Minho mulai khawatir ketika merasakan kekasihnya - Dowoon mulai mendekat padanya yang sedang berbaring ganteng di gazebo pinggir kolam. Dan kekhawatirannya semakin menjadi ketika tangan Dowoon melingkar di pinggangnya dan kekasihny ini dengan semena - mena memepet tubuhnya dan menciumi lehernya.
"Chagi.. nanti ada yang lihat," Minho berusaha mendorong tubuh Dowoon menjauh darinya.
Tapi namanya juga sudah keburu nafsu, Dowoon sama sekali tidak beranjak dan malah semakin bersemangat menciumi Minho.
"Tidak akan ada yang lihat," kata Dowoon, "Sepi begini."
"Nanti kalau ada yang lewat kan malu," kata Minho yang merasakan tangan Dowoon malas sudah bergerak mengelus perut ratanya dan mulai memilin - milin putingnya, "Engh..."
Dowoon tersenyum lebar, "Kau ingin juga kan.."
"Tidak ya," bantah Minho tapi dia tidak bisa melawan juga ketika Dowoon menggerakkan tubuhnya dan tanpa persetujuan Minho kekasihnya ini langung saja menindih tubuhnya, "Chagi..."
Sebelum mendengar protesan lebih lanjut dari kekasihnya, Dowoon langsung saja melumat bibir Minho.
"Hmmpph..." Minho awalnya masih berusaha mendorong Dowoon, tapi akhirnya ia menyerah juga apalagi ketika Dowoon menghisapi bibir bawahnya ditambah lidah Dowoon yang mulai melesak masuk kedalam rongga mulutnya.
Melihat Minho yang sudah tidak melawan, Dowoon semakin menekan ciumannya tidak lupa dia tetap menghisapi bibir bawah dan atas Minho secara bergantian dan agar kenikmatan yang ia berikan tidak tanggung - tanggung, tangan Dowoon bergerak memilin - milin puting Minho.
Minho yang membalas lumatan dan ciuman dari Dowoon mulai kehabisan nafas. Tangan Minho mulai menepuk - nepuk pundak kekasihnya.
Sebagai kekasih yang baik hati tentu saja Dowoon melepaskan ciumannya namun langsung berganti dan fokus pada puting milik Minho.
Minho melirik pada Dowoon yang langsung saja menjilati sekitar putingnya, kemudian tidak lupa Dowoon membuka mulut dan memasukkan putingnya kedalam mulut Dowoon.
"Aaah... Anggh.. chagi... Aaaah...." Minho mulai mendesah nikmat merasakan putingnya dihisap - hisap penuh semangat. Meski kenikmatan sudah sangat mengganggunya tapi dia masih sadar jika mereka masih ada di luar.
Minho mendorong cukup keras pada kekasihnya hingga kenyotan Dowoon pada putingnya terlepas.
"Sayang... Kenapa sih enggak mau?" tanya Dowoon kesal.
"Ini masih diluar ya... Aku gak mau kalau ada yang lihat," kata Minho.
"Okey.. okey... Mari kita pindah ke dalam," Dowoon menarik tangan Minho untuk melangkah menuju kamar hotel mereka. Perjalanan yang agak jauh dan ia berharap tidak ada yang melihat celana renangnya mengembung.
Begitu sampai kedalam kamar, Dowoon langsung menidurkan tubuh Minho diatas ranjang. Dan tanpa membuang waktu lagi tangan Dowoon langsung bergerak aktif melucuti pakaian Minho yang hanya berupa celana renang ketat.
"Pelan - pelan, aku tidak akan kabur juga kan," kata Minho.
Dowoon tersenyum lembut pada Minho, ia mendekatkan wajahnya dan melumat kembali bibir seksi milik kekasihnya. Ia melumat bibir bawah dan atas Minho bergantian sembari tangannya aktif mengelus paha dalam Minho.
Jari jemari Dowoon bergerak aktif, mengelus lembut pada lubang anal milik kekasihnya yang hangat dan siap menelan dan memanjakan penisnya.
Dowoon melepaskan ciumannya, ia melepaskan celananya yang sudah mengeras sempurna. Dowoon menegakkan tubuhnya, mengeluskan penisnya pada lubang anal Minho.
"Langsung saja ya," kata Dowoon.
"Iyalah... Gas sudah kasihan Daritadi sudah menahan kan," balas Minho dengan senyuman lembut pada kekasihnya.
Dowoon melesakkan penisnya kedalam lubang anal Minho dengan pelan - pelan dan cukup lembut.
"Enggh... Aaah..."
Dowoon terus mendorong penisnya masuk, merasakan nikmat hangat dinding lubang anal milik Minho. Lubang anal yang bahkan menghisap dan terasa mengurut batang penisnya dengan sempurna. Begitu penisnya masuk sempurna, Dowoon menyempatkan diri mengecup lembut kening Minho.
Minho tersenyum senang pada kekasihnya, tapi..."Jangan cium - cium dan berusaha sok manis kalau hanya mau menumbuk lubang analku dengan kasar dan keras ya."
"Tapi suka kan," goda Dowoon yang mulai menggerakkan penisnya.
"Aaaah... Engghh... Iya...."
Dowoon mulai menggerakkan penisnya keluar masuk di lubang anal Minho, dengan bibirnya yang kembali meraup puting payudara milik kekasihnya.
Suara desahan Minho segera terdengar memenuhi kamar hotel, diiringi dengan gerakan semangat Dowoon yang terus dan terus menumbuk lubang anal Minho.
@@@@@
Dowoon mengusap pelan pada tubuh Minho yang berada di satu bathup dengannya.
"Lumayan kan, aku sudah tidak membuat tanda di tempat terlihat," kata Dowoon.
"Soalnya kau langsung ke inti jadi tidak sempat bikin tanda," balas Minho, "Sesuai janji, setelah liburan kau harus bilang ke ayah dan ibuku."
Dowoon menatap kearah Minho. Senyumannya tercipta namun tidak ada jawaban yang keluar dari mulutnya.
Minho mendengus kesal, "Sudahlah... Percuma memang.."
Dowoon benar - benar terdiam saja ketika Minho melangkah keluar dari bathup. Masuk ke bilik shower, mencuci sisa - sisa sabun dan keluar dari kamar mandi.
Dowoon membaringkan tubuhnya di pinggiran bathup, menatap pada langit - langit kamar mandi. Memikirkan banyak hal termasuk satu hal yang diminta oleh Minho semenjak mereka pacaran dulu.
Semenjak 4 tahun lalu.
Dowoon menyadari dia memang keterlaluan karena tidak bisa memberikan hal sederhana yang diinginkan oleh Minho. Kekasihnya itu hanya ingin dia menemui orangtuanya dan mengatakan pada orangtua Minho jika Dowoon adalah kekasih Minho. Tapi.... Tidak semudah itu.
Dowoon mendadak merasa khawatir pada Minho, ia keluar dengan terburu - buru dari dalam bathup. Tanpa mengambil handuk atau pakaiannya, dia segera keluar dari kamar mandi. Di kamar ia tidak melihat sosok Minho sama sekali.
"Sayang... Jangan ngambek dong... Sayang..." Dowoon melangkah keluar dari kamar dan berada di ruang santai yang mana ia masih tidak menemukan Minho.
Dowoon mendengus kesal, ia harus mencari Minho tapi sebelumnya dia harus memakai pakaiannya dulu. Dowoon kembali masuk kedalam kamar tidur dan melangkah menuju lemari, tangannya mengambil kaos oblong dan memakainya. Pergerakannya terhenti ketika melihat handphone nya yang dalam keadaan menyala. Seingatnya dia sudah menutupnya tadi.
Dowoon mengambil handphonenya dan rasa khawatirnya semakin besar karena handphonenya sudah terbuka pada bagian chatnya dengan seorang perempuan bernama Seulgi.
Seulgi : Sayang, kalau sudah pulang dari liburan jangan lupa segera urus pertunangan kita.
Dowoon masih membeku di tempatnya ketika sebuah pesan lain masuk kedalam handphonenya. Pesan singkat yang membuat hatinya benar - benar hancur.
Minho-Sayang : Selamat tinggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yaoi Oneshoot Series - Book 4
Fiksi PenggemarBOYSLOVE!!!! GAY STORY!!! DONT LIKE DONT READ COUPLE ANEH YANG MEMBAWA KEBAHAGIAAN UPLOAD 3 HARI SEKALI, KECUALI BANYAK YANG KOMENTAR, BISA SEHARI UPLOAD 2 ATAU LANGSUNG 3 WAKAKAKAK