TUJUH PULUH DELAPAN

155 14 0
                                    

Hari hampir malam. Seana terbangun dengan perasaan mual yang kembali menyerangnya.

Cepat-cepat ia menuju wastafel dan memuntahkan apa yang ada di perutnya. Namun yang keluar hanyalah liur dan cairan asam.

Ia memegang kepalanya dan terus menunduk di depan wastafel. Lucia tak ada di situ.

Pintu terbuka. Duke yang baru saja pulang langsung melempar tas kerjanya dan menghampiri Sea yang membelakanginya.

"Apa yang terjadi? Apa kau sakit? ".

Sea menggeleng. Ia mengangkat wajahnya. Keringat dan air mata bercampur jadi satu. Duke terperanjat dan memeluknya erat.

" Katakan padaku apa yang sakit, dokter akan memeriksa mu".

Sea mengangguk lalu melepas  pelukannya. Ia membasuh wajahnya kemudian berjalan ke ranjang dan duduk.

Kepala pelayan masuk dan membungkuk hormat. Duke menatapnya lekat.

"Apa yang dokter katakan Eugine? ".

" Saat dokter datang Nyonya sudah tertidur nyenyak. Aku tak berani membangunkannya. Ia akan kembali sebentar lagi".

Duke mengambil ponselnya dan menelepon. Namun ponsel lain berdering di pintu masuk. Ternyata dokter Ralph baru saja tiba.

"Maaf aku sedikit terlambat".

Duke tak membalas. Ia duduk di samping Sea yang terlihat pucat dan sayu.

" Berbaringlah. Ralph akan memeriksa dirimu".

Sea menurut dan berbaring. Ralph mendekati ranjang dan berniat meletakkan stetoskop di dada Sea. Namun dengan cepat Duke merampas benda itu dan meletakkannya.

Ralph meminta Duke mengulang beberapa kali. Ia terlihat mengerutkan keningnya.

"Bisakah kau meletakkannya di daerah sekitar perutnya? Perlahan-lahan".

Duke menyingkap piyama Sea  dan melakukan apa yang Ralph minta.

Ralph menarik napas dan melepas stetoskop dari telinganya.

Ia kemudian membuka tasnya dan mengeluarkan sesuatu lalu memberikannya pada Seana.

" Sebentar jika Nyonya buang air kecil, tampunglah sedikit di wadah ini, lalu celupkan alat ini. Beritahu aku jika selesai".

"Jangan buat aku kesal Ralph. Sebenarnya ada apa?".

Duke berdiri dan menatap Ralph yang tersenyum. Ia meletakkan tangan di pundak Duke dan menepuknya.

" Kita akan memastikan diagnosa dariku sebentar. Jangan khawatir, ini bukan masalah serius. Nyonya baik-baik saja. Berikan apapun yang ia minta untuk dimakan atau diminum".

Setengah jam berlalu. Sea baru saja keluar dari kamar mandi. Ia melakukan apa yang diminta dokter.

Duke sedang makan malam dengan Ralph di ruang makan. Sea tidak ikut dengan alasan tubuhnya kurang sehat.

Baru saja ia duduk di ranjang, Duke masuk lalu duduk di sampingnya.

"Apa kau membutuhkan sesuatu? ".

" Tidak Walter. Oh ya, aku sudah melakukan apa yang di minta dokter. Aku meletakkannya di wastafel".

Sea menunjuk wastafel yang letaknya tak jauh dari ranjang. Duke mengambil ponsel dan mengetik sesuatu dengan cepat.

Tak lama kemudian Ralph datang dengan tergesa-gesa. Duke menunjuk wastafel dan Ralph segera menuju wastafel.

Ia mengangkat alat tes kehamilan dan melihatnya sekilas. Lalu menaruhnya kembali dan berjalan ke arah Duke.

BLUE ( Sky & Sea ) /COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang