Duke sengaja bangun lebih pagi dari biasanya. Kepalanya pening sekali. Entah berapa botol anggur yang telah dihabiskannya.
Ia bergegas ke kamar mereka dengan mengendap. Penampilannya sangat kusut. Perlahan ia membuka pintu dan masuk. Ia terkejut ketika melihat kamar mereka masih rapi dan lebih dari itu istrinya tak ada di situ.
Mungkin ia sedang mandi...
Batin Duke. Dengan cepat ia pergi ke pintu kamar mandi untuk memastikan Sea di sana. Ia menempelkan telinganya pada daun pintu tapi ia tak mendengar apa- apa.
Bunyi air pun tak terdengar. Sepi.
Mungkin sedang berganti pakaian...
Ia bergegas pergi ke walk-in closet tapi ia tak menemukan Sea di sana.
Ah!! Persetan! Ini rumahku dan aku akan bersikap normal. Harusnya dia yang risih padaku...
Duke membesarkan hatinya dan memilih pakaian kerja. Ia kembali berjalan ke kamar mandi dan membersihkan dirinya.
Tangannya bergerak untuk menyentuh sikat gigi milik Sea.
Masih kering...
Itu artinya Sea belum masuk ke kamar mandi. Belum bangun.
Lalu dimana dia tidur?
Sambil menyabuni tubuhnya Duke teringat terakhir kali ia mendorong Sea dengan kasar. Ia mendesah frustasi. Cepat- cepat ia membilas tubuhnya dan keluar.
Setelah berganti pakaian ia melangkah ke ruang kerjanya. Jantungnya berdegup kencang saat otaknya memberitahu jika Sea mungkin ada di dalam.
Aku hanya akan mengambil tas kerjaku... Tidak lebih!
Perlahan ia mendorong pintu dan masuk. Ia mendekap dadanya tak percaya saat melihat Sea tengah tertidur pulas dengan posisi terduduk di karpet. Sedangkan kepalanya diletakkan di dudukan sofa.
Ada perasaan bersalah di hatinya. Tangannya bergerak untuk menyentuh pipi Sea namun ia urungkan karena Sea menggeliat dan membuka mata.
"Walter... ".
Panggilnya perlahan dan lembut. Ia seakan lupa pertengkaran besar mereka.
Duke menegakkan punggungnya dan pura- pura melihat ke dinding untuk menyembunyikan rasa malunya.
" Jangan siksa putraku dengan sikap egoismu. Kau boleh menyiksa dirimu dengan beribu penyesalan tapi ingat anakku lebih berharga dari apapun".
Sea menelan ludah pahit. Tenggorokannya sakit. Kalimat Duke di pagi buta kembali mengiris hatinya. Sakit sekali.
"Maaf. Aku akan mengingatnya dengan baik".
Jawab Sea pelan dan menopang tangannya dengan susah payah untuk berdiri. Ia tak berani menatap wajah Duke.
" Kau juga harus memperhatikan sikapmu. Di rumah ini ada banyak pelayan jadi aku tidak ingin apa yang sedang terjadi pada kita menjadi bahan gosip di rumahku sendiri. Jadi kau tahu apa yang harus kau lakukan".
Sea terdiam beberapa saat.
"Baiklah Walter".
Setelah mengucapkan dua kata itu Sea berjalan ke pintu dan pergi ke kamar utama.
Duke menatap punggung Sea hingga menghilang di balik pintu. Ia meninju meja kerjanya dengan keras.
Begitu masuk ke kamar, Sea melihat ranjang yang tertata rapi.
Mungkin Lucia sudah merapikannya...
Sea bergegas ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. Kemudian ia pergi ke dapur. Kepala koki sedang membuat sarapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE ( Sky & Sea ) /COMPLETE
RomanceCerita ini mengisahkan tentang perjodohan yang dilakukan oleh dua keluarga atas dasar persahabatan. Dua orang anak yang bernama Sky dan Seanna (Sea). Sky adalah anak bungsu dari keluarga bangsawan di salah satu negara bagian di Inggris. Sedangkan Se...