DELAPAN PULUH LIMA

160 11 2
                                    

Sea terbangun dengan rasa lapar yang menyiksanya. Ia menatap Duke yang masih tertidur pulas dengan satu tangan di atas kepala Sea.

Perlahan ia turun dari ranjang dan membersihkan diri. Lalu keluar menuju dapur.

"Selamat pagi Nyonya. Segala keperluan ke High Land telah siap".

Sea yang hendak menuang jus mengurungkan niatnya dan menatap Eugene, kepala pelayan.

" Apa maksudmu? High Land? ".

Eugene mengangguk. Yang membuat Sea semakin bingung.

" Terima kasih Eugene".

Kata Sea lalu membawa gelas jus dan camilan yang diberikan oleh pria asing itu di St. Andrews.

Sea duduk berjemur matahari  pagi di taman samping kastil. Beberapa kupu- kupu terbang di atas kepalanya.

Apa Walter akan menyuruhku pulang ke High Land?
Atau  ia akan menceraikan aku karena kejadian ini?

Bulu badan Sea merinding memikirkan kemungkinan kedua. Wajahnya sedikit murung. Ia membelai perutnya.

"Daddy tidak akan melakukan ini pada kita".

Ucapnya pelan dengan suara tercekat. Baginya, ini adalah saat yang sulit untuk memprediksi segalanya. Duke seakan menjadi orang asing. Dalam hati ia berdoa agar pikiran buruk itu hanyalah mimpi yang tidak akan nyata.

" Kau tak membangunkan aku".

Suara Duke memecah lamunannya. Namun ia tak menoleh sedikitpun. Hingga Duke duduk di sampingnya dan menatap ke arah yang sama. Jauh di ujung sana.

"Ayah menghubungiku kemarin. Ayah dan ibu meminta kita datang untuk sebuah tradisi sebelum kelahiran. Aku sudah setuju untuk datang".

Sea menoleh dan menatap Duke lama. Ia belum yakin dengan pendengarannya.

" Jadi? ".

Duke mengangguk dan membalas tatapan Sea.

" Maaf untuk segala kesalah pahaman ini. Kau tahu aku hanya terlalu takut untuk kehilangan dirimu".

Sea menggeleng.

"Kau belum mempercayai aku Walter. Hanya itu. Jujur saja, aku tak  tahu harus bersikap seperti apa. Aku berusaha memahami segalanya, tapi aku tak mendapatkan apa- apa".

Suara Sea bergetar. Ada kepedihan dan rasa kecewa yang dalam. Ia hanya tak ingin menangis di hadapan pria yang dicintainya tapi terasa asing sekarang.

Duke menggenggam tangannya. Ia merasa bersalah karena tuduhan sepihak dan keputusan gegabahnya di London.

" Bisakah kita melupakan kejadian ini? Aku minta maaf jika aku telah menyakitimu. Aku benar- benar minta maaf Seana".

Perasaan Sea sedikit lega mendengar itu tapi ia berharap lebih.

"Biarlah waktu yang akan buktikan semua Walter. Aku tidak pernah marah padamu karena aku mencintaimu. Aku hanya tersesat di dalam perasaanku sendiri".

Duke memeluknya dan membelai kepalanya lembut.

" Ayo sarapan. Setelah itu pengawal akan mengantarmu ke High Land. Aku akan menyusul besok, ada pekerjaan yang harus kuselesaikan hari ini. Semoga kau mau memahami ini".

"Aku baik- baik saja Walter. Aku percaya padamu. Terima kasih sudah mengijinkan aku pulang ke High Land".

Keduanya kembali ke dalam dan sarapan. Sea berusaha tersenyum saat tak sengaja pandangan mereka bertemu.

Aku hanya takut hatiku menjadi tawar , Walter.

Batin Sea sambil mencuri pandang pada Duke yang sedang meneguk jus di gelas.

BLUE ( Sky & Sea ) /COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang