DUA PULUH TIGA

119 9 0
                                    

Sebenarnya Duke of Roxeburghe menginap di salah sebuah hotel mewah. Tadinya ia ingin mengajak Sea makan siang sebelum kembali ke Grand Floors. Hanya saja ia merasa tak punya alasan yang kuat untuk meyakinkan Lady Edinburgh itu.

Akhirnya ia memutuskan untuk mengirim beberapa paket makanan dan juga buket bunga ke asrama Sea.

Dalam perjalanan pulang ia terlihat lebih banyak berpikir. Pengawal kepercayaannya terus mencuri pandang ke arahnya.

"Akhir-akhir ini Anda tampak lebih santai Tuan".

" Oh ya. Kau tahu aku hanya mencoba menikmati sisi lain dari kehidupan"jawab Duke Walter sambil tersenyum.

"Ya. Anda benar Tuan. Terkadang ada bagian lain kehidupan benar-benar memaksa kita untuk mendatanginya. Meskipun harus menempuh jalan yang tak biasa".

Duke Walter cukup terkejut dengan ucapan pengawalnya. Ia mengerti betul apa maksud tak  biasa dari perkataan itu.

Di luar dugaan ia malah tertawa keras. Bahkan tawa yang tak pernah di perlihatkan pada siapa pun selama ini.

Pengawalnya sangat kaget dengan itu. Ia sudah puluhan tahun bersama Duke Walter dan baru kali ini ia melihat Duke tertawa seperti ini.

Ya. Sejak kecelakaan kereta 20 tahun lalu yang merenggut nyawa kedua orang tuanya, Duke tak pernah tertawa lebar.

Saat itu usianya masih remaja. Sekitar 15 tahun. Di usia itu ia harus menerima gelar Duke karena ayahnya.

Kebanyakan remaja seusianya menikmati masanya, ia malah sibuk belajar bagaimana kehidupan seorang Duke dengan segala hukum dan peraturan. Di tambah lagi gurita bisnis ayahnya yang menjadi sisi lain dari pertumbuhan pundi-pundi Grand Floor.

Di usia itu ia dipaksa untuk memikirkan kehidupan ratusan pelayan di Grand Floor dan juga karyawan di perusahaan-perusahaan yang ditinggalkan ayahnya.

Duke adalah anak tunggal dari Duke David VII ayahnya. Ia tak pernah akrab dengan siapapun termasuk wanita.

Hanya Earl James di Edinburgh dan keluarga Dundas di St. Andrew yang  terlihat akrab dengannya. Itu karena sedari kecil ayahnya sudah memperkenalkan Duke pada mereka. Bahkan hampir semua acara keluarga mereka pasti diundang.

"Aku senang cuaca cerah hari ini" kata pengawalnya yang merangkap sopir perjalanan kali ini.

"Kau benar. Karena itu kita tak boleh melewatkan ini begitu saja" sahut Duke.

"Setuju. Entah kenapa rasanya aku ingin berteriak kencang sekarang Tuan" ia tertawa kecil. Ia tak bisa menahan sukacita di hatinya melihat wajah Duke yang berseri-seri.

"Aku bahkan ingin berlari di halaman Grand Floor beberapa putaran" Duke tertawa geli di akhir kalimatnya.

Apa Sea sudah menerima paketnya?
Aku tak membayangkan wajah kesalnya.

Duke tersenyum. Membayangkan wajah Sea yang kesal membuatnya seperti menemukan mainan baru.

Sea baru saja pulang dari tempat magangnya. Bergegas menuju lorong kamarnya ketika Mrs. Graham memanggilnya.

"Kau baru pulang Sea?" tanya Mrs. Graham.
"Seperti yang kau lihat Madam" ucap Sea agak dongkol. Ia tahu betul sikap Mrs. Graham berubah padanya ketika tahu bahwa ia dekat dengan beberapa bangsawan. Mrs. Graham bahkan mengambil keuntungan dari itu. Lihat saja, hadiah-hadiah yang diberikan oleh aunty Marry atau Earl Rosebery.

"Ada paket untukmu dan juga buket bunga".

" Paket?? "ulang Sea.

" Aku rasa itu dari seorang bangsawan dilihat dari lambang di paper bag dan buket. Huruf D dengan ukiran khas kerajaan".

"Terima kasih tapi itu bukan untukku" balas Sea dan berbalik dan hendak pergi.

"Kepada Lady of Edinburgh. Itu nama tujuan pengiriman. Kau tau apa itu Sea".

Bagai tersihir dengan ucapan Mrs. Graham , Sea menghentikan langkahnya. Ia tahu betul ucapan Lady of Edinburgh hanya berasal dari seseorang. Duke of Roxeburgh.

" Baiklah. Aku akan mengambil paketnya"ucap Sea terburu- buru lalu berjalan mendahului Mrs. Graham ke ruang kerjanya.

Dalam hatinya ia berharap  agar Mrs. Graham tidak akan bertanya macam-macam. Ia tahu betul sifat nyonya tua ini. Dan yang paling di takutkan adalah Mrs. Graham bisa membocorkan hal ini kepada Earl Rosebery.

Ia tak bisa membayangkan  kesalahpahaman yang akan timbul. Ini sudah sangat privasi.

Setelah mengambil paper bag Sea mengambil buket bunga dan melihat secarik kertas menempel di antara kelopak bunga yang berwarna warni. Ia menyimpan kertas itu dalam saku mantelnya.

"Ini untukmu Mrs. Graham" Sea menyodorkan buket itu.
Mrs. Graham memandangnya heran.
"Temanku memberikan buket ini untuk kepala asrama sebagai ucapan terima kasih" tegas Sea.

"Baiklah. Sampaikan rasa terima kasihku untuk temanmu" ucap Mrs. Graham senang.

Sea mengangguk lega. Lalu berbalik pergi dengan dua paper bag di tangannya. Ia belum tahu apa isinya.

Sepanjang lorong menuju kamarnya ia terus mengutuk Duke Walter dalam hatinya.

Bagaimana bisa ia berani mengirimkan sesuatu ke asramanya. Jika ini adalah pakaian atau aksesoris maka Sea berjanji akan mengirimnya ke Kelso.

Tiba di kamarnya ia langsung meletakan paper bag di meja. Tanpa melepas mantel dan sepatu ia langsung membuka paper bag itu.

Begitu dikeluarkan ternyata boks berisi makanan. Secarik kertas jatuh di samping boks. Sea memungut dan membacanya.

Selamat menikmati...
Semoga kau suka dengan makanannya.
Kau harus menghabiskannya karena kau masih dalam proses pertumbuhan..

D.

Sea meremas kertas itu sekuat tenaga. Ia membayangkan ekspresi Duke saat menulis kalimat itu.

Apa ia benar-benar sudah gila. Wajah angkuhnya jelas terlihat di tulisan ini. Aku akan menemukan cara untuk membalasnya. Dia pikir dia bisa terus melakukan hal ini padaku?
Benar-benar pria sinting.

Sea kembali memandang beberapa boks makanan di meja. Ia tak mungkin menghabiskannya sendiri. Ini terlalu banyak.

Jika ia mengajak Megan, Rose dan Damian tentu mereka akan semakin curiga dan banyak bertanya.

Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia terus berpikir keras. Ia tak mungkin membuang makanan itu. Ia tahu betul ayahnya bekerja keras untuk menanam aneka bahan makanan dan mungkin saja sebagian bahan makanan ini berasal dari pertanian ayahnya.

Arrgghh!!
Sea menggeram kesal. Perlahan ia bangun dan mengambil peralatan makan. Apa boleh buat ia harus menghabiskan makanan kiriman ini.

Mungkin aku benar-benar dalam proses pertumbuhan Duke sialan!!

Ia mengunyah dengan kasar hingga ia hampir tersedak. Ia seperti melihat wajah Duke di tembok sedang menatapnya dan tersenyum sinis seperti biasanya.
***

BLUE ( Sky & Sea ) /COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang