47. Americano-(Yeo Jingoo X Lee Dongwook)

706 24 58
                                    

Sebagai laki - laki dewasa yang menyadari jarak umur dengan kekasihnya cukup jauh, Jingoo terkadang merasa khawatir atau mungkin seringkali khawatir. Dia yang tahun ini baru berusia 24 tahun, berpacaran dengan Lee Dongwook yang berumur 40 tahun tentu saja bukan hal yang mudah. Sikapnya yang dianggap masih kekanak - kanakannya adalah poros utama pertengkaran yang sering terjadi, padahal Jingoo selalu berusaha untuk lebih dewasa dari umurnya.

Seperti peristiwa saat ini, Jingoo berusaha tidak terlalu terbakar api cemburu melihat kekasihnya yang mendapat kiriman coffe truk dari Gong Yoo, saingan yang tidak main - main bukan. Jingoo memang harus banyak - banyak bersabar.

"Kau tidak mau kopinya?" tanya Dongwook begitu mendekat pada Jingoo, "Enak lho, ada caramel machiato kesukaanmu."

Jingoo hanya melirik kearah Dongwook dengan perasaan kesal yang ia simpan. Caramel itu.. terdengar seperti minuman bayi apalagi jika diucapkan didepan Gong Yoo yang tersenyum aneh padanya, menyebalkan.

"Mau aku pesankan caramel machiato?" tanya Gong Yoo dengan senyuman lebar.

"Aku bisa pesan sendiri," Jingoo mendekat pada coffe truk dan dengan suara yang lebih ia dalamkan dan tubuh ia tegakkan, ia menatap lurus dengan begitu tegas dan tajam pada sang barista, "Americano, double shot tanpa gula."

Dongwook mengerutkan kening mendengar pesanan Jingoo, "Pahit sekali lho kalau double shot tanpa gula lagi."

Jingoo menatap pada americano yang disrutup oleh Gong Yo, "Tenang... aku bisa minum yang pahit."

Dongwook menatap heran pada kekasihnya yang mendekat padanya dan dengan sengaja melingkarkan tangan pada pinggangnya meski dihadapan semua orang.

"Aku sudah dewasa hyung..." kata Jingoo dengan senyuman lebar.

"Silahkan minumannya..." ucap si barista.

"Terima kasih..." dengan keyakinan penuh Jingoo menyerutup saja americano pesananya dan karena rasa pahit yang tidak manusiawi, dia malah berakhir memuntahkanya sembari terbatuk cukup keras.

"Kan..." Dongwook mengambil tissu dan membersihkan sekitar mulut Jingoo yang basah, "Makanya jangan aneh - aneh, beli yang biasa kau minum saja."

Jingoo tidak segera menjawab, ia masih dalam keadaan shock karena pahit luar biasa. Ia pikir tidka akan sepahit ini, mengingat ia pernah melihat Shin Hyunbin memesan yang sama dan meminumnya santai saja seperti meminum es teh.

"Ini minum air putih," kata Dongwook menyodorkan botol air mineral yang sudah ia buka untuk Jingoo.

Meski dengan helaan nafas panjang dan rasa kesal yang cukup terlihat, Jingoo menerima minuman dari Dongwook dan menghabiskan satu botol sekaligus.

"Kau pasti kecewa ya hyung," ucap Jingoo setelah berhasil mengendalikan hati dan perasaannya yang masih berkecamuk tidak karuan.

"Kecewa kenapa?" tanya Dongwook.

"Aku tidak bisa menjadi dewasa seperti inginmu," jawab Jingoo yang malah berakhir mendapat pukulan dari Dongwook di bagian belakang kepalanya, "Aaaw hyung."

"Memangnya kedewasaan seseorang di ukur dari kopi pahit? Kan tidak..." kata Dongwook, "Aku mencintaimu ya karena apa adanya dirimu."

"Benarkah? Walau terkadang aku membuatmu repot?" tanya Jingoo.

"Yah kan namanya juga hidup dan kita pasangan, pastilah ada plus minusnya," Dongwook tersenyum lebar, "Jangan terlalu membebani pikiranmu dengan hal - hal aneh. Jika aku tidak menyukaimu sudah pasti dari dulu tidak aku jadikan kekasih kan."

Jingoo tersenyum lebar, ia mendekat pada sang kekasih dan lagi - lagi, mengabaikan semua orang yang ada di lokasi syuting, ia mendekat pada Dongwook dan mencium lembut pada bibir Dongwook. Jingoo bersumpah jika dia benar - benar hanya ingin mencium lembut saja tanpa ada lumatan - lumatan aneh, tetapi sudah menempel begini kan sayang kalau tidak dilumat, jadilah dia melumat belah bibir Dongwook sedikit sampai akhirnya Dongwook membalas lumatannya dan berakhir dengan bibir keduanya saling melumat.

"Apa kau tidak mau menghentikan mereka om?" tanya Chulyong yang sudah berdiri disebelah Gong Yo dan menggelengkan kepalanya.

"Aku memilih menikmati saja, akhirnya sahabatku mendapatkan pasangan yang sesuai..." Gong Yoo menolehkan kepala, menatap pada Chulyong yang berdiri disampingnya, "Kau tidak mau juga?"

"Apa??" Chulyong menatap curiga.

"Itu... Lumat lumat..."

"Hiiih... Ahjussi mesum..." Chulyong pergi menjauh dari Gong Yoo yang malah dengan semangat mengejarnya.

"Chulyong...."

"Hiiih jangan dekat - dekat.."

"Sayang...."

"No!!!"

Yaoi Oneshoot Series - Book 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang