Sea baru terbangun saat ia mendengar bunyi pintu berderit. Ia merasa tembok di depannya bukanlah tembok kamarnya tapi ini sangat familiar.
"Selamat pagi Nona Muda" Sapa Lucia berbinar.
Sea mengucak matanya tak percaya. Ia kira ia bermimpi melihat Lucia.
"Selamat datang kembali di Roxeburghe. Aku tak percaya bisa bertemu lagi denganmu".
Lucia mendekati ranjang dan menatap wajah Sea lebih dekat. Sudah lama sekali mereka tak bertemu. Walau setiap akhir bulan Duke selalu meminta Lucia membuat camilan kue cinnamons untuk di kirim ke St. Andrews tapi Lucia tak pernah mendengar kabar tentang Nona Muda ini.
Dengan malu-malu Sea berusaha menjaga sikapnya.
" Selamat pagi Lucy. Aku merindukanmu".Sea merentangkan kedua tangannya dan memeluk pelayan muda itu seperti bertemu sahabat lama.
"Ehemmmm!!! ".
Deheman suara Duke melepas pelukan mereka secara spontan. Lucia menunduk ketakutan sementara wajah Sea sudah merah padam karena posisinya yang semrawut dan ia masih membungkus tubuhnya dengan selimut.
Memang ada peraturan keras yang melarang pelayan berinteraksi dengan majikan. Apalagi menyentuh atau berbicara diluar tugas yang diberikan. Mereka akan dipecat atau diberi hukuman berat. Wajah Lucia sudah pucat pasi.
" Kau bisa menunggu di luar Lucia"perintah Duke tegas seperti biasanya.
Tanpa membuang waktu Lucia langsung berjalan cepat ke arah pintu dengan rasa khawatir dan cemas akan terjadi hal yang buruk pada Sea. Mengingat Tuan ini adalah orang yang dingin dan sangat ditakuti oleh semua orang.
Setelah Lucia menutup pintu Duke berjalan mendekat dan duduk di kursi. Sementara Sea mematung di tempat tidur dengan gaun tidur yang masih melekat sempurna.
"Selamat pagi... " Sapa Duke.
Sea tak menatap Duke sama sekali. Otaknya sibuk mencari cara untuk mengusir Duke dari kamar sekarang. Ia merasa risih dengan penampiannya walau masih tertutup selimut.
"Maaf. Tapi kenapa kita... Maksudku aku ada disini. Kau tak mengatakan kalau... "Ucap Sea gagap. Sungguh otaknya tak bisa bekerja dengan baik.
"Aku menunggumu untuk sarapan. Bergegaslah" Potong Duke tanpa ekspresi sambil berdiri dan melangkah keluar. Ia tersenyum geli melihat Sea mati kutu dihadapannya kali ini.
Sea langsung terbirit-birit menuju kamar mandi. Ia segera masuk ke dalam bak mandi yang telah diisi air hangat dan sabun aromaterapi. Tapi itu tak lama karena ia tahu Duke menunggunya untuk sarapan.
Begitu keluar dari kamar mandi mata Sea terbelalak melihat satu set pakaian sudah terpajang rapi di ranjang. Kamar itu bagai di sulap. Sudah rapi dan harum tanpa sedikitpun terlihat bahwa Sea baru saja bangun tidur.
Tanpa membuang waktu ia segera berganti pakaian dan memoles sedikit make up di wajahnya. Bagaimanapun juga ia harus terlihat cantik di hadapan pria itu. Apalagi para pelayan yang mengenalnya dengan nama Lady Edinburgh.
Mengingat sapaan itu, hatinya kembali terenyuh. Ia ingat bagaimana pertama kalinya Earl memperkenalkan dirinya sebagai Lady Edinburgh.
Ya. Disini. Di kastil Roxeburghe. Di pagi hari. Saat sarapan.
Sea menarik napas dan memandang dirinya di cermin. Matanya berkaca-kaca.
Uncle,. Selamat pagi...
Aku di sini... Di Roxeburghe. Tempat nama Lady Edinburgh pertama kali disematkan padaku dengan bangga. Tapi... Rasanya berbeda kali ini. Aku baru saja lari dari kenyataan. Kenyataan bahwa Sky memiliki istri dan ia merendahkanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE ( Sky & Sea ) /COMPLETE
RomanceCerita ini mengisahkan tentang perjodohan yang dilakukan oleh dua keluarga atas dasar persahabatan. Dua orang anak yang bernama Sky dan Seanna (Sea). Sky adalah anak bungsu dari keluarga bangsawan di salah satu negara bagian di Inggris. Sedangkan Se...