SEMBILAN PULUH DUA

186 17 9
                                    

Sesuai perkataan Duke padanya Seana tak lagi berangkat ke kantor. Bahkan semua peralatan seperti laptop dan berkas- berkas keuangan perusahaan sudah diambil semua oleh Eugene atas perintah Duke.

Tak ada lagi penjagaan atas dirinya kecuali Lucia yang selalu muncul di hadapannya untuk mengingatkan waktu makan.

Sea tahu Duke telah membuat peraturan untuk mereka semua. Ia sadar siapa dirinya sekarang.

Bahkan anak dalam rahimku juga adalah milikmu Walter...

Sea mengelus perutnya dan keluar untuk menyiapkan makan malam sendiri. Tak ada makanan apapun malam ini di meja. Jadi ia berniat memasak sesuatu yang bisa mengenyangkan perutnya.

Setelah makan ia tak sengaja bertemu dengan Lucia di pintu dapur.

"Bisakah kau menuliskan nomor ponselmu untukku? ".

Lucia menatapnya sejenak lalu menunduk. Sea berlalu dan masuk ke kamar utama. Rasa nyeri dan kram di perutnya semakin bertambah.

Ia duduk di ranjang dan menyapukan telapak tangannya di seprai sutera berwarna maroon.

Sudah dua malam Duke tak kembali. Jujur, meski bertengkar tapi ia merindukan pria itu. Merindukan wajahnya. Sea menarik napas dalam- dalam dan menghembuskannya kasar.

Pintu terbuka dan Lucia muncul. Ia melihat ke kiri kanan sebelum menjatuhkan secarik kertas di lantai dan bergegas keluar. Ia seperti takut ketahuan.

Dan Sea memahami itu. Pasti Duke telah mengancam mereka semua.

Sea berjalan dan memungut kertas yang ia yakini adalah nomor ponsel Lucia. Ia tersenyum saat membacanya.

Ia masuk ke walk-in closet dan mengganti piyama dengan dress longgar. Kemudian mengambil sebuah kemeja putih milik Duke dan keluar.

Setelah itu ia pergi ke kamar baby W dan mengambil sebuah tas kecil yang telah ia siapkan beberapa hari lalu dan kembali ke kamar utama.

Tak ada siapapun yang melihatnya karena memang hari sudah malam dan setiap pelayan sudah kembali ke tempat tinggal mereka yang terletak di belakang kastil.

Hanya Eugene dan Lucia yang diijinkan oleh Duke untuk memiliki kamar di kastil utama. Itupun ada di dekat dapur.

Setelah merapikan semua yang akan di bawanya ke klinik bersalin sekali lagi Sea duduk di ranjang dan mendekap bantal yang biasanya dipakai oleh Duke.

"Aku masih tak percaya bahwa segalanya hanya berakhir di sini Walter. Aku tak menyalahkan dirimu untuk semua. Kau berhak memutuskan apa yang terbaik bagi hidupmu. Terima kasih untuk kupu- kupu dan pelangi yang pernah kau buat dalam hidupku".

Sea menghirup aroma parfum  Duke yang tertinggal di bantal itu selama beberapa menit. Ia menahan dirinya sekuat mungkin untuk tidak bersedih.

Setelah memastikan tak ada yang tertinggal Sea mengambil mantel dan mengenakannya.

Ia menenteng tas kecilnya yang berisi keperluan kelahiran baby W dan dirinya. Juga sling bag kecil berisi nomor ponsel Lucia dan ATM miliknya.

Ia berjalan menuju pintu dan keluar. Setelah menutup pintu dengan perlahan ia berjalan ke pintu utama dan keluar dengan perlahan.

Tak ada penjagaan seperti biasanya. Dan ia tahu itu karena Duke tak ada di kastil. Sea bersyukur, setidaknya kepergiannya tidak serumit yang ia bayangkan.

Setelah keluar dari gerbang ia  menatap tembok tinggi dan kastil Grand Floor sekali lagi. Rasanya ada yang tertinggal di sana namun kenyataan menyadarkannya bahwa segalanya sudah berbeda di sini.

BLUE ( Sky & Sea ) /COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang