DELAPAN PULUH TUJUH

131 14 10
                                    

Lucia baru saja membereskan barang bawaan Seana dan pengawal siap menaruhnya di bagasi mobil. Namun tumpukan kado pemberian kerabat dan tetangga pada Sea menyita perhatian Lucia.

Ia memberi isyarat pada Seana namun sang Duchess hanya menggeleng. Margareth yang melihat itu langsung membuka suara.

"Oh ya... Semua pemberian dalam upacara haruslah di bawa pulang ke Grand Floor. Itu adalah hadiah kecil untuk calon cucuku".

Wajah Duke terlihat emosi saat menatap Seana. Ia langsung menunduk dan meremas jarinya gugup.

" Barang- barang itu akan tinggal di sini sampai putraku lahir. Itulah kebiasaan yang berlaku di klan kami".

Balas Duke berbohong. Ia sama sekali tak menolak itu, tapi ia tahu diantara pemberian itu pasti ada kado dari Sky dan Countess Marry. Dan ia sangat membenci itu.

"Tak apa anakku. Kami akan menaruhnya di kamar kalian".

Giliran William yang bicara. Semua orang mengangguk.

Duke segera berpamitan pada mertuanya diikuti oleh Sea. Ia memeluk ibunya kuat dan menangis tersedu. Margareth mengecup puncak kepalanya berulang- ulang untuk menentramkan perasaan puterinya.

"Apa kau baik- baik saja sayang? ".

Sea menggeleng. Seluruh tubuhnya bergetar.

" Aku tidak baik- baik saja mom".

Margareth mengusap punggung Sea lembut. Ia mencium kedua pipinya.

"Kau aman bersama suamimu. Jadilah istri yang sepadan baginya. Doa mom dan Dad selalu untuk kebahagiaan kalian berdua. Jaga kesehatanmu".

Kata- kata Margareth semakin membuat Sea menangis pilu. Ada ketakutan besar dalam dirinya. Ia tak tahu bencana apa yang akan menghancurkan dirinya setelah ini.

Duke yang tak tahan memilih keluar lebih dahulu. Ia berdehem untuk memperingatkan Seana.

" Suatu saat nanti aku pasti akan ada di posisimu sekarang. Butuh keberanian lebih untuk merangkul perempuan yang kita sebut istri Dave".

Kata Patrick yang berjalan di samping Duke.
Duke menatapnya datar.

"Maka jangan salah pilihan dalam menikahi seseorang".

" Kau tahu aku yang terbaik dalam hal itu kawan".

Puji Patrick pada dirinya. Dalam hati Duke tertawa sinis.

Kau tak tahu apa yang sedang kuhadapi Pat...

Sea berjalan perlahan menuju  mobil. Matanya begitu sembab. Semua orang mengira itu adalah hal yang wajar bagi semua gadis yang telah menikah.

Duke segera masuk dari pintu yang berbeda dan duduk di sampingnya. Mereka melambai pada semua kerabat yang berjejer di halaman untuk mengantar kepergian mereka.

Iring- iringan mobil mulai keluar satu persatu di jalanan berbatu. Sea menyandarkan punggungnya dan terus menatap keluar jendela.

Sedangkan Duke sibuk dengan ponselnya. Ia sama sekali tak bicara dengan istrinya hingga tiba di kastil Patrick.

"Kalian bisa mampir untuk minum teh. Istrimu pasti lelah".

Duke menggeleng.

" Kami buru- buru. Aku harus pastikan putraku dalam keadaan baik mengingat insiden memalukan tadi. Kau tahu aku tak pernah membiarkan kesalahan sekecil apapun terjadi dalam hidupku".

Patrick tertawa.

"Aku kira kau sedikit berubah... Oh ya, aku akan mengunjungi kalian dalam waktu dekat. Aku ingin jamuan istimewa dari Duchess of Roxeburghe".

BLUE ( Sky & Sea ) /COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang