20. Way - (Hyunjin StrayKids X Soobin TXT)

855 36 63
                                    

Tangisan Soobin tidak berhenti semenjak berjam - jam lalu. Ia terus menangis dan terus menangis, dengan sosok tubuh seorang yang tergeletak dihadapannya. Tangan Soobin bergerak, mengguncang tubuh yang telah tidak bergerak selama berjam - jam lalu. Ia terus mengguncang dan terus menguncang, sembari memanggil nama orang yang ada dihadapannya ini. Tidak ada balasan, tidak ada pergerakan sama sekali. Dan Soobin masih terus menangis dan terus menangis. Ketika telinganya mendengar suara sirine polisi, tangis Soobin yang seharusnya sudah mereda dan lelah, justru terisak lebih keras.

@@@@@

Soobin menatap sejenak kearah sesosok laki - laki yang baru saja masuk kedalam ruang kelasnya. Seorang kakak kelasnya yang berwajah tampan meski dengan rambut panjangnya.

"Hai..."

Dan meski Soobin mempersiapkan diri ketika kakak kelasnya ini mendadak duduk disampingnya, hatinya tetap saja tidak siap.

"Iya ada apa Hyunjin hyung?" tanya Soobin dengan jantung berdetak kencang. Dia tidak mau membohongi dirinya sendiri, jika dia memang mengangumi, mencintai sosok disampingnya ini.

"Adikku kemarin bilang kalau nilainya naik setelah kau memberikan les padanya," kata Hyunjin, "Mau ya memberikan les secara rutin pada adikku - Jeongin, nanti berapapun yang kau mau, aku akan membayarnya."

"Aku kemarih tulus kok membantu Jeongin," kata Soobin, "Dia terlihat kesulitan, jadi aku membantunya."

"Jangan begitu, aku kan sudah mengambil waktumu, jadi kau harus mau menerima uangnya ya," Hyunjin tanpa basa - basi mengambil handphone milik Soobin yang ada diatas meja. Jari jemari Hyunjin bergerak, dan kemudian mengembalikan pada Soobin, "Itu nomorku, sudah aku simpan. Hubungi aku kalau kau mau ya..."

Soobin menganggukkan kepalanya, menatap pada Hyunjin yang akhirnya melangkah pergi dari hadapannya.

@@@@@

Kesempatan yang ada, tentu saja tidak Soobin lewatkan begitu saja. Karena itulah, dia sudah ada dirumah keluarga Hyunjin dan setelah mengajari Jeongin, ia yang melangkah diantara ruangan dan koridor mewah milik keluarga Hyunjin, kepalanya melongok kedalam salah satu pantry dimana Hyunjin ada didalamnya.

"Eh Soobin sini..." panggil Hyunjin melambaikan tangan pada Soobin.

Soobin melangkah mendekat, ia menatap cukup heran pada Hyunjin yang meminum anggur merah. Bukankah Hyunjin belum legal untuk minum anggur atau alkohol.

"Aku ambilkan jus untukmu," kata Hyunjin yang turun dari tempat duduknya, masuk kedalam counter bar, "Mau jus rasa apa?"

"Hm... jeruk saja," kata Soobin yang menatap kearah botol anggur merah yang sudah habis separuh, kuat minum juga Hyunjin sudah habis separuh tetapi tidak mabuk.

"Atau kau mau anggur?"

Soobin menoleh kearah Hyunjin dan terkejut karena ternyata Hyunjin sudah ada dihadapannya dengan jarak yang begitu dekat. Soobin yang terkejut dan duduk di bangku bar tinggi, terhuyung dengan tubuh terjatuh kearah belakang. Hyunjin yang melihat tubuh Soobin oleng, langsung saja melepas pegangannya pada gelas berisi jus jeruk untuk Soobin, ia segera menangkap tubuh Soobin yang nyaris menabrak lantai. Beruntung Hyunjin mendekap erat tubuh Soobin dalam dekapan hangat tubuhnya. Tangan Hyunjin memeluk erat pada tubuh Soobin, memastikan adik kelasnya ini tidak terluka.

Soobin yang menyadari tubuhnya berada di bawah tubuh Hyunjin semakin tidak bisa bergerak, jantungnya benar - benar tidak bisa dikendalikan dengan ratusan kupu - kupu melayang - layang di seluruh ulu hatinya.

"Kau baik - baik saja kan..." Hyunjin menatap kearah Soobin, ia cukup heran melihat wajah Soobin yang memerah, "Kenapa wajahmu memerah?"

"Aku baik - baik saja hyung," Soobin mendorong pelan tubuh Hyunjin dan buru - buru melepaskan diri dari Hyunjin, "Aku pulang dulu ya hyung.."

Yaoi Oneshoot Series - Book 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang