Udara dingin berhembus dengan sangat tidak sopan, mengenai tubuh kurus Jisung yang berdiri diantara Jeno dan Jaemin yang menatap tajam kearahnya.
"Tentukan sekarang," kata Jaemin yang mendekat pada Jisung.
"Heh!!! Jangan dekat - dekat kalau Jisung belum menentukan," kata Jeno yang mendorong tubuh Jaemin.
"Jangan dorong - dorong kau ya..."
Jisung segera menghalangi Jeno dan Jaemin yang sudah mau baku hantam, "Bisa tidak sih kita membahas ini besok saja. Dingin ini...."
Jisung menolehkan kepala kekanan dan kekiri, dia tengah berdiri di tengah dek utama kapal pesiar mewah. Meskipun mewah tapi karena pembicaraan yang terjadi diantara mereka bertiga saat ini berjalan di jam 2 pagi tentu saja membuatnya tidak nyaman. Dingin yang semakin menusuk - nusuk tulangnya.
Jisung melangkah mendekat pada Jaemin dan Jeno, ia melingkarkan tangan pada lengan keduanya dan menggiring dua orang yang masih saja berebut dirinya yang manis ini semenjak mereka TK menuju kedalam.
"Masuk saja yuk, biar hangat..." kata Jisung.
Jaemin dan Jeno saling menatap, tanpa komando keduanya saling tersenyum lebar. Jisung yang mendadak merasakan hawa dingin yang agak - agak aneh menatap pada dua orang yang ada dikanan kirinya.
"Mau apa kalian?" tanya Jisung yang semakin panik saat Jeno tiba - tiba mengendong tubuhnya yang memang kurus sehingga mudah di gendong Jeno.
"Daripada pusing memilih, bagaimana kalau miliki saja kami berdua," kata Jaemin.
Jisung tidak berani memberontak di gendongan Jeno daripada jatuh dan pantatnya tersakiti. Tapi tidak memberontak juga tangan Jaemin mulai usil meremas - remas pantatnya.
"Tenang saja kami akan menyayangimu, melindungimu, mengasihimu," kata Jaemin yang menyempatkan diri mencium punggung tangan Jisung.
"Baiklah, kalau begitu aku menerima kalian berdua. Tapi... kalau berhubungan sex jangan masuk dua - duanya ya..." kata Jisung yang agak ngeri membayangkan dua penis masuk kedalam lubang analnya.
"Tenang saja, tidak akan aku kami lakukan," Jeno berhenti di depan kamar VIP miliknya, "Buka Jaemin!!"
"Siap!!!" Jaemin menjawab dengan tegas, tapi ia kemudian melotot kearah Jeno, "Kan kuncinya di kamu."
"Eh iya.. iya..." Jeno menurunkan Jisung.
Jisung menatap pada Jeno yang merogoh saku celana dan tidka menemukan kunci yang menghilang disaat darurat seperti ini. Jisung mendengus kesal. Dia kan sudah horny juga kenapa malah kuncinya menghilang.
"Kok.. tidak ada?" Jeno mengecek saku yang lain.
"Kau letakkan dimana?" Jaemin mulai geram pada tingkah Jeno yang belum juga menemukan kunci.
"Kamar Jaemin saja, kan cuma di depan ini..." Jisung menunjuk pada kamar VIP lainnya yang ada didepan kamar Jeno.
"Benar juga..." Jaemin merogoh saku bajunya.
Jisung menunggu reaksi dari Jaemin dan melihat dari reaksi Jaemin dia tahu kalau kunci Jaemin juga tidak ada.
"Kalian berdua ini bagaimana sih??? Kuncinya dimana?? Diingat - ingat dulu," kata Jisung yang benar - benar kesal.
"Tenang sayang... aku sudah menghubungi customer service," kata Jeno yang memang terlihat sedang menelepon seseorang.
"Huh..." Jisung mendengus kesal lagi.
"Dek Jisung... sama daddy saja yuk..."
Jisung menatap pada Jaehyun yang melambaikan tangan dari dalam kamar VIP lainnya yang sepertinya hangat dan bisa menghangatkannya. Jisung melangkahkan kaki dengan senyuman polos menuju pada Jaehyun.
Dengan sigap, Jeno dan Jaemin menghalangi langkah kaki Jisung.
"Ettts... jangan dong... ini kuncinya sudah ketemu kok.." Jaemin mengeluarkan kunci dari dalam saku celana bagian belakang.
"Punyaku lebih besar lho dek Jisung..." Jaehyun masih menggoda pada Jisung.
"Punyaku juga besar hyung... jangan ganggu kami.. sana kau coli saja..." kata Jeno buru - buru menarik Jisung kedalam kamar Jaemin.
Jaemin menyempatkan diri mengacungkan jari tengah pada Jaehyun sebelum ikut masuk dan mengunci pintu kamar dengan rapat - rapat.
Begitu sampai didalam kamar, karena ketiganya sudah sama - sama horny maka tanpa banyak bicara, Jisung yang langsung menempatkan diri, bersimpuh di depan dua laki - laki yang sibuk membuka celana masing - masing.
Jisung agak menyesal ketika melihat penis - penis yang tidak kecil. Bahkan untuk ukuran Jaemin yang berwajah manis ternyata penisnya cukup besar juga.
"Mantap kan..." kata Jeno dengan penuh kebanggaan.
"Sangat luar biasa, makanya jangan dimasukkan dua - duanya sekaligus," kata Jisung mulai mengelus - elus dan mengurut penis Jeno dan Jaemin bersamaan. Dua tangannya ini sudah sangat terampil, memang tidak pernah salah berteman dengan Chenle dan Haechan kan.
Jisung membuka mulutnya, menjilati ujung penis milik dua laki - laki yang secara sah sudah menjadi kekasihnya ini.
"Kita bahkan belum berciuman, tapi sudah langsung di servis begini," kata Jaemin yang mulai melenguh nikmat karena ternyata Jisung begitu pandai mengulum penis.
"Kalau tidak mau, hyung boleh tidur saja," kata Jisung sesaat setelah mengeluarkan penis Jaemin dari mulutnya.
"Mau kok... lanjutkan..."
Jisung tersenyum lebar, ia gantian memasukkan penis Jeno kedalam mulutnya. ukuran penis Jeno sedikitlebih besar, tapi punya Jaemin lebih panjang. Perpaduan yang sangat luar biasa, kalau masuk bersamaan bisa - bisa Jisung tidak bisa jalan selama 3 hari.
Jisung memilih berkonsentrasi dengan dua penis yang ada dihadapannya. Jisung menjejerkan dua penis dihadapannya dan kembali menjilat - jilat ujung penis Jeno dan Jaemin.
"Lanjut yang lain Jisung sayang.." Jaemin dengan semena - mena mengangkat tubuh Jisung dan membawa tubuh kurus Jisung hingga akhirnya terbaring diatas ranjang.
"Tenang hyung... jangan tergesa - gesa..." ucap Jisung yang sepertinya mulai agak menyesal karena memilih dua orang sekaligus sebagai kekasihnya.
Tapi, Jisung tahu jika dia tidak bisa mundur lagi apalagi ketika Jeno dan Jaemin sama - sama menaiki ranjang dan mendekat padanya.
Yuta berkacak pinggang sembari menghadap pada dinding tembok yang menjadi pembatas diantara kamarnya dengan kamar Jaemin.
"Kapal pesiar mahal begini, masa suara kamar sebelah bisa kedengaran sampai sini... ck..."
Yuta menolehkan kepala, menatap pada kekasihnya - Bang Chulyong yang ikut terbangun di pagi buta, mungkin karena mendengar Yuta ngomel - ngomel tidak jelas.
"Makanya, kalau dibilangin liburan memakai kapal pesiar milikku ya menurut saja," kata Chulyong.
"Ya kan sepi kalau hanya kita berdua di kapal pesiar sebesar ini," balas Yuta.
Chulyong mendekat pada Yuta dan segera memeluk tubuh kekasihnya dari belakang, "Kalau sepi kan bisa kita bikin rame."
Yuta sudah mau menghindari kekasihnya ini, tapi ciuman lembut pada lehernya membuatnya langsung pasrah saja. Lumayan buat saingan desahan dengan Jisung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yaoi Oneshoot Series - Book 4
Fiksi PenggemarBOYSLOVE!!!! GAY STORY!!! DONT LIKE DONT READ COUPLE ANEH YANG MEMBAWA KEBAHAGIAAN UPLOAD 3 HARI SEKALI, KECUALI BANYAK YANG KOMENTAR, BISA SEHARI UPLOAD 2 ATAU LANGSUNG 3 WAKAKAKAK