116. Hidup - (Mingi Ateez X BM Kard)

548 18 4
                                    

Kaki Mingi melangkah melewati koridor di sebuah gedung besar dan tinggi yang ada di pusat Seoul. Ia menganggukkan kepala beberapa kali pada para pegawai yang menyapanya. Ia meneruskan langkah kakinya sampai berakhir di sebuah ruangan paling ujung dengan seorang laki - laki usia paruh baya yang menyambutnya dengan senyuman lebar.

"Akhirnya datang juga kau," kata sang laki - laki paruh baya.

"Ada apa?" tanya Mingi yang memang tidak mau terlalu lama berbasa -basi. Ia sibuk dengan beberapa klien lainnya dan laki - laki dihadapannya ini hanyalah salah satu dari klien yang harus ditemuinya.

"Ini... aku ingin kau membunuh orang yang ada didalam sini," kata si laki - laki paruh baya.

Mingi mengambil amplop cokelat dari atas meja, "Deadlinenya?"

"Tidak lebih dari satu bulan," kata si laki - laki paruh baya, "Jika bisa selesai malam ini, akan kuberikan satu milyar untukmu."

Mingi menganggukkan kepala dan melangkahkan kaki keluar dari ruangan.

@@@@@

Mata sayu Matthew menatap kearah meja, ia melihat sebuah kertas berisi informasi seseorang. Matthew duduk dan mengambil kertas, ia baca dengan lebih seksama sampai kemudian ia meletakkan kertas dengan hentakan cukup keras dan menolehkan kepala kearah Mingi yang baru saja keluar dari salah satu ruangan di apartemen mereka. Matthew menatap pada Mingi yang memasukkan dua pistol ke sabuk.

"Jangan pergi," kata Matthew mendekat pada Mingi.

"Bayarannya besar, harus aku selesaikan malam ini," kata Mingi.

"Tapi sasaranmu itu..." Matthew menatap kembali kearah kertas informasi, "Dia bukan ornag sembarangan."

"Aku tahu," Mingi mengelus lembut pada pipi Matthew, "Aku tidak pernah gagal juga kan. Tidak usah menunggu aku pulang, tidur saja duluan."

"Tidak bisakah tidak usah kau lakukan," kata Matthew, "Uang tidak terlalu penting kan... maksudku, kita bisa mencari dengan jalan lain."

"Apa kau tidak percaya padaku, aku bisa melakukannya?" tanya Mingi.

"Bukan begitu, aku khawatir padamu," Matthew memeluk erat pada tubuh Mingi, "Untuk apa sih uang banyak - banyak, kalau kau terluka aku juga tetap sedih."

"Satu milyar lho kalau bisa aku selesaikan malam ini," Mingi mengecup lembut pada bibir kekasihnya.

"Aku khawatir... aku tidak terlalu peduli dengan jumlah uangnya, aku mohon kali ini tidak usah dilakukan," kata Matthew.

"Aku janji yang ini terakhir," kata Mingi, "Setelah aku mendapatkan uangnya, kita bisa hidup tenang di Thailand atau di Hawai seperti keinginanmu."

"Berjanjilah pulang dalam keadaan hidup," kata Matthew.

"Tenang saja aku akan pulang dalam keadaan hidup," balas Mingi yang kali ini melumat lembut pada bibir kekasihnya.

Matthew membalas lumatan bibir kekasihnya, ia tidak ingin melepaskan lumatannya dan malam ini berada dalam rengkuhan tubuh kekasihnya tetapi dengan sangat terpaksa ciumannya dengan sang kekasih terlepas. Matthew menatap kecewa pada Mingi namun melihat senyuman yang begitu lebar dan penuh keyakinan, Matthew hanya bisa mengantarkan kepergian kekasihnya dan berdoa akan keselamatan kekasihnya.

@@@@@

Nafas Mingi berderu dengan cukup kencang, ia menolehkan kepalanya kearah belakang dan melihat beberapa orang mengejarnya. Ia memegangi perutnya yang sudah terkena tusukan pisau. Ia menarik nafas beberapa kali dan memutar otak untuk bisa lolos dari situasi ini, ia sudah berjanji untuk pulang dalam keadaan hidup dengan kekasihnya.

Yaoi Oneshoot Series - Book 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang