SEMBILAN PULUH EMPAT

172 14 7
                                    

Sudah hampir dua minggu Sea tinggal di restoran Joe. Setiap hari ia membantu beberapa pekerjaan kecil di dapur restoran, seperti mencuci piring, mengepel dan juga membersihkan sayuran yang akan diolah.

Awalnya Joe melarang keras namun setelah Sea memaksa akhirnya Joe menyerah. Lagi pula ia tahu Sea butuh kesibukan untuk mengalihkan diri dari kesedihannya.

"Kalau kau akan keluar untuk belanja, aku ingin menitip uang agar membeli ponsel".

Kata Sea ketika mereka baru saja makan siang. Joe menoleh padanya dengan ragu.

" Aku tak punya ponsel. Aku hanya ingin mengetahui perkembangan anakku. Itu saja".

"Baiklah. Aku akan memberitahu dirimu".

Joe berlalu meninggalkan Sea. Ia pergi ke atap bangunan dan berdiam diri di sana. Hatinya sangat iba.

Sesulit itukah hidupmu Seana?

Tanpa terasa air matanya mengalir di pipi. Ia teringat kakak perempuannya.

Joe adalah keturunan bangsawan sama seperti Duke. Hanya saja ia memilih melepas mahkotanya dan membangun hidupnya sendiri.

Ia bosan dengan semua aturan dan keharusan sebagai pangeran pewaris takhta. Jadi, ia memilih untuk melepas semua atribut bangsawan dan hidup berbaur dengan masyarakat biasa.

Sedangkan kakaknya tak bisa melawan dan menolak perintah ayahnya. Ia harus menuruti ayahnya untuk menikah di usia muda dengan seorang Duke dari Britania Raya.

Mereka bahkan jarang bertemu. Hanya pada saat acara tahunan atau perayaan besar Joe akan bertemu dengan kakaknya.

Dan sekarang, saat melihat dan mengenal Sea, ia takut jika kakaknya pun mengalami hal yang sama. Ia tak bisa membayangkan itu.

Joe melihat arlojinya sebentar kemudian bergegas turun. Ia keluar dan mengayuh sepedanya menyusuri jalanan St. Andrews yang agak ramai.

Tujuannya adalah toko ponsel.

Setelah membeli ponsel keluaran terbaru Joe juga membeli SIM CARD. Ia menyetelnya sehingga nantinya Sea bisa langsung menggunakannya.

Dengan perasaan lega ia kembali mengayuh sepeda menuju restoran.

Sea baru saja merapikan peralatan memasak dan pergi ke kamar untuk istirahat sebentar.

Kondisinya belum begitu pulih pasca melahirkan. Masih ada flek darah dan sedikit rasa lelah jika ia bekerja terlalu lama.

Setelah mengganti pakaian, ia bermaksud hanya bersandar di bahu ranjang namun ternyata ia tertidur lelap.

Hingga tak sadar jika hari hampir gelap.

Sea membuka matanya dengan ekspresi terkejut saat ia melihat gelap di jendela.

Ia merapikan dirinya dan berniat keluar ketika Joe masuk dan menyodorkan ponsel yang baru dibelinya tadi.

"Ini milikku. Daripada kau membeli yang baru, lebih baik pakai saja ini. Jika suatu saat aku membutuhkannya kau boleh mengembalikannya padaku".

Sea menggeleng.

" Kalau begitu biarkan aku membayarnya Joe".

Dengan refleks Joe menggenggam tangan Sea dan menatapnya serius.

"Jangan menolak kebaikan yang datang padamu. Aku ikhlas saat memberikan ini. Tolong jangan berdebat Sea".

Sea terdiam sesaat. Ia membalas tatapan Joe. Ia menemukan ketulusan di mata laki- laki itu.

BLUE ( Sky & Sea ) /COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang