Telinga Mark mendengar suara gerudukan di koridor depan kamarnya. Kepalanya tidak perlu menoleh ketika ia sudah menduga akan muncul kekasihnya yang super duper ribut dan hiperaktif.
"Chagi... chagi... chagi..."
Mark masih tidak mengalihkan pandangan dari buku dihadapannya ketika kekasihnya Lee Haechan yang melompat naik keatas ranjang dan memeluknya erat.
"Malam minggu nih... ayo jalan - jalan," kata Haechan.
"Males ah... macet," jawab Mark singkat padat dan masih tidak mau menatap kearah Haechan. Ia bosan dengan hubungannya padahal baru 3 bulan ia berpacaran dengan Haechan.
"Yah... kok begitu. Kau janji mau jalan - jalan denganku malam minggu ini. Jangan mengingkari janji dong, minggu kemarin sudah enggak jadi," kata Haechan yang mulai merajuk.
"Aku males keluar - keluar..." kata Mark.
"Jalan - jalan denganku saja yuk Haechan..."
Mark dan Haechan dengan kompak menolehkan kepala, menatap pada Jaehyun - ayah Mark yang berdiri di ambang pintu dengan pakaian rapi dan wajah tampan yang bagi Mark mulai berbahaya. Mark menolehkan kepala menatap pada Haechan yang menganggukkan kepala dengan penuh semangat dan sudah mau turun dari ranjang kalau saja dia tidak menarik Haechan dan mendekapnya erat.
"Abeoji cari janda saja diluar sana.. jangan menganggu pacarku," kata Mark kesal.
"Aku tidak keberatan kok sama Jaehyun ahjussi," Haechan berusaha melepaskan diri.
Mark semakin mengeratkan pegangannya pada Haechan, "Aku yang keberatan kau jadi ibu tiriku."
Jaehyun terkikik geli melihat tingkah anak dan kekasih anaknya, "Ya sudah... ayah keluar dulu ya. Jangan lupa...."
Mark dan Haechan melihat Jaehyun yang meletakkan selusin kondom di atas meja belajar Mark dan sebuah kartu debit.
"Kalau mau jalan - jalan jangan sampai pulang pagi ya," kata Jaehyun, "Ayah pergi dulu."
"Hati - hati ahjussi..." Haechan melambaikan tangan meski tubuhnya masih didekap erat oleh Mark. Haechan mendongakkan kepala kearah Mark yang ada dibelakangnya, "Lepaskan hyung... aku tidak akan selingkuh lho."
"Ya aku khawatir saja," Mark melepaskan dekapannya pada tubuh Haechan.
"Makanya...." Haechan memeluk tubuh Mark dengan cukup erat, sampai kemudian tubuh Mark terjatuh diatas ranjang dan Haechan memeluk diatas tubuh Mark yang memang lebih besar darinya, "Kalau punya pacar semanis aku jangan di abaikan, jangan di cuekin, jangan di anggurin."
"Maaf ya..." Mark mengelus lembut pada rambut Haechan. Senyumannya tercipta, sikapnya yang terlalu cuek memang terkadang membuatnya lupa perjuangannya mendapatkan adik kelasnya ini. Mark mencium lembut pada dahi Haechan, kemudian dengan perlahan pindah mencium pada pipi Haechan, "Jadi... mau jalan - jalan atau 'olahraga' denganku saja disini."
"Jalan - jalan..." Haechan melepaskan pelukan dan buru - buru turun dari ranjang king size Mark.
"Tunggu...." Mark mengejar Haechan, ikut turun dari ranjang dan dengan setengah berlari memeluk tubuh Haechan dari belakang, "Jalan - jalannya besok saja ya... ya... ya... Mark kecil sudah bangun ini."
"Ye... kau yang sange an kenapa jadi tanggung jawabku," Haechan meronta - ronta ingin melepaskan diri, walaupun sebenarnya senang juga karena perlakuan Mark ini. Kata kakaknya - Doyoung - salah satu bukti cinta paling kuat kalau kekasihmu horny padamu, Doyoung hyung yang bilang... jadi kalau ada yang mau protes, silahkan pada Doyoung.
"Kalau kau tidak mau tanggung jawab, aku telepon Renjun nih," ancam Mark.
Haechan menatap kearah Mark, wajahnya cemberut tapi ia dengan cepat membalikkan badan dan langsung saja menurunkan celana piyama milik Mark. Mata Haechan terbelalak lebar, "Eeeeeh sudah sebulan tidak bertemu kok makin besar saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yaoi Oneshoot Series - Book 4
FanfictionBOYSLOVE!!!! GAY STORY!!! DONT LIKE DONT READ COUPLE ANEH YANG MEMBAWA KEBAHAGIAAN UPLOAD 3 HARI SEKALI, KECUALI BANYAK YANG KOMENTAR, BISA SEHARI UPLOAD 2 ATAU LANGSUNG 3 WAKAKAKAK