggu. Jean dan siapa pun yang ada di sana juga ikut menunggu.
Oh, dan kau harus lihat wajah Eren Jaeger saat ini.
Jean sampai ingin tertawa karena barangkali ini pertama kalinya ia melihat Eren terlihat sangat mengeraskan rahang. Jean dari jauh pun bisa mendengar geligi Eren bergemeretak. Apakah dia ketakutan? Pasti!
Miss Nifa yang maju seolah ia tim di balik kamera yang melaporkan galat. "Maaf, Mr. Jaeger, di challenge ini hanya boleh Anda dan Eren yang berada di sana, tidak boleh melibatkan pihak mana pun, apalagi salah satu juri kami."
"Ah, maafkan aku," Grisha membetulkan kacamatanya, "karena kulihat ada Rivaille di antara wartawan, jadi kupikir tak ada salahnya aku menyebut namanya dan memintanya datang .... "
"Yeah, maaf, Mr. Jaeger."
Sir Rivaille, muncul di antara kerumunan paparazi, menyela, "Nifa, kupikir tak masalah."
Miss Nifa mendelik dan tim MNTM yang berdiri tak jauh di belakangnya pun ikut mendelik. Jean juga mendelik.
Eren menatap kekasih rahasianya itu tanpa kedip.
Sir Rivaille benar-benar maju ke depan dan seolah ia sudah mempersiapkan diri sebelumnya, mengenakan setelan jas yang tampan. Ia bak petinggi industri hiburan yang menyelinap di antara wartawan. Lalu, ia sama sekali tidak ragu berdiri di samping Grisha Jaeger dan Eren Jaeger. Berengsek, Jean pikir, Sir Rivaille memang terlihat jantan sekali.
"Apa yang kauinginkan dariku, Mr. Jaeger?"
Mata Mr. Jaeger tak tampak di balik kacamata bulatnya, lalu tiba-tiba saja telapak tangannya yang dingin itu menepuk pundak Sir Rivaille, menariknya ke hadapan kamera. Momen itu terlalu cepat, bahkan juru kamera tidak sempat bergerak ligat untuk menangkap paras hangat di wajah Grisha Jaeger.
"Rivaille, dia inilah ... " ucap Grisha Jaeger, "jadi dia inilah pria yang menurutku paling berjasa membantu anakku untuk bisa sesukses sekarang."
Jepretan kamera mengudara dan kilatan blitz menghujani mereka.
Eren diam, menatap kekasih rahasia dan ayah kandungnya tak berkedip.
Sir Rivaille sedikit membulatkan mata. Dia mungkin sudah berekspektasi mengerikan.
Grisha berkata lagi, "Aku ingin Rivaille berdiri di antara kami, sekalian untuk berterima kasih padanya. Terima kasih sudah pernah menjadi manajer bagi putraku, mementori, dan membantu membesarkan namanya."
Diam sebentar, Sir Rivaille menoleh pada pria itu, lalu sedikit merendahkan kepalanya. "Aku tidak melakukan banyak hal untuk kesuksesannya. Eren Jaeger natural. Kau membesarkan putramu dengan sangat baik sehingga ia bisa menjadi seperti sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
HAUTE [RivaEre Fanfiction]
Fiksi PenggemarFotografer yang tak sekadar ingin memerangkap figur bermata hijau ke dalam kamera. Model berpikiran lurus yang menerima tantangan bertaruh tanpa tahu apa risikonya. [Won an Indonesian Fanfiction Awards 2013 for Best Romance Slash] First Published:...