Jeno menengok kearah langit yang sudah begitu mendung. Sepertinya sebentar lagi hujan. Dia menyesal tidak ikut pulang dengan Jaemin yang dijemput ayahnya, kalau sampai hujan deras Jeno bisa - bisa basah kuyup. Ditambah bis belum juga datang sedari tadi. Disaat galau seperti ini, tiba - tiba saja sebuah mobol bmw berwarna merah berhenti didepan halte bis. Jeno tidak peduli dengan mobil mewah yang jelas bukan milik orangtuanya. Tetapi dia tertarik pada sosok yang keluar dari dalam mobil, seorang laki - laki berwajah tampan dengan tubuh gagah perkasa, tubuh yang sudah kekar itu di balut dengan kemeja yang cukup ketat sehingga makin memperlihatkan tubuh indah laki - laki yang kini berdiri didepan Jeno.
"Halo om," sapa Jeno dengan cengiran lebar.
"Kau anak Donghae - ssi kan," kata si om - om tampan yang ada dihadapan Jeno.
Jeno menganggukkan kepala, bahaya ini, jangan - jangan dia yang imut, semok, manis, menggoda aduhai ini bakal diculik oleh om - om ganteng didepannya ini.
"Aku teman kantor ayahmu, Jung Yunho," kata Yunho, "Kau sedang menunggu bis ya."
"Iya..." jawab Jeno sembari mengingat - ingat tentang teman ayahnya ini. Dia memang mendengar beberapa kali ayahnya menyebut nama Yunho. Jadi om - om didepannya ini, benar teman ayahnya.
"Aku antar pulang ayo," kata Yunho.
"Beneran?" Jeno bangkit berdiri dengan senyuman lebar, karena terlalu bersemangat, dia sampai lupa belum makan sedari tadi dan perutnya berbunyi cukup keras. Jeno mengelus perutnya dengan senyuman malu - malu.
"Aku juga belum makan... ayo..."
Jeno menurut saja ketika Yunho mengandeng tangannya menuju mobil. Dia menurut saja, kapan lagi dapat keberuntungan seperti ini kan.
Jeno menatap berbinar pada isi meja yang ada dihadapannya. Ibunya saja dirumah jarang memasak yang begini mewah, dia kemudian menatap pada Yunho.
"Makanlah... kalau kurang, aku akan pesankan lagi untukmu," kata Yunho.
"Terima kasih ahjussi," Jeno mengambil sumpit dan segera makan dengan lahap. Menunggu dengan mata berbinar pada daging panggang yang belum matang, dia memakan ayam goreng terlebih dulu.
"Bagaimana sekolah? Lancar?" tanya Yunho.
Jeno kembali menatap pada Yunho, "Lancar om.. sebentar lagi ujian semester. Setelah itu liburan."
"Liburan biasanya kemana?" tanya Yunho lagi.
"Dirumah saja, biasanya sih aku malah kerja sambilan buat menambah uang jajan," senyuman Jeno tercipta melihat Yunho mengambilkan daging panggang dan meletakkan kedalam mangkuknya, "Terima kasih.."
Jeno memakan daging panggang yang begitu lezat, "Waaah... enak..."
"Kalau liburan pergi jalan - jalan denganku bagaimana?" tanya Yunho yang kali ini lebih berhati - hati.
Sembari mengunyah Jeno menatap cukup heran pada Yunho.
"Nanti aku minta izin ke Donghae," kata Yunho dengan senyuman lebar, "Kalau kau mau."
Didalam otak Jeno mulai muncul praduga jika om - om ganteng didepannya ini mencintainya. Tapi, kalau dia mengatakannya secara gamblang rasanya kok terlalu percaya diri. Ya Jeno tahu sih kalau dia memang ganteng, manis dan bahenol tapi masa baru bertemu tadi sore sudah jatuh cinta. Daripada bingung dan menduga - duga, Jeno memberanikan diri bertanya saja.
"Om ini.. daritadi baik padaku karena suka sama aku ya," kata Jeno begitu saja, sangat penuh percaya diri.
Yunho terdiam sejenak, ia menatap pada Jeno dan tersenyum lebar, "Iya... aku bahkan sudah bilang pada Donghae mau melamarmu setelah kau lulus SMA."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yaoi Oneshoot Series - Book 4
FanfictionBOYSLOVE!!!! GAY STORY!!! DONT LIKE DONT READ COUPLE ANEH YANG MEMBAWA KEBAHAGIAAN UPLOAD 3 HARI SEKALI, KECUALI BANYAK YANG KOMENTAR, BISA SEHARI UPLOAD 2 ATAU LANGSUNG 3 WAKAKAKAK