DELAPAN PULUH DUA

152 13 0
                                    

Sea membuka mata perlahan dan memandang ke sekelilingnya. Ia tak menemukan siapapun selain dirinya sendiri yang ada di atas ranjang.

"Walter? ".

Panggilnya perlahan, kemudian berusaha untuk bangun dan duduk. Ia merasa lapar.

Pintu terbuka dan seorang pelayan hotel masuk. Ia membawa sesuatu di nampan.

" Duke of Roxeburghe meninggalkan ini untuk Anda ".

Dahi Sea berkerut, ia menerima secarik kertas dari pelayan. Sebuah black card tanpa tulisan apapun. Sea merasa aneh tapi ia belum mengerti apa maksud Duke memberikan black card itu.

Tiba- tiba saja ia berdiri dan berjalan ke lemari penyimpanan pakaian mereka dan membukanya.

Hatinya berdesir saat tak menemukan pakaian Duke di sana dan juga kopernya. Ia menggigit bibirnya. Sebuah perasaan buruk muncul.

" Bisakah kau membantuku merapikan semua ini di koperku? ".

Pinta Sea pada pelayan. Sementara ia membasuh wajahnya di wastafel dan mengganti pakaian. Ia akan meninggalkan hotel. Dalam hati ia berharap bisa bertemu Duke di bawah, di lobi.

" Sejak kapan Duke memberikan ini padamu? ".

" Beberapa jam yang lalu Nyonya".

Jawab pelayan. Kegelisahan lain muncul begitu saja. Bahkan kini berubah menjadi ketakutan.

Ia yakin Duke telah pergi entah kemana, membawa segala kesalahpahaman di antara mereka.

Tiba- tiba ia teringat pada ponselnya. Ia mencoba mencarinya tapi tak menemukannya di manapun. Bahkan di dalam tas kecilnya pun kosong.

Jangan- jangan Duke membawanya juga.

Pikir Sea. Ia menarik napas panjang dan berusaha tersenyum pada pelayan yang tengah menggeret kopernya.

"Aku akan menunggu di lobi Nyonya".

Sea membalasnya dengan anggukan kepala. Ia meraih tas kecilnya dan tak lupa black card itu juga. Ia membuang pandangan ke seluruh ruangan sekali lagi lalu berjalan keluar.

Lift yang membawanya tiba di lobi. Ia segera menuju resepsionis untuk check out tapi seorang pelayan lebih dulu mencegahnya.

" Mr. Davidson telah melakukannya, silahkan menuju mobil yang telah menunggu di depan".

Sea terdiam. Lalu dengan langkah kecewa ia berjalan mengikuti pelayan pria menuju pintu keluar. Hatinya benar- benar kalut.

Sebuah mobil hitam terparkir rapi di sana, pelayan tadi membuka pintunya dan Sea masuk.

Mobil itu meninggalkan hotel.

Jalanan sore di kota London tidak terlalu macet. Sea mengelus perutnya yang terus berteriak agar diisi makanan.

Ia membuang pandangannya ke sisi kiri dan kanan jalan sambil berharap akan menemukan sesuatu untuk dibeli.

Dan akhirnya ia melihat sebuah restoran cepat saji.

"Bisakah Anda menepi di depan? Aku ingin makan sesuatu".

Sopir itu menoleh ramah.

" Tunggulah di mobil. Katakan apa yang kau inginkan. Aku yang akan membelinya Nyonya".

Sea mengambil beberapa lembar uang dan memberikannya pada sopir itu.

"Segelas jus, air mineral, roti isi, kentang goreng dan es krim vanilla".

Sopir itu tersenyum mendengar menu yang disebut Sea. Lalu ia mengangguk dan turun dari mobil.

Dimana dirimu Walter?
Maaf, aku tidak menjaga diriku dengan baik. Tolong jangan salah paham...

BLUE ( Sky & Sea ) /COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang