Di salah satu ruang kelas, seorang anak manusia bernama Lee Jeno menghela nafas panjang, menatap iri pada mereka yang dari jenis 'iblis' dan 'peri' karena bisa terbang bebas kesana kemari."Kenapa manusia tidak bisa terbang?" keluh Jeno.
"Kenapa kurcaci pendek dan tidak bisa terbang?"
Jeno menatap pada Renjun - dari jenis kurcaci yang berdiri disampingnya dengan helaan nafas panjang. Jeno jadi ikut prihatin karena kekurangan Renjun, tapi kalau dipikir - pikir kaum kurcaci jauh lebih kuat dari manusia. Bayangkan saja manusia itu sudah lemah, suka buat masalah diantara mahluk - mahluk lain.
"Renjun cantik mau terbang juga?"
Jeno menatap pada Jaemin dari bangsa peri yang menawarkan tumpangan pada Renjun.
Dengan penuh semangat Renjun menganggukkan kepala.
"Cium dulu..." kata Jaemin dengan cengiran lebar.
"Dasar buaya..." maki Jeno.
Renjun ternyata tidak keberatan mencium pipi Jaemin untuk merasakan terbang diangkasa. Jaemin tersenyum lebar penuh kemenangan dan segera membawa terbang Renjun.
Jeno kini benar - benar seorang diri, teman manusianya yang lain pergi makan siang ke kantin, dia yang membawa bekal dari rumah terpaksa harus melihat pemandangan yang membuatnya iri. Jeno menghela nafas panjang dan nyaris pergi ke perpustakaan atau kemanapun untuk menghilangkan rasa sedihny ketika mendadak seseorang dengan sayap berwarna hitam, yang itu berarti dari kalangan iblis masuk ke ruang kelas melalui jendela dan berdiri dihadapan Jeno.
"Aku bisa membawamu terbang," kata si iblis - Haruto - dengan senyuman lebar.
Jeno menatap kearah luar dimana sepertinya Renjun sangat asyik dengan terbangnya. Jeno kepingin terbang juga, tapi masalahnya yang menawarinya adalah iblis, licik dan penuh dengan tipu daya.
"Kalau aku mau, aku harus membayar apa?" tanya Jeno.
"Hmmm... Bekal yang kau bawa, siapa yang buat?" tanya Haruto.
"Aku masak sendiri..." Jeno menundukkan kepalanya, "Aku ini yatim piatu, jadi tinggal sendiri, masak sendiri."
"Baiklah, aku akan membawamu terbang tapi buatkan bekal untukku," kata Haruto.
Jeno mendonggakkan kepala menatap heran kearah Haruto, seharusnya si Haruto ini sedih karena dia bercerita hal sedih kan... Tapi sepertinya tidak berefek apapun.
"Nanti pulang sekolah,aku belikan bahan - bahannya, besok bawakan bekalnya ya," kata Haruto.
"Okey... Tapi bawa aku terbang sampai ke istana utama," kata Jeno, "Siapa tahu bisa bertemu Dewa Cinta yang mempesona kan."
"Baik... Baik... Ayo..." Haruto mendekat pada Jeno, mengendong teman sekelasnya ini di depan seperti sepasang pengantin baru.
Dan dengan refleks Jeno mengalungkan tangannya pada leher Haruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yaoi Oneshoot Series - Book 4
FanfictionBOYSLOVE!!!! GAY STORY!!! DONT LIKE DONT READ COUPLE ANEH YANG MEMBAWA KEBAHAGIAAN UPLOAD 3 HARI SEKALI, KECUALI BANYAK YANG KOMENTAR, BISA SEHARI UPLOAD 2 ATAU LANGSUNG 3 WAKAKAKAK