DUA PULUH SEMBILAN

115 7 0
                                    

Iringan mobil Kerajaan berhenti tepat di butik madam Anne. Beberapa orang yang kebetulan sedang lewat penasaran siapa yang datang.

Sungguh pemandangan langka bisa menyaksikan keluarga Rosebery ada di pusat kota tanpa menyembunyikan identitas mereka. Biasanya mereka akan menyamar seperti masyarakat pada umumnya.

Banyak orang yang berbisik penasaran. Beredar kabar bahwa Earl James memiliki anak-anak yang tampan dan sukses. Tapi mereka tak pernah melihat secara langsung.

Countess Marry keluar terlebih dahulu. Mengenakan setelan berwarna abu dan heels senada ditambah topi khas kerajaan dengan sematan bunga di sisi kiri. Wajahnya sedikit terhalang oleh pengawal yang menuntunnya masuk ke dalam butik. Tapi bentuk tubuh proporsional di usia 50-an mengundang decak kagum para gadis muda yang ada di situ.

Menyusul Countess, adalah Louis yang menggandeng tangan Sea. Penampilan Louis seperti kebanyakan pria dewasa. Kemeja putih dengan lengan tergulung setengah, dipadu dengan blue jeans dan sneaker berwarna putih. Sedangkan Sea mengenakan dress floral berwarna biru langit dan flat shoes senada.

Tak sedikit orang yang berteriak kagum melihat Sea dan Louis masuk ke dalam butik. Serempak pintu butik madam Anne di tutupi oleh beberapa pengawal kerajaan. Orang-orang hanya bisa mencuri celah lewat dinding kaca untuk melihat dari dekat keluarga Holyrood.

"Suatu kehormatan bagiku menyambut Anda My Lady" sapa madam Anne sambil menekuk kedua lututnya.

"Tak perlu seformal itu Anne. Lagi pula tak ada siapapun di sini" balas Marry.

"Tapi My Lady... Banyak mata di dinding. Aku tak ingin ada rumor nantinya" Madam Anne melirik sekilas pada dinding kaca dimana banyak kepala yang berdesakan untuk melihat ke dalam butik.

"Biarkan saja. Lagi pula mereka tidak mendengarkan percakapan kita" sanggah Marry lalu duduk di sofa bludru berwarna abu-abu.

Madam Anne mengangguk. Tak ada gunanya berdebat dengan Countess Marry.

Baru saja ia berbalik menuju mejanya, Louis dan Sea menghampiri Marry.

"Selamat datang Pangeran Louis dan ... Lady... ".

"Hai Anne. Ini adikku Seana" potong Louis memperkenalkan Sea.

Air muka madam Anne terlihat bingung dan tak percaya tapi ia tak bisa banyak bertanya. Apalagi Louis sendiri yang mengatakannya.

Setahu Anne, Earl James hanya memiliki 2 anak dan keduanya laki-laki. Ia belum pernah mendengar jika Earl James memiliki anak perempuan, apalagi sudah sebesar ini. Memang butiknya  semenjak dahulu selalu menjadi langganan keluarga Earl James tapi biasanya kepala pelayan akan mengantarkan ukuran pakaian yang akan di jahit. Dan juga hanya beberapa waktu terakhir ini Countess Marry memesan pakaian untuk anak gadis.

Mungkin ini adalah anak di luar pernikahan Earl James...
Anne berbicara dalam hatinya. Karena memang kebanyakan keluarga kerajaan selalu memiliki cinta terlarang dengan masyarakat umum ataupun sesama bangsawan.

"Jadi, Anne apa semua pesanan kami telah siap?" tanya Marry.

Dengan terkejut Anne tersadar dari lamunannya.
"Tentu saja My Lady. Mari " jawab Anne lalu mempersilahkan mereka menuju ruangan lain untuk mengepas pakaian mereka yang telah selesai di jahit.

Yang pertama adalah Sea. Ia masuk ke dalam kamar pas bersama Marry dan madam Anne. Sebuah gaun sopan dengan leher V dan lengan 7/8 sangat pas di tubuh langsing Sea.

"Kau selalu cantik putriku. Apapun yang melekat di tubuhmu selalu tampak mewah dan elegan sayang" puji Marry.

"Anda benar My Lady. Putri Seana sangat cantik. Kecantikan khas Skotlandia" sambung madam Anne.

Sea tersenyum malu-malu lalu melepas gaunnya. Ada 2 gaun yang di pakai oleh Seana, untuk upacara pernikahan berwarna putih dan untuk pesta resepsi berwarna gold dengan butiran batu permata yang bertaburan memberi efek kilau di malam hari. Semuanya lengkap dengan sarung tangan dan topi kecil.

Giliran Marry yang mencoba gaunnya. Sedangkan Sea memilih keluar untuk menemani Louis. Ia  merasa tak pantas melihat Marry mencoba gaunnya. Bagaimanapun juga Marry sebaya ibunya, jadi ia menghormati Marry sama seperti ia menghormati ibunya.

"Apa sudah selesai? " tanya Louis begitu wajah Sea muncul dari balik tirai pembatas.

"Ya.tinggal menunggu aunty Marry".

Louis  melirik arlojinya sebentar.
" Kau tampak gelisah Lui. Ada apa? "tanya Sea.

" Ah tidak. Itu hanya pendapatmu saja gadis kecil".

"Apa kita akan bertemu kakak ipar? " tanya Sea lagi.

Louis menoleh padanya dengan tatapan nakal.
"Darimana pertanyaan itu berasal? Ah, aku tahu kau pasti penasaran siapa kekasihku. Dengar Sea, kekasihku itu tentu saja sangat sempurna melebihi gadis manapun".

Wajah Sea terlihat cemberut tapi dalam hati ia memutuskan agar tidak termakan oleh perkataan Louis. Ia tahu betul Louis hanya ingin membuatnya jengkel.

" Ya tentu saja. Jika ia bukan  gadis sempurna aku tak akan mengijinkan dirinya menikahi kakakku yang tampan ini "balas Sea  telak sambil mengulurkan tangan dan mencubit pipi Louis.

"Kau merusak ketampananku Sea" protes Louis sambil menangkap pergelangan tangan Sea.

"Lepaskan Lui. Tanganku sangat sakit" ringis Sea.

"Tidak. Sebelum kau berjanji untuk tidak melakukan hal bodoh itu lagi".

" Oh ayolah Lui. Aku akan mengadukan dirimu pada uncle"ancam Sea setengah melotot.

Bukannya melepaskan tangan  Sea, malah Louis tertawa terbahak-bahak.

"Silahkan saja. Aku yakin kau tak akan melakukannya. Jadi... ".

Tiba-tiba ucapan Louis terhenti karena dering ponselnya. Ia melihat ke layar dan nama Alesandra tertulis di sana.

"Hai honey... ".

"Ya. Aku bersama mom dan Seana".

" Jaga dirimu. Pastikan kau cantik untukku".

"Bye honey. Love you too".

Louis mengakhiri panggilannya dan menoleh. Ternyata Sea tak ada di sampingnya. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan tapi tak menemukan Sea.

Mungkin ia bersama mom.. Batin Louis.

Benar saja tak lama kemudian  Sea muncul bersama Marry dan madam Anne.

" Terima kasih atas kunjungannya My Lady"ucap madam Anne tulus.

"Sampai jumpa lagi Anne. Oh ya, pastikan kau datang lebih awal lusa nanti" balas Marry.

"Tentu saja My Lady. Dengan senang hati" Madam Anne menekuk kedua kakinya hormat.

Mereka bertiga keluar lalu masuk ke dalam  mobil. Suara berisik dari orang-orang yang berkerumun tak di hiraukan. Ada beberapa kilatan kamera yang mengarah pada mereka.

Sea berniat mengangkat kepalanya tapi Louis menutupnya dengan sebagian  tubuhnya.

"Ini tak akan baik bagimu Sea. Percayalah padaku" bisik Louis sebelum menutup pintu mobil untuk Sea dan dirinya.

Sea hanya melotot bingung. Dalam hati ia berjanji untuk menanyakan alasannya pada Louis nanti.

Mereka masih singgah di toko perhiasan dan juga butik sepatu untuk memastikan perlengkapan Louis sebagai pengantin pria.

Semuanya harus sempurna karena tak sedikit kalangan bangsawan dan bilioner yang akan hadir di pesta pernikahan Louis, putra sulung Earl James Rosebery.

***

BLUE ( Sky & Sea ) /COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang