Saat memasuki pintu utama Patrick segera menyambut Duke.
"Kau bahkan tak menungguku untuk sekedar olah raga pagi David".
Duke hanya memandangnya datar tanpa ekspresi.
" Aku terlambat Pat... ".
Patrick yang belum mengerti mengira Duke bicara tentang sarapan pagi.
" Santai saja kawan. Aku juga belum sarapan jadi itu tak masalah. Ayo sarapan setelah itu kita bisa mulai menjelajahi High Land".
Duke menggeleng pelan lalu menghempaskan bokongnya di sofa beludru milik Patrick.
"Ternyata Lady Edinburgh tinggal di dekat sini. Tapi ia menggunakan nama belakang Gladstone, si penyuplai bahan makanan".
Patrick membelalak tak percaya.
" Darimana kau dapatkan informasi itu? ".
" Aku melihat dan mendengar sendiri pelayan si Gladstone itu bicara dengan pengawalmu. Dan juga anak buahku melihat Seana tapi ia terlambat menyadari itu".
"Kalau begitu apa masalahnya? Setelah sarapan mari berkunjung ke rumah yang kau maksud itu".
Duke menyandarkan punggungnya dan menatap langit-langit tempat lampu hias tergantung indah.
" Saat ini ia mungkin sudah berada di pesawat ke Paris. Aku benar-benar tak tahu hukuman apa yang sekarang berlaku untukku".
Patrick beranjak dan duduk di samping sahabatnya.
"Kau bisa menyusulnya ke sana jika kau mau".
Duke menatapnya lekat.
" Mencarinya di daratan Skotland saja butuh waktu berbulan-bulan. Apa lagi di Paris yang sangat padat, entah harus dengan cara apa. Aku benar-benar buntu Patrick".
Patrick tersenyum.
"Itu bukan buntu tapi ego mu masih terlalu tinggi untuk mengakui bahwa kau tertarik padanya dan mungkin saja kau sedang jatuh cinta padanya".
Refleks Duke menyikut perut Patrick dengan keras.
" Jangan mencoba membuat kesimpulan dengan IQ mu yang tak seberapa. Kau bahkan tidak tahu apapun".
Diluar dugaan Patrick malah tertawa terbahak-bahak. Wajahnya sampai memerah. Dengan perasaan dongkol Duke bangun dan melangkah menuju ruang makan. Ia sangat lapar.
Patrick mengikutinya dengan tawa yang masih dibuat - buat. Ia sengaja melakukan itu untuk menghibur Duke. Karena ia tahu sahabatnya itu sedang patah hati.
Setelah sarapan Patrick mengajaknya untuk berkuda. Duke tak menolak karena ini adalah satu-satunya kegemaran dan kegiatan favoritnya setiap hari.
Keduanya mulai berkuda menyusuri beberapa spot indah kastil Blair.
Pemandangan khas High Land dengan hamparan padang sejauh mata memandang.
Pikiran Duke kembali melayang mengingat kenangan terakhir bersama Sea saat berkuda ke kastil rahasia di atas bukit.
Ia tersenyum saat mengingat wajah polos dan ketus Sea yang selalu protes dan memberi jarak.
Tapi bukan itu saja...
Ciuman itu...
Ciuman pertama Duke pada Sea di tepi sungai. Ciuman panas dan menuntut.
Ciuman penuh gairah yang membakar sesuatu yang lain di dalam tubuhnya.Bibir manis dan kenyal milik Sea yang menjadi candu bagi Duke. Bahkan memikirkannya saja membuatnya langsung menginginkan itu.
"Kau melamun Dave".
Teriak Patrick yang sudah berada jauh di depan.
Duke tersadar dan pipinya memerah. Entah kenapa akhir - akhir ini ia sering melamun.
" Aku sedang menikmati pemandangan kastil mu yang luar biasa. Singkirkan pikiran sialanmu itu".
Balas Duke mencoba membela diri. Ia tahu jika ia jujur, Patrick akan semakin mengolok dirinya.
Kemudian Patrick menantang Duke untuk berpacu kuda. Ia menunjuk pagar putih dengan sebuah bendera kecil di ujung sana sebagai garis finish.
Pada hitungan ketiga keduanya mulai berlomba. Bunyi derap kaki kuda memecah kesunyian hutan kecil.
Dan pertarungan ini di menangkan oleh Patrick. Ia tersenyum sumringah dan melompat turun dari kudanya.
Duke melakukan hal yang sama. Keduanya memilih berbaring di hamparan rumput hijau.
Duke menatap ke langit yang sangat cerah.
"Terima kasih Pat. Aku merasa lebih baik sekarang".
Ucap Duke tanpa sadar dengan napas yang masih naik turun. Dan itu langsung membuat Patrick sedikit terkejut. Ia tahu Duke sedang tidak baik-baik saja.
" Jika kau mau, kita... Maksudku sebelum pulang ke Kelso aku akan menemani dirimu ke rumah Gladstone untuk meminta alamat Lady Edinburgh".
Tanpa menoleh pada Patrick , Duke menggeleng.
"Biarkan saja semua mengalir alamiah. Aku tak ingin mengejarnya. Karena semakin aku berusaha mendekat, takdir membawa dia menjauh. Kalaupun kami bisa bertemu lagi, biarkan alam mengatur semuanya. Jujur, aku tak ingin kecewa lagi".
Duke menarik napas panjang. Patrick membelalak tak percaya. Baru kali ini ia mengetahui sisi melankolis Duke of Roxeburghe.
Walaupun dari luar terkesan dingin dan angkuh tapi nyatanya seorang gadis yang terpaut usia 9 tahun darinya mampu merapuhkan hatinya.
Dan ia tahu, ini pertama kalinya Duke jatuh cinta.
Sebenarnya banyak wanita di luar sana yang kerap mendekati Duke tapi ia hanya menjadikan mereka teman minum, teman pesta dan tak berlebihan dalam memperlakukan para wanita itu.
Karena di kalangan bangsawan gosip dan skandal mudah sekali menyebar. Dan Duke sendiri tidak ingin jatuh dalam dua perangkap itu.
"Ya. Aku akan menunggu keputusanmu. Jika kau akan putus asa dan bunuh diri, silahkan hubungi aku secepatnya".
Kata Patrick dengan nada sarkas.
Duke bangun lalu berdiri. Ia mengulurkan tangan pada Patrick.
Dengan cepat Patrick menyodorkan tangan dan menumpu pada genggaman Duke untuk berdiri.
Tiba-tiba Duke melepaskan tautan tangannya dan hasilnya Patrick terpental ke tanah. Ia meringis karena bokongnya benar-benar sakit.
" Sebelum aku putus asa dan bunuh diri, aku akan membunuhmu lebih dahulu".
Duke mengibaskan kedua tangannya dan berjalan menuju pintu gerbang.
Patrick berdiri dan mengejarnya lalu mendorong Duke dengan pelan.
"Belilah sebuah tanah di kawasan Atholl, agar kita lebih sering bertemu. Apalagi jika Lady Edinburgh memang tinggal di sini".
Duke menghentikan langkahnya dan menatap Patrick.
" Akan aku pikirkan. Tapi aku lebih senang jika kau memberikan beberapa hektar secara gratis untukku Patrick".
Patrick menggeleng cepat.
"Kau bahkan tak memenuhi semua kriteria sebagai syarat lahan gratis Dave"." Baiklah. Akan aku pikirkan tawaranmu".
Keduanya sampai di kastil lalu berpisah untuk mandi.
Duke pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri dan bersiap. Ia harus pulang ke Kelso karena banyak pekerjaan yang menanti.
Ia terus memikirkan ucapan Patrick agar memiliki tanah di Atholl. Ia merasa ini ide bagus. Karena ia bisa bertemu dengan Sea suatu hari nanti.
Dan juga ia bisa beralasan kalau memang mereka bertemu secara tidak sengaja.
Senyum di bibirnya terbit, perasaan galaunya mendadak hilang. Ia menatap tubuhnya di depan cermin.
"Aku pasti mendapatkan apapun yang kuinginkan... Selalu... Dan akan seperti itu. Aku adalah Duke of Roxeburghe".
***
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE ( Sky & Sea ) /COMPLETE
RomanceCerita ini mengisahkan tentang perjodohan yang dilakukan oleh dua keluarga atas dasar persahabatan. Dua orang anak yang bernama Sky dan Seanna (Sea). Sky adalah anak bungsu dari keluarga bangsawan di salah satu negara bagian di Inggris. Sedangkan Se...