99. Just Go - (Kun X Yangyang NCT)

305 14 23
                                    

Yangyang terdiam, terkesima memandang pada teman ayahnya yang datang berkunjung kerumahnya. Matanya melebar, ia yang merasa dirinya tidak akan jatuh cinta mendadak jatuh cinta hari ini.

"Ngapain disini??"

Yangyang menolehkan kepala dan nyengir lebar pada ibunya - Taeil.

"Eomma.. itu siapa?? Ganteng..." kata Yangyang sembari memeluk lengan ibunya yang melangkah kembali menuju dapur.

"Jangan macam - macam... Umurnya sama kayak ibu, mau kau pacari," kata Taeil.

"Kalau emang om - om ganteng tadi mau, aku sih gak peduli ya umurnya sama kayak eomma," kata Yangyang.

"Appa yang peduli..."

Yangyang menolehkan kepala, menatap pada Johnny yang masuk kedalam dapur dengan wajah serius menatap pada anak semata wayang nya.

"Ih... Ayah pelit," Yangyang manyun - manyun kesal.

"Kun itu sudah de...."

"Owwwh namanya Kun..." Yangyang langsung mengambil handphonenya, "Cari di sosial media ah... Nama lengkapnya siapa ayah??"

"Tidak... Ayah tidak setuju kau dengannya," Johnny mengambil handphone milik Yangyang.

"Aaaaaaa.... Ayah... jahat..... Aku mau kenalan dengan Kun ahjussi..."

Yangyang mulai merebahkan tubuhnya dan menangis meraung - Raung diatas lantai.

@@@@@

Kun, masuk kembali kedalam rumah Johnny karena teringat handphonenya tertinggal. Beruntung handphone nya masih ada diatas meja. Ketika kakinya hendak melangkah keluar, dari arah dapur ia mendengar suara menangis.

Langkah kaki Kun melangkah menuju dapur.

"Aaaaaaa.... Ayah... jahat..... Aku mau kenalan dengan Kun ahjussi..."

Kun menatap pada anak semata wayang Johnny yang sudah seperti gangsingan berputar - putar dan merajuk di atas lantai.

"Boleh kok kenalan..." ucap Kun.

Yangyang langsung terdiam. Johnny dan Taeil membelalakkan mata menatap kearah Kun.

Johnny melangkah hendak mendekat pada Kun, ketika Yangyang sudah bangkit berdiri dan tersenyum menatap pada Kun.

"Jangan menangis lagi, nanti hilang wajah manismu," Kun menggerakkan tangannya, menghapus airmata Yangyang.

Yangyang tersenyum lebar mendapatkan perhatian dari Kun.

"Ehem!!!!" Johnny mendehem keras hingga Kun dan Yangyang menolehkan kepala kearah mereka.

"Apa sih ayah??" keluh Yangyang.

Kun hanya tersenyum saja, melihat interaksi keluarga kecil milik Johnny.

@@@@@

Johnny mendekat pada Kun yang sedang makan di kantin perusahaan mereka. Meski Kun memiliki jabatan yang lebih tinggi dari Johnny, dan jauh sebenarnya tapi Kun memang selalu makan di kantin dengan yang lain.

Kun mendongakkan kepala menatap pada Johnny yang duduk dihadapannya.

"Pasti mau menanyakan Yangyang kan..." tebak Kun.

"Iya, bagaimana pun... Kau harus sadar kalau anakku masih berusia 17 tahun," kata Johnny.

"Tenang saja.. aku masih sadar diri kok," kata Kun, "Tapi anakmu lucu lho. Kau beneran tidak mau punya menantu direktur perusahaan besar?"

Johnny berhenti makan dan menatap serius kearah Kun.

Merasa ditatap dengan cukup mengkhawatirkan, Kun tersenyum lebar, "Bercanda.. aku tidak akan memacari anakmu."

"Bagus.."

Kun menatap kearah Johnny yang memakan makan siangnya dalam diam. Johnny serius dengan ucapannya sementara Kun serius dengan perasaannya pada Yangyang. Dia sama sekali tidak menyangka jika akan jatuh hati pada Yangyang. Tapi dihadapan terlihat jelas jika Johnny tidak memberikan restu. Tapi dengan usia selisih 20 tahun, jelas jika Johnny tidak mengizinkan anaknya dengan Kun.

@@@@@

Kun menolehkan kepala kekanan dan kekiri, ia khawatir jika mendadak Johnny juga datang untuk menjemput Yangyang di sekolah.

"Kun ahjussi..."

Kun menolehkan kepala, menatap pada Yangyang yang berlari menuju padanya. Kun tersenyum lebar, ia tanpa ragu menerima pelukan dari Yangyang yang memang langsung memeluknya erat.

"Mau makan malam dimana? Ayo... aku lapar," kata Yangyang penuh dengan semangat.

"Karena kemarin sudah makan ayam, hari ini makan daging sapi bagaimana?" tanya Kun sembari membukakan pintu mobil untuk Yangyang.

"Aku nurut saja sama ahjussi," Yangyang memberikan kecupan ringan di pipi Kun sebelum masuk kedalam mobil.

Sebelum masuk mobil, Kun masih menyempatkan diri menatap kesekeliling. Ia benar - benar takut jika Johnny mengetahui hubunganny dengan Yangyang. Ternyata, hubungan yang tidak direstui seperti ini, membuat hati Kun tidak tenang.

@@@@@

Yangyang yang baru saja menyelesaikan makannya di ruang privat restoran mahal di Seoul, berpindah duduk disebelah Kun. Kepalanya menyandar manja pada bahu Kun.

"Ahjussi, weekend besok pergi jalan - jalan keluar kota yuk," kata Yangyang.

Kun sulit untuk menjawab bahkan hanya permintaan sederhana dari Yangyang.

"Kenapa diam saja?" tanya Yangyang menatap kearah Kun.

Kun balas menatap kedalam manik mata Yangyang, "Kita putus saja ya."

Yangyang terdiam. Telinganya masih mendengar dengan sangat jelas kalimat singkat yang keluar dari bibir Kun. Yangyang tersenyum, "Kau bercanda kan ahjussi."

Kun menggelengkan kepala, "Tidak, maafkan aku. Tapi kita putus saja ya."

"Kenapa?" tanya Yangyang, "Karena ayah??"

Kun menganggukkan kepala.

"Memangnya kenapa? Apa yang salah dengan perasaan cinta kita?" tanya Yangyang dengan suara gemetar. Ia memang anak remaja yang suka centil kesana kemari, tetapi perasaannya pada Kun benar - benar sepenuhnya tulus dan iklas. Yangyang nyaman dengan semua perhatian yang diberikan oleh Kun padanya. Yangyang suka dengan semua sentuhan, kehangatan yang diberikan oleh Kun. Membayangkan hari - harinya tanpa Kun membuat kesedihan Yangyang yang sudah berusaha ia tahan akhirnya meledak.

Yangyang terisak lirih. Dadanya terasa sesak luar biasa. Ia tidak ingin terlihat lemah, tetapi airmatanya terus dan terus mengalir.

"Maafkan aku... Jangan menangis..." kata Kun berusaha untuk menenangkan Yangyang.

Yangyang merasa muak mendengar kalimat dari Kun yang sama sekali tidak menenangkan hatinya. Tangan Yangyang menepis kasar pada tangan Kun yang memegangi bahunya, "Aku mau pulang..."

"Aku antar..."

"Tidak usah!!!" bentak Yangyang.

"Jangan seperti itu, aku harus tetap bertanggung jawab," kata Kun.

"Tanggung jawabmu seharusnya dengan tidak meninggalkanku," Yangyang menatap tajam kearah Kun, "Tanggung jawabku seharusnya mempertahankan cinta kita dengan menemui ayahku dan berkata mengenai keseriusan mu. Tapi dengan seperti ini aku tahu kau tidak serius mencintaiku."

Kun tertohok berkali - kali dan begitu dalam oleh ucapan Yangyang. Bodohnya, dia hanya bisa berdiri diam ketika melihat Yangyang pergi dari hadapannya.

Haruskah Kun mengejar sosok anak laki - laki yang telah membuatnya jatuh cinta. Tapi... Kakinya masih saja tidak bergerak.

Kun memilih untuk menyerah. Dan berdoa, semoga Yangyang menemukan yang lebih baik darinya. Menemukan sosok yang lebih berani darinya.

Yaoi Oneshoot Series - Book 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang