121. Melengkapi - (Guanlin x Daniel)

407 22 13
                                    

Guanlin langsung bersikap waspada ketika melihat tatap mata tajam dari kekasih tercintanya - Kang Daniel.

"Kenapa sih?" tanya Guanlin.

"Seharusnya aku yang bertanya kenapa," kata Daniel, "Kenapa kau mendadak ada ide mau kencan ganda dengan Hyunbin nunna dan Jihyo. Kau kan tahu kalau Jihyo itu mantan kekasihku."

"Bukan double date ya.. sudah gila aku kalau mengadakan double date," kata Guanlin, "Hyunbin nunna mengajak makan malam. Ada project drama yang mau dia kerjakan. Kemungkinan aku yang akan jadi aktor utamanya, makanya dia mengajakku makan malam."

Daniel mengerutkan kening, "Terus kenapa mengajakku?? Aku pikir kau mau makan biasa saja, kalau itu namanya makan makan bisnis."

"Soalnya pas aku tanya apa boleh aja kekasihku, dia jawab boleh.. silahkan..." Guanlin menatap heran pada Daniel yang tiba - tiba duduk mendekat padanya dengan wajah ketakutan. Ia tidak tahu apa yang ada didalam kepala kekasihnya saat ini, tapi tangannya bergerak saja dulu untuk memeluk pinggang Daniel.

"Jangan - jangan Hyunbin nunna mau balas dendam padaku," kata Daniel.

"Memang kau ada salah apa dengan Hyunbin nunna?" tanya Guanlin.

"Kan aku mantan kekasih Jihyo," ucap Daniel.

"Terus??" Guanlin masih tidak paham kemana arah berfikir kekasihnya ini.

"Aaaah... udah ah... nyebelin kamunya..." Daniel hendak menggeser duduknya ketika Guanlin malah menarik tubuhnya lebih mendekat.

"Jangan marah - marah mulu, lama - lama aku gigit juga," kata Guanlin yang menatap tajam kearah kekasihnya.

Daniel akhirnya diam, tidak memasang wajah cemberut dan balas menatap dengan senyuman lembut pada Guanlin. Daniel menggerakkan tubuhnya, memeluk lembut pada tubuh Guanlin.

"Besok jadi ikut kan bertemu Hyunbin nunna," kata Guanlin sembari mengelus lembut pada rambut Daniel. Ia mencium lembut pada pucuk kepala kekasihnya.

"Kalau Hyunbin nunna tidak mengigitku, aku ikut," kata Daniel.

"Yang ingin mengigitmu itu sebenarnya aku," ucap Guanlin yang kemudian menangkup wajah Daniel dan memaksa kekasihnya untuk menatap kepadanya.

Daniel belum berkata apapun ketika dengan semena - mena Guanlin mencium cukup kasar pada bibirnya. Ia tidak bisa melakukan perlawanan apapun dan pada akhirnya pasrah saja membiarkan kekasihnya melumat, menghisap pada bibirnya. Sampai kemudian karena tidak bisa melawan, Daniel pasrah saja ketika tubuhnya di baringkan oleh Guanlin diatas sofa.

Mata Daniel menatap kearah Guanlin ketika ciuman mereka dilepaskan. Ia lagi - lagi belum berkomentar apapun ketika dengan semena - mena lagi... dan lagi.. Guanlin mulai melucuti pakaiannya.

"Ehhh.. eh..." Daniel  menahan tangan Guanlin yang sudah mulai membuka kancing bajunya.

"Kenapa?" tanya Guanlin menatap kecewa pada Daniel.

"Besok aku ada kegiatan, jangan buat tanda ditempat yang terlihat," kata Daniel.

"Siap..." Guanlin melanjutkan acaranya melepaskan kancing pakaian milik Daniel.

Tidak ingin membuang waktu, Guanlin langsung saja menciumi leher putih milik Daniel. Bibirnya bergerak menuju bawah, menjilati sekitar puting milik Daniel dengan tangannya yang bergerak meremas - remas lembut pada penis Daniel yang masih tertutup celana.

Jika sudah seperti ini, walau badan Daniel lebih besar dia pasti akan lebih memilih pasrah, terkurung dan terkukung dalam dekap hangat tubuh kekasihnya. Menikmati setiap sentuhan cinta dan kasih dari kekasihnya.

@@@@@

Daniel pada akhirnya tidak jadi ikut dengan Guanlin untuk makan siang dengan Hyunbin. Bukan karena Daniel takut akan dimakan hidup - hidup oleh Hyunbin atau karena dia takut di gigit oleh Hyunbin, tetapi karena mendadak ada pekerjaan yang mengharuskannya berada di lokasi pemotretan hingga larut malam. Daniel menarik nafas dalam - dalam, rasanya lelah sekali setelah kemarin di gempur habis - habisan oleh Guanlin dan sekarang ia kerja lembur seperti ini.

"Daniel, ada yang datang menjemputmu," kata asisten pribadinya dengan senyuman lebar, "Aku pulang sendiri karena kau pasti tidak mau diganggu."

Asisten Daniel memang belum menyebutkan nama seseorang yang menjemputnya, tapi ia yakin sekali jika yang datang adalah Guanlin. Senyumannya melebar, apalagi ketika ia mulai melihat ada pergerakan di pintu ruang studio dan ketika sosok Guanlin terlihat Daniel berusaha menyembunyikan senyum malu - malunya.

"Sudah selesai kan.. ayo pulang," kata Guanlin sembari mengelus lembut pada punggung Daniel.

Rasanya aneh, tetapi hanya dengan sentuhan lembut dari tangan Guanlin, Daniel merasakan lelahnya menghilang.

Daniel menganggukkan kepala sebagai tanda ia menjawab pertanyaan Guanlin sebelumnya. Ia melangkah keluar dari studio dengan tangan digandeng oleh Guanlin. Lelahnya benar - benar hilang, Guanlin menguatkannya.

@@@@@

Begitu sampai di dalam mobil, Guanlin menatap pada Daniel yang duduk disampingnya. Terlihat lelah dan itu tentu saja wajar. Guanlin mendekatkan wajahnya pada Daniel, ia mencium lembut pada kening kekasihnya.

"Terima kasih ya... karena kau sudah hadir dalam hidupku..." kata Guanlin dengan tatap lembut pada Daniel.

Daniel terdiam, menatap cukup terkejut pada Guanlin, "Kenapa tiba -tiba?"

Guanlin memilih menjawab dengan memeluk lembut tubuh kekasihnya, "Aku memang harus bersyukur karena mendapatkanmu."

Daniel tersenyum malu - malu, ia menduselkan kepalanya pada dada Guanlin. Merasakan lembut dan hangat ciuman pada ubun - ubun kepalanya yang kemudian turun ke pipi.

Guanlin merasa jika semua lelahnya menghilang. Daniel menguatkannya dalam setiap langkah hidupnya.

Yaoi Oneshoot Series - Book 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang