DELAPAN PULUH SEMBILAN

144 14 2
                                    

Duke tak kembali setelah makan siang. Ia tak pergi ke restoran melainkan pulang ke Grand Floor untuk makan siang.

Eugene yang melihat itu merasa heran tapi ia tak berani bertanya.

"Katakan pada Lucia untuk datang ke ruang kerjaku".

Duke berjalan menaiki tangga dan masuk ke ruang kerjanya. Tak ada yang berubah kecuali bayangan pertengkaran mereka semalam.

Lucia mengetuk dan masuk.

" Aku ingin kau bersama beberapa pelayan pria mengganti karpet dan gorden yang ada di sini sekarang".

"Baik Tuan".

Lucia beranjak menuju pintu.

" Apa Duchess mengatakan sesuatu padamu pagi tadi? ".

Lucia berbalik dan menggeleng.

" Aku hanya membantunya bersiap sesaat setelah ia kembali dari taman".

"Taman? ".

" Ya. Nyonya mengatakan bahwa berjalan kaki di pagi hari sangat baik bagi kandungannya. Apalagi sebentar lagi akan melahirkan".

Duke merasa tidak tahu apa- apa. Ia bahkan tak tahu kapan tepatnya istrinya akan melahirkan. Ada sesuatu yang  bergejolak di hatinya. Sakit.

"Kau boleh pergi Lucia".

Sepeninggal Lucia, Duke berdiri di jendela yang terbuka. Pandangannya jauh ke bawah sana. Tempat ia melihat Sea waktu pertama kali gadis itu datang bersama Earl Rosebery.

Apa mungkin ia pergi ke hutan kecil itu?

Duke menggeleng untuk membantah pemikirannya.

Ia menyandarkan punggungnya di jendela. Semilir angin membuatnya mengantuk. Apalagi dengan kondisi perut yang kenyang. Jadi ia memutuskan untuk tidur di kamar utama. Kamar mereka.

Sudah hampir pukul 05.00 sore dan Duke belum kembali. Sea menatap cemas pada pintu yang tak kunjung terbuka. Ia menyesal tak punya ponsel, jadi ia berniat untuk meminta ponselnya saat pulang nanti.

Setelah membereskan segala berkas di mejanya Sea turun ke lobi untuk pulang. Ia benar- benar kelaparan dan ia tak punya uang di tangan.

Di sepanjang jalan ia masih memikirkan Duke yang belum kembali ke kantor. Ia semakin merasa jika Duke tak ingin melihat dirinya.

Ia memijit keningnya. Kemudian membelai perutnya.

"Saat tiba di rumah nanti kita akan makan sepuasnya".

Mobil memasuki pekarangan dan berhenti di depan pintu utama. Sea mengerutkan keningnya saat melihat mobil Duke terparkir di sana.

Ia turun dan masuk ke dalam rumah. Suasana tampak sepi jadi ia langsung pergi ke kamar untuk mandi.

Kamar tampak gelap jadi ia menyalakan saklar. Sea terperanjat saat melihat Duke tertidur dengan pakaian kerja dan sepatu yang masih menempel di kakinya.

Ia melepas sepatunya dan berjalan perlahan untuk melepas sepatu di kaki Duke. Air matanya menetes tiba- tiba.

Kenapa aku melakukan ini seperti pencuri? Kita sangat asing Walter... Aku tak sanggup seperti ini. Tolong, buka pikiranmu...

Sea membekap mulutnya agar tidak terisak. Runtuh sudah segala ketegaran di hatinya. Ia berlari ke kamar mandi dan menangis di sana. Ia membenamkan wajahnya di dalam bathub dan berteriak.

Sementara Duke yang baru membuka mata mengira ia bermimpi melihat Sea di dekatnya. Ia bangun dan duduk di tepi ranjang.

Hari sudah gelap... Aku ketiduran.

BLUE ( Sky & Sea ) /COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang