LIMA PULUH LIMA

156 12 0
                                    

Sepanjang perjalanan pulang ke Roxeburghe, Duke hanya terdiam. Sesekali ia menekan sebuah panggilan di ponselnya, yang selalu berakhir dengan desahan kecewa.

Ya. Ponsel Sea selalu tidak aktif sejak hari di mana ia meninggalkan Duke sore itu.

Apa  mungkin ponsel  Sea tertinggal di mobil itu? Gumam Duke.

Dengan segera ia meminta anak buahnya untuk memeriksa Alphard ringsek yang kini berada di kepolisian  setempat.

Ia tiba di kastil saat malam telah larut. Kemudian segera naik ke kamarnya dan mandi air hangat. Ia berendam di bathub yang telah diberi cairan aromaterapi oleh pelayan.

Kenapa kau menghilang Sea?
Apakah tatapan sore itu adalah isyaratnya?
Dimana aku harus mencari mu?

Aku merindukanmu...

Ada rasa getir di hatinya saat mengucapkan kata rindu untuk Sea.

Ia menyadari kedekatan mereka dan hal-hal tidak biasa yang sering mereka lalukan.

Pelukan, pegangan tangan, bahkan ciuman-ciuman penuh gairah.

Semua mengalir begitu saja dan ia menikmatinya.

Apa aku jatuh cinta padanya?

Duke menggeram kesal. Lalu refleks keluar dari bak dan membilas tubuhnya di bawah shower. Bayangan Sea tak mau pergi dari kepalanya dan itu sangat menyiksanya.

Setelah memakai pakaian tidur, ia mengambil botol anggur dan pergi ke balkon. Ia butuh air ajaib ini untuk menenangkan saraf-sarafnya.

Dengan setengah mabuk Duke beranjak ke ranjang, namun tiba-tiba sebuah ide melintas begitu saja. Ia mengambil jubah panjang dan memakainya lalu keluar dan pergi ke ruang kerjanya.

Ia masuk dan segera menghilang di balik rak buku seperti biasa. Langkahnya cepat hingga mencapai pembatas kaca antara lorong rahasia dan kamar Sea.

Tanpa pikir panjang ia masuk dan langsung menghempaskan tubuhnya di ranjang itu.

Aroma parfum Sea masih melekat erat di situ. Walau Lucia telah membersihkan kamar itu tapi aroma vanilla itu tercium tajam.

Aku merindukanmu... Bisakah  kau datang padaku walau itu hanya dalam mimpi?

Duke berbisik untuk dirinya sendiri. Ia tersenyum kecut lalu memejamkan matanya yang sudah terasa berat.

Dua minggu berlalu dan Duke masih tak mendapat informasi tentang keberadaan gadis pirang itu.

Ia kembali tenggelam dalam pekerjaannya dan berharap ada satu keajaiban dalam hidupnya.

Duke sementara memeriksa laporan keuangan saat anak buahnya masuk dan memberitahunya jika sopir Sea sudah siuman.

Dengan cepat ia memasukan berkas itu di laci meja dan menguncinya. Lalu meminta anak buahnya menyiapkan helikopter.

30 menit kemudian mereka sudah berada di rumah sakit. Duke mengucapkan terima kasih pada direktur rumah sakit dan tim dokter yang telah bekerja sangat keras.

Lalu ia menghampiri anak buahnya di bangsal.

"Bagaimana keadaanmu? ".

" Maafkan aku Yang Mulia". Jawab sopirnya gugup.

"Lupakan itu. Katakan apa yang terjadi hari itu dan dimana Lady Edinburgh".

Tanya Duke tak sabar.

" Kejadiannya sangat tiba-tiba dan aku sangat panik hingga menabrak pembatas jalan. Aku meminta Nona Muda untuk menunduk tapi ia berteriak histeris dan aku sudah tak tahu apa yang terjadi".

Duke terdiam untuk mencerna ucapan sopirnya.

"Apa ia mengatakan sesuatu di perjalanan atau apa kau melihat sesuatu yang aneh? ".

Tanya Duke lagi.
Sopir itu terdiam sebentar lalu menatap Duke dengan berani.

"Aku tidak tahu. Tapi sejak mobil meninggalkan halaman istana, Nona Muda tak banyak bicara. Bahkan ia lebih banyak mendesah dan tidak makan malam. Aku hanya bisa melihatnya dengan iba".

Dahi Duke berkerut. Rasanya tak mungkin Sea seperti itu. Ia selalu ceria dan juga hari itu adalah hari ulang tahunnya.

Sebenarnya Duke ingin Sea kembali ke St. Andrews pada pagi hari saja. Tapi ia lebih takut ia akan kehilangan kendali atas dirinya.

Mengingat apa yang terjadi di tepi sungai. Ia takut berada dekat Sea akan membuatnya jatuh cinta pada gadis itu.

Duke belum siap untuk membuka hatinya pada gadis manapun. Banyak wanita yang datang dan pergi dalam hidupnya tapi hanya sekedar berbagi kebutuhan sebagai orang dewasa.

Dan itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Karena baginya reputasi dan status sosialnya jauh lebih berharga di atas apapun.

Tapi berbeda dengan Seana. Duke merasa ada yang aneh dengan perasaannya. Melihat gadis itu terluka membuatnya tak suka.

Ada keinginan kuat untuk melindungi gadis itu. Tapi ia menolak dengan tegas jika ia jatuh cinta pada gadis itu.

"Apa Anda baik-baik saja Yang Mulia?".

Tanya sopirnya ragu, melihat Duke yang sedari tadi melamun.

" Tidak. Oh ya, lupakan pertanyaan konyol tadi. Cepat sembuh dan pulang ke Roxeburghe".

Ucap Duke tanpa ekspresi lalu  berjalan keluar dari ruangan itu. Sopirnya tersenyum kecil.

Ia tahu, majikannya berusaha menutupi sesuatu di balik wibawa dirinya. Tapi tingkahnya dan ekspresi wajahnya menjelaskan segalanya. Ia sedang jatuh cinta. Sedalam-dalamnya.

Sementara itu, Sea sedang berada di High Land. Setiap hari ia membaur dengan para pekerja untuk mencari kesibukan.

William Gladstone, ayahnya tak mengijinkan putri satu-satunya untuk pergi kemana pun.

"Aku bosan ayah". Protes Sea.

"Terserah padamu. Ayah melakukan yang terbaik untukmu. Jika kau bersikeras ayah akan mengirimmu ke Paris".

" Tapi ayah... ".

" Kau bisa melanjutkan pendidikan mu di sana atau kau ingin mengambil keahlian lain. Ayah akan mendukungmu. Kau masih muda dan ayah ingin kau belajar lebih banyak".

Sea terdiam memikirkan perkataan ayahnya. Dengan cepat ia berdiri dan memeluk ayahnya di dekat jendela.

"Aku akan memikirkannya dan memberitahukan keputusanku secepatnya. Terima kasih sudah menyayangiku dengan baik. Maafkan aku ayah".

William mengecup puncak kepala Sea.

" Sampai  kapan pun kau tetaplah putriku satu-satunya. Aku ingin mewariskan dunia padamu. Hidupmu haruslah lebih baik dariku dan ibumu. Kau kebanggaan ku sayang".

Mata Sea berkaca-kaca. Setelah sekian lama mengabaikan ayah dan ibunya karena sering memilih menghabiskan waktunya di Edinburgh, sekarang ia sangat menyesali semuanya.

Aku adalah Seanna Gladstone...
Aku bukan Lady Edinburgh.

Sea berlari ke kamarnya dan menangis tersedu-sedu. Ia menyalahkan dirinya karena pernah mengabaikan kedua orang tuanya hanya karena status tunangan dengan Sky.

Mulai sekarang, aku akan melakukan apapun yang ayah inginkan...

***

BLUE ( Sky & Sea ) /COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang