DELAPAN PULUH TIGA

147 11 0
                                    

Langit tampak mendung. Sea melihat ke atas dan mulai gelisah. Gerbang asrama belum juga terbuka. Ia tak tahu jam berapa sekarang.

Rintik- rintik hujan mulai turun. Sea menarik kopernya dan memutuskan keluar dari area asrama. Langkahnya tergesa- gesa. Ia takut kehujanan apalagi jika sampai sakit.

Begitu tiba di jalan umum ia bernapas lega. Setidaknya ia bisa mencari kafe atau restoran yang menyajikan sarapan pagi. Ia tak tahan dengan rasa lapar yang menderanya. Terlebih janin di rahimnya butuh nutrisi.

Ia merogoh tasnya dan menerka berapa lembar uang yang masih tersisa dan tersenyum pahit.

Gerimis mulai berubah menjadi hujan deras. Sea berdiri di pelataran bangunan untuk berlindung.

Ia melirik kopernya dan menarik napas berat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia melirik kopernya dan menarik napas berat. Apa yang harus dilakukannya dengan koper itu?

Ia terpikir untuk membuangnya namun ia urungkan saat mengingat banyak pemberian Duke ada disitu.

Ah!! Mengingat Duke hatinya kembali pedih. Bagaimana bisa ia meninggalkan istrinya dalam keadaan pingsan? Lalu membiarkan pulang sendirian ke Grand Floor?

Mata Sea berkaca- kaca. Ia menunduk dan mengeratkan syal dan juga mantelnya. Air matanya menitik tanpa bisa dicegah.

Sebegitu sulitkah memahami dirimu Walter?
Mengapa kita selalu kembali ke titik yang sama?

Sea harus mengakui bahwa setiap perjalanan rumah tangga pasti berada dalam pasang surut. Tapi, ini kali kedua mereka ada dalam masalah karena Sky.

Kebahagiaan yang baru berjalan beberapa bulan harus terjeda oleh salah paham yang tidak di selesaikan.

Dan itu yang Sea benci dari Duke. Selalu mengambil kesimpulan dan keputusan berdasarkan pemikirannya sendiri.

Sea baru saja berencana akan berlari kecil ke seberang jalan ketika ia tak sengaja menabrak seseorang. Tanpa melihat orang itu Sea menunduk dan meminta maaf.

Lalu ia meneruskan langkahnya ke seberang jalan dengan menarik kopernya.

Tiba- tiba saja ia merasa kopernya terlepas dari tangan  dan belum sempat ia mencari tahu penyebabnya, tangannya  juga ikut tertarik oleh sebuah telapak tangan yang hangat dan besar.

Jantung Sea berdegup kencang tapi ia tak bisa melepaskan genggaman tangan pria asing itu hingga keduanya tiba di seberang.

Sea langsung mengibaskan tangannya dan memasang wajah datar.

"Lain kali jangan nekad menerobos hujan, kau bisa saja tergelincir dan... Itu berbahaya untukmu".

Kata pria asing itu dengan pandangan mata yang tertuju ke perut Sea.

BLUE ( Sky & Sea ) /COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang