EMPAT PULUH SEMBILAN

138 10 0
                                    

Angin berhembus memainkan rambut Sea yang tergerai. Ia memejamkan mata untuk sejenak melupakan kepedihan hatinya.

Namun sial, air matanya lolos lagi. Ia merasa sudut hatinya kosong. Ia benar-benar lelah menyimpan segalanya sendirian.

Jika dulu ia bisa bebas berbagi pada Louis atau teman-temannya, maka sekarang itu tak bisa. Mereka kini punya kehidupan sendiri-sendiri.

Lagipula ia merasa tak pantas untuk membahas tentang Sky karena ia sudah menutup segalanya tentang pria itu.

Sea tak menyeka airmatanya. Ia membiarkan buliran bening itu mengalir sesuka hati. Lagipula tak ada orang disini jadi ia tak perlu merasa malu.

Tiba-tiba kepalanya di tarik dan menabrak dada bidang yang hangat. Tak hanya itu, sepasang tangan kekar kini mendekapnya erat.

Aroma itu... Aroma itu sangat familiar. Duke. Batin Sea.
Ia bergerak untuk melepas pelukannya tapi Duke bersikeras menahannya. Dan harus diakui tenaga pria ini jauh lebih kuat berkali-kali lipat darinya.

"Jika kau bergerak sekali lagi, aku akan patahkan lehermu" kata Duke dengan nada rendah.

"Maafkan aku Walter" Kata Sea pelan. Ia merasa kikuk.

"Untuk apa? " tanya Duke.

"Sikapku dan aku sudah merepotkan dirimu" jawab Sea.

Duke tak membalas. Bukan itu jawabannya. Ia ingin jawaban yang lain.

"Ya. Kau memang merepotkan. Bahkan sejak pertama kali kita bertemu" balas Duke ketus seperti biasanya.

Sea meronta untuk melepaskan dirinya.
"Lepaskan aku Walter!!

Duke melepasnya. Tapi ia mencekal tangan Sea ketika gadis itu berdiri untuk pergi.

" Katakan padaku apa yang terjadi"pinta Duke dengan sorot mata tajam.

"Tidak ada!! Sudah kukatakan aku baik-baik saja".

" Aku ingin dengar langsung darimu atau aku akan meminta orangku untuk mencari tahu sendiri. Dan itu sangat mudah bagiku Lady Edinburgh!!".

"Sudah kukatakan, jangan panggil aku dengan nama itu!".

" Oh ya, kalau begitu katakan apa alasannya"Duke tak mau kalah. Ia semakin mengeratkan cekalannya.

Sea meringis kesakitan tapi rasa marahnya lebih menguasainya.

Ia menatap Duke dengan sorot amarah.
"Kau pikir siapa dirimu yang berhak ikut campur urusanku!".

Duke berdiri dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia langsung membungkam bibir Sea dengan ciuman kasar.

Sea memberontak tapi Duke sama sekali tak perduli. Ia terus melumat bibir Sea dengan ganas dan emosional. Ia ingin menundukan ego gadis keras kepala itu.

Sea menatap tajam Duke yang sedang melecehkan dirinya. Ia tak menyangka ciumannya setelah Sky harus terasa seperti ini. Dengan berani ia menggigit bibir Duke hingga tautan bibir mereka terlepas.

Ia berbalik dan berlari pulang ke kastil. Ia tak perduli apapun lagi. Dirinya merasa kecewa dan hancur.

Kepala pelayan yang melihatnya berlari menaiki tangga hanya terdiam. Ia tahu sesuatu telah terjadi antara majikannya dan tamunya.

Tiba di kamar Sea segera mengunci pintu dan berlari ke kamar mandi. Ia menangis dengan histeris di sana. Ia mengguyur tubuhnya di bawah shower.

Air matanya menyatu dengan aliran air dari pancuran itu. Entah  siapa yang disalahkan. Ia benar-benar mengutuk dirinya.

BLUE ( Sky & Sea ) /COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang