DUA BELAS

141 13 0
                                    

Setelah Sea bersiap, Lucia mengantarnya turun untuk makan malam. Sea mengenakan dress panjang maroon dengan potongan leher sabrina dilengkapi sarung tangan dan sebuah topi dengan bunga kecil di sudut kiri.

Karena ini adalah lingkungan baru bagi Sea maka ia hanya mengikuti kemana Lucia, pelayan pribadinya membawanya. Mereka tiba pada sebuah aula besar yang sangat megah mirip ballroom. Didekorasi dengan sangat cantik. Banyak sekali orang telah berkumpul disana. Sea tampak terkejut karena ini diluar pemikirannya.

Semua orang tampak sibuk. Ada yang makan, ada yang berbincang sambil tertawa bahkan beberapa pria berjas tampak berdiri berkelompok dan saling bertukar cerita. Sea tampak bingung dan canggung. Ia memegang lengan Lucia. Ia mencoba mengedarkan pandangan mencari Earl Rosebery tapi sia-sia. Ada begitu banyak orang dengan jas yang sama dan para wanita dengan gaun yang sama seperti dirinya.

Lucia menangkap pikiran Sea. Ia mengelus punggung tangannya.
"Semua akan baik-baik saja Nona. Tegakkan punggungmu dan melangkahlah dengan penuh percaya diri. Aku akan meninggalkan Nona disini".

Sea menatap Lucia sebentar lalu menarik napas panjang dan membuangnya perlahan. Sekilas ia ingat apa yang sudah dipelajarinya beberapa hari ini di Holyrood. Ia memantapkan hatinya. Mungkin ini saatnya mempraktekan apa yang sudah kupelajari.  Batin Sea. Walau ini acara bangsawan pertamanya ia tidak ingin melakukan kesalahan.

Ia melepaskan tangan dari lengan Lucia.
"Doakan aku Lucy, agar aku tak melakukan kesalahan. Kau tahu aku sangat gugup. Aku tidak mengenal seorang pun disini".
" Anda akan baik-baik saja. Anda memiliki segalanya sebagai seorang perempuan. Semoga ada keberuntungan untukmu Nona". Lucia membungkuk hormat lalu berjalan meninggalkan Sea.

Sea menarik napas sebentar lalu mulai melangkah dengan anggun. Jujur ia sudah melewatkan sesi perkenalan dan karena itu ia merasa sangat asing sekarang. Ia bahkan tidak mengenal pemilik utama acara ini. Sea terus merutuki kecerobohannya sore tadi.

Walau berjalan dengan penuh percaya diri tetap saja kepalanya celingukan untuk mencari seseorang yang dikenalnya.

Dari sudut ruangan seorang pria tampan berjas golden sementara berbincang dengan beberapa temannya tak sengaja melihat Sea. Ia mengerutkan kening untuk mengingat sesuatu tapi kemudian menggeleng.

Ya. Dialah Walter Davidson. Duke of Roxeburghe pemilik acara sekaligus kastil Grand Floors. Dia berusaha mengingat apakah dia mengenal gadis berambut pirang yang baru saja masuk tapi memorinya memberitahu dia bahwa ia adalah orang baru.

Akhirnya untuk menjawab  rasa penasarannya ia berniat menyapa Sea.
"Maafkan aku tuan-tuan. Tapi aku harus menyapa seseorang yang baru saja tiba". Teman-temannya mengangguk tanpa memperhatikan ucapan Duke of Roxeburghe.

Sang Duke segera berlalu dan menghampiri Sea tepat di tengah ruangan.
" Permisi. Selamat datang Lady... "Sapa Duke Wilson.
" Oh.. Panggil saja aku Sea Tuan"jawab Sea sambil tersenyum. Sang Duke mengulurkan tangan untuk menggapai telapak tangan Sea namun Sea menarik tangannya cepat.
"Maafkan aku tuan... Aku... " Kata Sea gugup.
"Oh. Its Okay Sea. Jadi apa kau membutuhkan sesuatu?" Duke Wilson berusaha membuat suasana nyaman.
"Ya.. Aku ingin ke toilet"jawab Sea seadanya tanpa berpikir. Mukanya sudah merah padam.
" Tunggu disini. Aku akan memanggil seorang pelayan untukmu".

Sea hanya mengangguk dan berusaha tersenyum. Ia benar-benar ingin keluar dari tempat ini secepatnya sebelum ia membuat kesalahan.
Seorang pelayan perempuan menghampirinya .
"Permisi MyLady. Aku akan mengantarkan Nona ke toilet".
" Terima kasih. Ayo". Sea segera berjalan mengikuti pelayan itu. Mereka menuju sayap barat aula. Setelah pintu kayu itu tertutup Sea menghembuskan napasnya kuat-kuat. Ia merasa lega karena ia terbebas dari kerumunan asing didalam ruangan.

Pelayan itu menghampirinya.
"Toiletnya ada di ujung lorong. Aku akan meninggalkan Anda disini".
" No. Bisakah engkau mengantarkan aku ke kastil utama?". Sea refleks menarik lengan sang pelayan.
"Tapi MyLady... "
"Ayolah. Aku sangat bosan didalam. Aku ingin kembali ke kamarku saja".
"Baiklah. Mari ikut aku". Walaupun bingung pelayan itu tetap menuruti permintaan Sea.

Di tengah perjalanan Sea melepas hells yang dipakainya dan berjalan hanya beralaskan stoking yang digunakannya. Pelayan itu tersenyum kecil. Ini baru pertama kali ia menyaksikan perilaku aneh seorang Lady.

Dengan berjalan mengendap ia segera naik ke tangga menuju lantai atas. Ia takut para pelayan yang lain akan melihat dirinya. Tiba di puncak tangga ia berbalik dan melambai pada pelayan tadi. Lalu menghilang di lorong kiri.

Pelayan itupun kembali ke aula utama tempat jamuan makan malam untuk tamu Duke yang datang untuk menghadiri acara besok. Begitu ia tiba didalam aula seorang pelayan memberitahunya bahwa Duke menunggunya di balkon atas. Ia segera membelah kerumunan para tamu menuju balkon aula.

Ia menghampiri Duke dan berdiri agak jauh sambil menunduk.
"Jadi, kau sudah mengantarkannya ke toilet?". Pelayan itu tertunduk takut. Ia tak tahu harus menjawab apa. Tapi ia tak ingin berbohong karena Duke akan tahu dan ini akan berakibat buruk untuknya.

" Sebenarnya, My Lady tidak ke toilet tuan".
"Apa katamu?"
"Ya. Tadinya aku mengantarnya ke sana tapi setelah keluar dari ruangan ini Nona memintaku mengantarnya ke kamarnya".

" Waw... Dimana kamarnya?".
"Aku tidak tahu persis tapi yang pasti ada lantai dua kastil utama di lorong kiri".

" Baiklah. Kau boleh keluar sekarang"pinta Duke.
Setelah pelayan itu keluar Duke terus saja memikirkan wajah Sea. Ia merasa Sea berbeda dari para Lady yang ia kenal selama ini. Ia sangat penasaran siapa Sea sebenarnya dan mengapa Sea bisa ada di kastilnya...
Mari kita lihat Nona, seberapa besar kau akan menghindar dariku...
*****

BLUE ( Sky & Sea ) /COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang