Kerjaan kantorku makin hectic. Maklum semakin sibuk menjelang akhir tahun. Cuma punya sedikit banget waktu untuk main di Wattpad. Hari ini aku sempatkan nulis dan update HAUTE cuma sanggupnya nulis maksimal 1700 kata aja untuk part ini.
Untuk Jumat depan, ada kemungkinan aku enggak bisa update HAUTE. Masih kemungkinan. Kalau fixed enggak bisa update, akan aku kabari sehari sebelumnya.
Kunci kesuksesan group photoshoot mestinya adalah kekompakan. Eren telah cukup banyak diajarkan oleh Keisha selama mereka berlatih di studio Rec/On. Eren sudah diajarkan bagaimana caranya bergerak serentak dengan teman-temannya di dalam satu frame.
Tak semudah yang dibayangkan. Terutama ketika yang dinilai bukan hanya kekompakan, tetapi secara individual.
Bagaimana caranya untuk dapat menjadi egois menonjolkan diri sekaligus tetap terlihat kompak?
Drektitude. Sering kali Eren menyesal karena terlalu banyak diam saat Keisha mengajarinya. Mestinya ia bertanya. Beberapa kali Eren melakukan pemotretan grup, siapa pun yang menjadi partnernya, ia lebih sering kalah gaya. Eren baru berhasil membuat foto bagus dengan Jean sebagai partnernya di MNTM. Tentu itu hanya kebetulan.
Hitch menggandeng Eren sepanjang jalan dan baru melepaskannya setelah mereka tiba di tempat pemotretan. Pemotretan grup pertama mengambil latar persis di depan air terjun. Jean, Annie, Ymir, dan Marlowe diminta berdiri di antara bebatu. Ujung gaun panjang couture milik Annie menyentuh permukaan sungai, mengambang cantik seperti cahaya yang transparan.
Rivaille memotret mereka hanya dengan ditemani seorang asisten fotografer. Ia tidak merokok, sepenuhnya fokus.
"Cerita apa yang bisa kalian berikan padaku?" tanya Rivaille. "Kalian bukan hanya empat model yang berdiri di depan air terjun. Buat sebuah cerita untuk foto ini."
Jean menjawab gugup, "Um, err ... kami akan bergaya seperti gerombolan turis berpakaian mewah yang sedang menikmati pemandangan ini."
Rivaille memutar mata. "Annie, kau bisa memberiku cerita yang tidak klise dan membosankan?"
Annie mengangguk. "Karena ini konsep foto editorial, kubayangkan kami akan bergaya dengan pose-pose penuh pergerakan, yang akan terlihat menyatu dengan alam."
Ymir menambahkan dengan nada yang sedikit skeptis, "Salah satu dari kita mungkin akan terlihat seperti bidadari yang jatuh dari langit."
"Tidak buruk. Kalau begitu, aku ingin melihat kalian berempat bergerak secara sinkron. Jika harus jatuh, jatuhlah secara kompak," ujar Rivaille. "Lihat air terjun megah di belakang kalian? Buat movement seolah-olah kalian sedang menari di bawahnya. Kalian boleh empaskan air itu. Annie, kau boleh membasahi gaunmu jika perlu. Kirstein—kau dengar? Ke mana matamu?"
"Yessir!" Jean berseru, langsung beralih pada Rivaille.
Jean baru saja menatap ke arah Hitch—atau lebih tepatnya kepada Eren di tepi sungai.
"Jangan sia-siakan pemandangan indah di sekeliling kalian dengan foto yang buruk. Kau tidak serius, mata meleng sedikit saja, silakan angkat kaki," Rivaille membungkuk sehingga ia bisa meletakkan tripod sejajar dengan batu yang tak rata. "Siap?"
Rivaille jarang memberikan aba-aba tiga dua satu. Para peserta mulai terbiasa dipotret oleh pria itu. Mereka sudah bersiaga ketika jemari Rivaille menyentuh badan kamera. Lalu, ketika telunjuknya sudah menunjuk langit seperti itu, ia menekan tombol kamera. Frame pertama selesai tanpa napas.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAUTE [RivaEre Fanfiction]
FanfictionFotografer yang tak sekadar ingin memerangkap figur bermata hijau ke dalam kamera. Model berpikiran lurus yang menerima tantangan bertaruh tanpa tahu apa risikonya. [Won an Indonesian Fanfiction Awards 2013 for Best Romance Slash] First Published:...