TUJUH PULUH EMPAT

137 13 0
                                    

Menjelang siang Duke dan Sea tiba di kastil kecil di puncak bukit. Keduanya langsung menuju makam orang tua Duke yang ada di samping kastil.

Duke meletakkan karangan bunga lily kesukaan ibunya lalu menarik tangan Sea untuk berdiri sejajar dengannya.

"Hai Dad, Mom... Aku kembali lagi. Apa kabar? Aku membawa seseorang bersamaku. Namanya Seana Gladstone. Wanita yang kupilih untuk menghabiskan waktu bersama, berbagi suka dan duka, dan tentu saja menjadi ibu dari anak-anakku. Aku mohon restui - lah pernikahan kami selamanya".

Duke menatap Sea dan memberi isyarat agar Sea melakukan hal yang sama.

Sea berjongkok dan menyentuh nisan ayah Duke kemudian nisan ibunya.

"Maaf. Aku tak membawa sesuatu untukmu ayah, ibu. Walter tak mengatakan padaku jika kami akan datang  ke sini".

Sea menjeda ucapannya dan menoleh pada Duke sebagai bentuk protes. Kemudian berbalik cepat.

" Terima kasih telah melahirkan  seorang pria yang baik dan bertanggung jawab. Terima kasih sudah mendidiknya dengan benar. Walaupun ia sendirian tapi ia telah bertumbuh dan bertahan dengan baik hingga aku bertemu dan jatuh cinta padanya. Terima kasih telah memberiku kesempatan untuk memilikinya di hidupku".

Sea menghembuskan napas lega lalu berdiri. Duke terpaku mendengar setiap kalimat yang keluar dari mulut Sea.

Ia tak menyangka Sea memiliki hati seluas itu setelah apa yang ia lakukan kemarin, bahkan hingga tadi malam di acara resepsi pernikahan mereka.

Ia menarik Sea dalam pelukannya dan mengecup puncak kepalanya. Badan Sea terasa hangat, namun Duke mengira itu karena terik matahari.

Tak menunggu lama, Duke segera menarik tangan Sea untuk masuk ke dalam.

Seorang pelayan mendekat dan berbisik jika makan siang  telah siap. Duke mengangguk lalu melepas mantel dan sarung tangannya. Sea juga melakukan hal yang sama, tapi mendadak ia merasa kedinginan saat membuka mantelnya.

Tiba di meja makan, beberapa pelayan berbaris rapi dan menunduk hormat.

"Kami turut berbahagia atas pernikahan Anda Yang Mulia".

Kepala pelayan mewakili semua yang ada mengucapkan selamat untuk pernikahan Duke.

Sea tersenyum di samping Duke.

" Terima kasih. Kita adalah keluarga sekarang".

Duke sedikit kaget mendengar ucapan Sea. Sesuai aturan, sebenarnya Sea tak usah menjawab atau membalas ucapan itu. Tapi sudah terlanjur jadi Duke memilih diam saja.

Mereka duduk di meja makan. Pelayan segera menyajikan makanan pembuka. Pelipis Sea berkeringat, ia terlihat gelisah. Rasa mual mendorong kuat di dalam perutnya.

"Apa kau baik-baik saja? ".

Sea menunduk dan menggeleng dan tiba-tiba saja kepalanya terkulai di atas meja.

Duke sangat panik dan menjatuhkan sendoknya ke lantai. Ia berdiri dan menggendong Sea. Lalu membawanya ke kamar.

Kepala pelayan mendahului Duke dan berdiri di samping ranjang.

" Aku takut Sebastian! ".

Kepala pelayan meletakkan tangan di kening Sea dan tersenyum.

" Nyonya baik-baik saja. Ini hanya demam biasa. Mungkin karena kelelahan. Aku akan menyiapkan obat dan air untuk mengompres".

Duke tetap membelai kepala Sea dan memanggil namanya. Namun mata Sea sama sekali tak terbuka.

Perlahan Duke melepas sepatu yang dikenakan Sea lalu menarik selimut untuk menutup tubuhnya hingga ke pinggang.

BLUE ( Sky & Sea ) /COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang