TUJUH PULUH

171 15 0
                                    

Selama seharian penuh Sea berada di kamarnya. Sesuai peraturan ia tak boleh menampakan dirinya di hadapan siapapun hingga upacara pernikahan berlangsung.

Ia bahkan tidak bisa menyambut  kedatangan ayah dan ibunya. Ia begitu gelisah tentang segala kebutuhan ayah dan ibunya.

Tapi tanpa ia tahu Duke telah meminta kepala pelayan untuk melayani dan menyiapkan segala kebutuhan suami istri Gladstone sama seperti bangsawan lainnya. Walaupun sampai saat ini Duke tidak tahu bahwa mereka adalah orang tua Sea.

Mereka tinggal di tempat yang terpisah. Hanya Sea yang tinggal seatap dengan Duke dan tentu saja semua orang tidak mengetahui itu.

Hanya para pelayan Grand Floor yang tahu.

Sea beranjak ke balkon dan mengintip sejauh mata memandang. Tampak berbagai dekorasi bunga segar telah menghiasi seluruh pelataran istana.

Bahkan taman-taman yang ada. Ini seperti festival bunga di musim semi. Sea tersenyum kecil. Ia begitu bahagia bahwa setelah kepahitan cinta bersama Sky, takdir membawanya pada cinta lain.

Cinta Duke of Roxeburghe. Walter Davidson.

Jika bersama Sky cinta yang ia rasakan adalah cinta remaja, maka bersama Duke rasa cinta itu berbeda. Cinta orang dewasa yang penuh emosi dan gairah.

Pipi Sea merona merah mengingat ciuman mereka tadi pagi. Lalu tiba-tiba ia teringat dengan lembaran kertas yang diberikan Duke tadi pagi.

Dengan perasaan menggebu ia masuk ke kamar dan mengambil kertas serta pulpen. Ia duduk di depan meja riasnya dan melihat wajahnya di cermin.

Ia tersenyum sebentar lalu menulis.

Aku hanya meminta jangan tinggalkan aku dengan alasan apapun Walter...
Aku cinta padamu...
Aku jatuh cinta padamu...

Sea tersenyum puas lalu melipat kertas itu dan menaruhnya di laci nakas. Ia akan memberikannya pada Duke malam nanti.

Lucia masuk dan membawa secangkir minuman dan camilan kesukaan Sea.

"Aku akan sibuk Sea. Jadi katakan apa yang kau butuhkan agar aku menyiapkannya. Kau tahu , kau tak boleh keluar kecuali Duke yang memintamu".

Sea berpikir sebentar kemudian mengangguk.

" Aku hanya ingin makan malamku ditambah dengan segelas kecil anggur. Aku benar-benar membutuhkan itu supaya aku bisa tidur. Kau tahu aku benar-benar tak sabar untuk besok Lucia".

Lucia tertawa melihat tingkah  konyol Nyonya- nya ini.

"Tentu saja Nyonya".

Lucia sengaja menekan kata Nyonya dan keduanya tertawa konyol.

Setelah Lucia keluar Sea menikmati teh herbal yang dibawa Lucia. Kemudian ia pergi ke kamar mandi dan membasuh tubuhnya.

Saat makan malam, Lucia membawa apa yang diminta oleh Sea.

"Duke sedang mengadakan jamuan selamat datang untuk seluruh undangan yang hadir. Ia terlihat sangat tampan dan mempesona. Ah!! Setelah sekian lama istana ini akhirnya akan berwarna".

Sea mengunyah makanan sambil tersipu malu. Sejak pagi ia belum bertemu Duke. Tentu saja setelah ciuman di ruang kerja itu.

Dan ia sangat merindukan pria itu.

" Aku jadi teringat saat pertama kali aku menghadiri jamuan makan malam. Aku bahkan mengumpat kesal padanya. Untunglah, Duke tak mengingat itu... Aku begitu malu".

Lucia menatap Sea.

"Sejak pertama kali menjadi pelayanmu, aku tahu kau pasti ditakdirkan bersamanya. Kau tahu, hanya kau satu-satunya gadis yang berani berdebat dengannya bahkan membuat kepalanya pusing".

BLUE ( Sky & Sea ) /COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang