93. Happy-(Jimin X Namjoon BTS)

455 31 62
                                    

Maaf y kalau ceritanya jelek... Aku enggak biasa jadiin Jimin seme. Kalau Namjoon bottom mah enggak masalah, karena aku suka muscle bottom... Tapi Jimin seme hmmm.... Jadi maaf ya kalau jelek...

Selamat membaca

Jimin menatap kearah Namjoon tanpa bisa berkata apa - apa. Seingatnya dia yang lebih muda tapi kenapa...

"Pokoknya aku mau coba," kata Namjoon.

"Enggak usah... Ngeyel amat sih hyung dibilangin," Jimin mencoba untuk terus bersabar.

"Apa salahnya mencoba?? Kan belum tahu juga hasilnya," kata Namjoon.

"Ya kan.. di coba juga pasti gagal," kata Jimin.

"Kau menghinaku??"

Jimin menggelengkan kepala dengan cepat, "bukan begitu dong Namjoon hyung ku tersayang."

Jimin yang mendekat pada Namjoon dan mencoba untuk memeluk kekasihnya ini malah di dorong dengan semena - mena. Jimin yang mungil tentu saja terguling terjatuh.

"Pokoknya aku mau coba!!!" teriak Namjoon.

Jimin duduk dilantai setelah menyesuaikan diri dengan semua rasa sakit karena terjungkal. Ia menghela nafas panjang, "Ya sudah... Ayo..."

@@@@@

Jimin berdiri dengan waspada di pinggir lapangan. Tangannya melepaskan kacamata hitamnya, menatap dengan begitu serius kearah mobil milik kepolisian yang sedang digunakan oleh Namjoon untuk tes mendapatkan SIM.

Dan benar saja dugaan Jimin.

Ketika mobil melewati belokan, mobil dengan sukses menabrak cone berwarna oranye.

Ketika mobil melewati jalan lurus... Sekali lagi Jimin ulang... Jalan lurus, Namjoon sepertinya lupa menginjak rem dan sukses menabrak tembok.

"Haduh... Namjoon hyung...." Jimin berlari mendekat pada mobil yang bahkan bagian depannya rusak cukup parah. Tapi peduli setan dengan mobil, bisa dia ganti nanti. Dia ganti 100 juga bisa... Tapi kekasihnya kenap belum terlihat keluar dari mobil.

Tangan mungil Jimin membuka pintu mobil dan menemukan Namjoon yang sedang menangis diatas kemudi.

"Sudahlah hyung...." Jimin mengelus lembut pada punggung Namjoon, "Sudah ayo keluar... Malu sama pak polisi dan Bu polisi."

"Masa aku seumur hidup jadi penumpang," kata Namjoon sembari menghapus airmatanya.

"Ya tidak apa - apa kan.." Jimin tersenyum lebar, "Aku siap mengantar mu kemanapun kau m..."

"Bohong, kemarin aja enggak mau nganterin ke toko sepeda," potong Namjoon.

"Ya karena kau sudah punya 23 sepeda, buat apa nambah lagi. Lama - lama sepeda dirumah kita lebih banyk dari member NCT," kata Jimin.

"Tuh kan... Jadi aku gak boleh beli sepeda lagi. Terus bagaimana caraku menghabiskan uang milyaran di rekening???" Namjoon mulai merajuk.

"Banyak - banyak buat apa juga kan hyung. Punya sepeda cukup satu atau dua saja," kata Jimin.

"Enggak!!! Aku masih ingin beli sepeda lagi," kata Namjoon.

"Kau ini sebenarnya kesal karena gagal dapat SIM atau karena kemarin tidak diantar beli sepeda?" Jimin berkacak pinggang.

"Aku kesal kau merayu Beomgyu..."

Alis Jimin naik sebelah.

'Kenapa beda lagi??? Jadi kesalnya karena kemarin aku menggoda Beomgyu.. padahal cabe - cabean itu yang merayu untuk mendapatkan foto dan tanda tanganku buat dijual lagi... Ckckckckck' keluh Jimin didalam hati.

"Tuh kan.. kau diam.. memikirkan Beomgyu ya," tuduh Namjoon.

"Enggak kok..." Jimin mendekat pada Namjoon dan untung kali ini tidak di dorong lagi. Jimin mencium lembut pada pipi Namjoon, "Sudah yuk pulang... Janji enggak dekat - dekat dengan Beomgyu deh."

"Antar beli sepeda," kata Namjoon menatap pada Jimin.

"Iya.. ayo.. mau beli sepeda terbang juga aku temenin," balas Jimin yang mencoba untuk melepaskan sabuk pengaman yang melingkari pinggang Namjoon. Niat Jimin mau langsung menyingkir dari hadapan Namjoon, tapi kalau tidak mencuri kesempatan bukan Jimin namanya kan.

Jimin mendekatkan wajahnya dan melumat pada bibir tebal Namjoon yang selalu menjadi candu untuknya.

Mata Namjoon terbelalak lebar, karena tindakan Jimin, apalagi kekasihnya ini tidak menyingkir dan malah memperdalam ciumannya.

"Ehem!!!"

Namjoon mendorong keras pada tubuh Jimin hingga ciuman mereka terlepas. Karena kerasnya dorongan Namjoon, tubuh Jimin sampai berpura - putar hingga akhirnya berhenti di depan sosok polisi yang berkacak pinggang didepannya.

"Ehehehe..." Jimin hanya bisa nyengir lebar.

@@@@@

Demi melihat kebahagiaan Namjoon, Jimin benar - benar mengantar kekasihnya itu untuk membeli sepeda. Melihat Namjoon yang sibuk memilih sepeda kesana kemari membuatnya tersenyum senang. Ia membiarkan Namjoon sesuka hatinya mau memilih,karena bukan pakai uangnya juga Namjoon membeli sepeda. Bukannya Jimin pelit ya, tapi karena Namjoon ingin menggunakan uangnya sendiri.

"Ayo Jimin kita pergi makan malam..." kata Namjoon yang mendekat pada Jimin dan langsung memeluknya manja.

"Loh.. enggak dibawa pulang sekalian?" Jimin mencari - cari, sebenarnya dimana sepeda baru Namjoon.

"Aku suruh antar kerumah saja," jawab Namjoon, "Ayo makan... Aku lapar."

"Baiklah..." Jimin bangkit berdiri, sembari melangkah menuju pintu keluar, dia melihat para pegawai yang sibuk mengangkat beberapa sepeda, "Laris ya toko ini... Banyak yang beli."

Namjoon hanya senyum - senyum saja.

@@@@

Jimin baru saja keluar dari mobilnya dan langsung menjerit keras ketika melihat halaman depan rumahnya yang ia tinggali dengan kekasih tercinta aka Kim Namjoon dipenuhi oleh sepeda. Jimin menatap kebingungan pada sepeda - sepeda yang memenuhi halaman depan. Ada mungkin kalau lebih dari 40 sepeda.

Jimin mau marah tapi melihat Namjoon berlari senang kesana kemari diantara sepeda - sepeda barunya.

"Ya sudahlah... Yang penting bahagia..." kata Jimin yang kemudian tersenyum lebar.

Asal Namjoon bahagia, Jimin juga ikut bahagia.

Walaupun rumahnya dipenuhi sepeda... Tidak apa - apa.

"Ayo Jimin!!! Kita keliling kompleks!!!" teriak Namjoon semangat.

"Besok Hyung!!!! Sudah malam..." Jimin mendekat pada Namjoon dan meski dengan susah payah ia memeluk tubuh kekasihnya, "Malam ini biar aku yang menaikimu... Aaakh .."

Namjoon memukul keras pada bahu Jimin, ia menatap kesal kearah kekasih bantetnya yang kelebihan hormon ini.

Tapi...

"Ayo..." ucap Namjoon dengan senyuman lebar.

"Let's go.."

Yaoi Oneshoot Series - Book 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang