SEMBILAN PULUH LIMA

177 17 0
                                    

Keesokan harinya Duke pergi ke kantor. Rasanya ada yang hilang dari dirinya, tapi ia tak tahu itu apa.

Ia belum percaya pada kenyataan jika Sea benar- benar melakukan apa yang ia minta. Bahkan ia tak meninggalkan petunjuk sama sekali. Entah dimana ia berada saat ini.

Terlintas di benaknya untuk menelepon ke High Land, ke rumah orang tua Sea.

Mungkin saja ia pulang ke sana...

"Apa kabar ayah, ibu...?".

Sapa Duke di telepon.

" Bagaimana keadaan kalian? ".

Balas William. Duke terhenyak. Ia bingung harus menjawab apa.

" Hallo? ".

" Ya ayah. Maaf aku akan menelepon lagi. Aku harus bertemu klien. Sampaikan salamku untuk ibu".

Duke buru-buru mengakhiri panggilan telepon. Jantungnya berdebar tak karuan. Ia baru menyadari sekarang bahwa sebuah masalah besar kini ada di hadapannya.

Orang tua Sea belum tahu jika putri kesayangan mereka tidak lagi tinggal di istana Grand Floor.

Apa yang harus aku lakukan?
Kemana aku akan mencari Sea?
Bagaimana jika orang tua Sea tiba- tiba datang ke Roxeburghe?

Arghh!!!
Duke mengumpat keras. Kepalanya terasa akan meledak sekarang. Buntu.

Ia ingat nomor yang mengirim pesan waktu itu. Buru-buru ia mengambil ponsel Sea dan menghubungi nomor itu.

"Apa kabar Sea? ".

Sahut Meghan dengan antusias. Duke tak menjawab. Ia malah menekan tombol merah dan sambungan itu terputus.

Duke baru menyadari bahwa pemilik nomor itu adalah seorang perempuan.

Apa aku melakukan kesalahan?

Tidak. Aku melakukan hal yang benar. Ego dalam dirinya tetap membenarkan perbuatan jahatnya pada istrinya sendiri.

Sepanjang hari ia benar- benar tidak konsentrasi pada pekerjaannya. Duke menegakkan punggungnya dan ia teringat pada pangeran Louis di Glasgow.

Ia langsung mengambil ponsel dan menelepon.

" Apa kabar David? ".

Sapa Louis dengan nada riang.

" Hai Lui... Semuanya baik".

"Syukurlah. Bagaimana dengan adikku? Kudengar kalian baru saja melakukan ritual di High Land beberapa waktu lalu. Aku turut bahagia mendengarnya, semoga kebahagiaan selalu menyertai perjalanan rumah tangga kalian".

Louis bicara panjang lebar tapi itu sama sekali tak diperhatikan oleh Duke. Ia semakin gelisah karena ternyata Sea pun tak pergi ke sana.

"Terima kasih Lui. Sampaikan salamku untuk Alesandra dan anak- anak".

Duke menarik napas berat saat mengakhiri percakapan dengan Louis.

Rasa frustasi dan ketakutan kini semakin menderanya. Awalnya ia mengira masalah ini akan baik- baik saja. Sea mungkin akan memohon dan tetap tinggal di Grand Floor.

Atau kalau pun akan pergi, Sea pasti pamit padanya. Dan ia akan pura- pura membiarkan Sea pergi tapi kemudian akan membawanya  kembali dengan alasan pangeran kecil membutuhkan ibunya.

Segalanya kini terasa sia- sia. Sekarang tugas beratnya adalah mencari keberadaan Sea, memberi nama pada baby W, bertanggung jawab untuk pertumbuhan baby W, bahkan ia tak bisa membayangkan rasa malu yang akan di tanggungnya jika masalah rumah tangganya bocor di kalangan bangsawan.

BLUE ( Sky & Sea ) /COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang