Renjun dan Jaemin duduk berdampingan di depan taman sembari melihat Haechan yang berlarian kesana kemari dengan penuh semangat. Padahal mereka sama - sama sudah berusia 17 tahun, tapi Haechan yang suka bergerak memang memilih untuk bermain semua wahana yang ada di taman. Haechan main papan seluncur. Haechan main keluar masuk di gua buatan dengan anak - anak kecil. Haechan main jungkat jungkit dengan 3 anak kecil sebagai lawannya.
"Kalau kita ajak ke wonderland pasti yang capek roller coasternya," kata Jaemin.
"Ide bagus..." ucap Renjun.
Jaemin menolehkan kepala menatap pada Renjun dengan dahi mengkerut.
"Kita kan sudah 2 tahun lebih pacaran dengan Haechan. Kadang kita hiiih hiiih berbarengan sampai..."
"Sampai kita bahagia dan Haechan bahagia. Dia main 3 ronde dengan kita berdua kuat... memang kekasih kita itu luar biasa," kata Jaemin memotong ucapan Renjun.
"Karena itu... kita beri hadian untuk Haechan," kata Renjun.
"Harus ya hadiah ke Wonderland? Aku mengantarnya ke taman kota begini saja capek," kata Jaemin.
"Ya sudah kita tanya saja nanti Haechan maunya hadiah apa," Renjun bangkit berdiri, "Haechan ayo pulang!!! Mau makan malam tidak???"
Haechan yang sedang bermain jungkat jungkit menolehkan kepala dan tanpa peduli pada 3 bocah yang ada di depannya ia bangkit berdiri saja hingga ketiganya nyaris terjatuh.
Haechan melangkah dengan senyuman menuju pada Renjun yang memanggilnya tapi ia melihat Jaemin melangkah lebih dulu padanya dan menyalip Renjun kemudian memeluk tubuh semok Haechan.
"Ya...." Haechan menggeliatkan tubuhnya, ingin melepaskan diri dari pelukan Jaemin.
"Mau makan apa sayang? Aku belikan..." kata Jaemin mengeratkan pelukannya.
"Heh.... jangan egois begini dong," kata Renjun yang ikut memeluk tubuh Haechan, "Aku juga akan membelikanmu makanan, pilih yang mahal."
"Ngapain kalian? Pasti mau minta jatah... lepaskan aku!!!" Haechan meloloskan diri dari pelukan dua kekasihnya.
"Tidak, kami benar - benar mau mentraktirmu makan," kata Renjun, "Tapi bisalah jatah dibicarakan setelah makan."
"Tuh kan..." Haechan membrengutkan wajahnya, ia melangkah keluar dari taman tengah kota.
"Haechan..." Jaemin mengejar langkah kaki Haechan.
Renjun juga ikut mengejar Haechan.
"Jadi tidak mau nih makanan?" tanya Jaemin.
Haechan menghentikan langkah kakinya, membalikkan badan dan melihat pada dua orang kekasihnya yang balik menatapnya, "Aku pengen sapi panggang premium."
"Ayo..." ucap Renjun dengan penuh semangat.
"Hanya itu saja... ayo... kalau kurang aku belikan pertenakannya," sahut Jaemin.
"Yeeaaa..." Haechan memeluk lengan Jaemin dan Renjun, "Ayo makan sapi... sapi... sapi..."
Jaemin dan Renjun ikut tersenyum melihat kebahagiaan Haechan. Dan karena senyuman ini pula - lah Jaemin dan Renjun kemudian memilih untuk berbagi Haechan daripada Haechan menangis dan bersedih karena merasa bersalah.
Renjun membalikkan daging yang ada di pemanggang, memeriksa apa benar - benar sudah matang sebelum memberikan pada Haechan.
Haechan sendiri sedari tadi mengunyah dengan penuh semangat, ia sama sekali tidak sadar jika sudah menghabiskan 3 piring berisi penuh irisan daging sapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yaoi Oneshoot Series - Book 4
Fiksi PenggemarBOYSLOVE!!!! GAY STORY!!! DONT LIKE DONT READ COUPLE ANEH YANG MEMBAWA KEBAHAGIAAN UPLOAD 3 HARI SEKALI, KECUALI BANYAK YANG KOMENTAR, BISA SEHARI UPLOAD 2 ATAU LANGSUNG 3 WAKAKAKAK