TIGA PULUH SATU

125 8 0
                                    

Resepsi pernikahan pada malam hari tampak elegan dan berkelas.

Para tamu undangan mulai berdatangan di aula megah yang didekor dengan nuansa gold.

MC sedang memandu acara toast love saat Sea memasuki pintu. Memang ia agak sedikit  terlambat karena ia sedikit di landa rasa tak percaya diri.

Jika siang tadi adalah acara keluarga maka berbeda dengan malam ini.

Ia tahu betul, hampir semua undangan adalah kelas menengah ke atas. Dan sudah beberapa kali ia hadir di acara beberapa rekan bisnis maupun para bangsawan kenalan Earl Rosebery.

Masalahnya adalah ia yang harus berperan sebagai Lady of Edinburgh. Betapa susahnya melakukan segala hal yang berhubungan dengan image Lady.

Dengan punggung tegak Sea menarik napas dan melangkah anggun. Ia berusaha menemukan meja ayah dan ibunya. Setidaknya ia akan punya teman mengobrol.

Karena Earl James dan Countess Marry duduk di pelaminan.

Jantungnya hampir berhenti berdetak saat matanya menangkap sosok bayangan yang sudah di lupakannya beberapa waktu ini.

Ya. Tatapannya bertemu dengan tatapan Duke of Roxeburghe.

Cepat-cepat Sea membuang muka lalu pura-pura tak melihatnya. Ekor matanya menangkap langkah Duke yang berjalan tegap ke arahnya. Sea kenal betul apa saja yang mungkin dilakukan pria menyebalkan itu. Dalam hati Sea berdoa semoga seseorang dapat membantunya mengalihkan diri.

Sementara kepalanya terus mencari sosok ibu dan ayahnya. Tiba-tiba seorang pelayan dengan troli penuh makanan melintas.

Sea berpura-pura bicara dan menanyakan beberapa hal. Pelayan itu tampak kebingungan namun ia tetap berusaha menjawab apa saja yang di tanyakan Nona Mudanya itu. Walau menurutnya ini aneh.

"Senang berjumpa lagi My Lady" sapa Duke David dari balik punggung Sea.

Otot-otot Sea menegang tapi ia berusaha sesantai mungkin.
"Kau boleh pergi Rafael" kata Sea sambil melotot pada pelayan tadi. Walau raut wajahnya bingung, pelayan itu membungkuk hormat lalu melanjutkan mendorong troli ke meja jamuan.

Sea membasahi bibirnya sebentar lalu berbalik menghadap sang Duke dengan senyum yang dipaksakan.

"Oh, selamat datang Yang Mulia" Sea sedikit menekuk kedua kakinya.

"Lama tak bertemu. Bagaimana kabarmu My Lady?" balas Duke.

"Seperti yang Anda lihat" Sea mulai ketus. Duke dapat melihat air muka Sea.

"Aku hanya mencari seseorang untuk mengobrol. Kau tahu, aku tamu yang jauh jadi aku tak punya kenalan di pesta ini" kata Duke David.

Sea mulai bingung. Ia tak tahu apa yang musti dilakukan. Ia tahu Duke mungkin saja sengaja untuk berbincang dengannya. Tapi bagaimanapun, Duke adalah tamu disini dan ia harus bersikap sopan layaknya tuan rumah.

"Jadi, apa yang Anda inginkan Yang Mulia?".

" Hanya sedikit udara segar di luar karena jujur aku sangat lelah setelah perjalanan dari Kelso"jawab Duke santai sambil meneguk minuman di gelasnya.

Mata Sea melotot lebar. Dalam hati ia mengumpat tak karuan. Duke hanya tersenyum melihatnya. Rasanya ia ingin tertawa terbahak-bahak.

"Sudah kuduga. Aku akan menemukan seseorang untukmu Yang Mulia".

" Bagaimana jika aku memintamu saja? Kau tahu aku tidak bisa akrab dengan seseorang dengan cepat"jawab Duke.

Sea mulai meremas kedua tangannya. Ia tahu tak akan bisa menang berdebat dengan pria itu. Aku tidak boleh panik...

"Baiklah. Mari ikut aku" ajak Sea menyetujui permintaan sang Duke. Ekor matanya baru saja menangkap sosok Joana pengasuhnya.

Mereka berdua keluar menuju pintu barat aula. Tepat di ujung lorong Sea memberi kode kepada Joana untuk mengikuti mereka. Tanpa sepengetahuan Duke David.

"Akhirnya aku bisa bernapas lega. Dan kupingku terasa lebih nyaman sekarang" ucap Duke saat mereka tiba di depan air mancur. Tempat favorit Sea.

Sea menoleh ke belakang untuk memastikan Joana ada di sana. Ya. Joana berdiri patuh tak jauh dari mereka. Dekat pohon cemara. Sudah menjadi peraturan umum di kalangan bangsawan bahwa dua orang dewasa yang berbeda jenis harus di dampingi oleh orang lain. Mereka tak boleh terlihat berdua saja.

"Duduklah Sea. Ada yang ingin kukatakan" ajak Duke dengan suara rendah setelah ia duduk di kursi kayu.

Sea menggeleng menolak.
"Kita tak seakrab itu untuk duduk bersisian Yang Mulia" tolak Sea.

Duke tertawa perlahan. Ia menatap Sea agak lama.
"Rupanya seperti itu. Tak perlu seformal itu padaku. Namaku Walter Davidson. Kau bisa memanggilku David seperti kebanyakan orang".

Duke memalingkan wajahnya dan menatap jauh ke depan. Karena cahaya lampu yang agak remang, Sea tak melihat aura kepedihan di wajah sang Duke.

" Kau boleh melanjutkan acaramu Sea. Terima kasih sudah membawaku ke sini"masih dengan tatapan yang lurus ke depan. Duke sama sekali tak berbalik.

"Baiklah. Nikmati malammu. Walter" jawab Sea lalu pergi dari tempat itu.

Duke David agak terkejut dengan panggilan Walter yang di ucapkan Sea, tapi ia berusaha mengontrol dirinya. Bagaimanapun ia mengerti dengan sangat jelas bahwa Sea memasang pagar pembatas untuk dirinya. Bahkan sejak awal mereka berjumpa. Dan ia tak tahu apa   alasannya.

Ia memandang langit malam yang bertabur bintang.

Kenapa dari sekian gadis, hanya bersama Sea aku merasa terusik.
Banyak Lady mengejarku tapi Sea berbeda...
Mungkin ia tak nyaman di dekatku karena ia tak menyukai aku...

Ia menarik napas panjang lalu meneguk wine di gelasnya sampai habis. Kemudian ia berdiri dan merapikan jasnya.

Dengan langkah sedikit bergegas, ia mencapai parkiran dan menemukan mobilnya. Setelah itu, ia mengemudi sendiri pulang ke hotel tempatnya menginap.

Ia bahkan tak peduli jika Earl Rosebery akan bertanya kenapa ia meninggalkan pesta. Jujur, ia datang hanya karena ia tahu akan bertemu Sea di sini.

Kembali memikirkan Sea membuat kerongkongannya sedikit tercekat. Ia melonggarkan dasinya dan bertekad untuk melupakan segalanya.

Karena ia tahu usahanya akan bertepuk sebelah tangan...

***

BLUE ( Sky & Sea ) /COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang