SEMBILAN BELAS

115 9 0
                                    

Setelah melakukan perjalanan jauh mobil yang membawa Sea tiba di  St. Andrews. Ya. Sea harus kembali karena libur musim panasnya telah selesai.

Tiba di asrama Mrs. Graham menyambutnya di  gerbang utama. Ia lalu mengijinkan para pria berjas yang mengawal Sea untuk mengantarkan seluruh barang bawaan ke kamar Sea.

Saat semuanya selesai kepala pengawal mengeluarkan satu paperbag dan menyerahkan pada Mrs. Graham.
"Yang Mulia mengirim ini pada anda madam".
" Terima kasih banyak. Tolong sampaikan rasa terima kasih dan hormatku pada Yang Mulia"balas Mrs. Graham senang.
"Yang Mulia menitip pesan agar anda menjaga Nona Muda dengan baik" lanjut pria itu.
"Tentu saja tuan. Jangan khawatir. Aku akan mengurusnya dengan baik".

Setelah berpamitan pada Mrs. Graham dan Sea rombongan mobil itu kembali ke Edinburgh.
Sea juga berpamitan pada kepala asrama untuk kembali ke kamarnya. Ia sudah rindu aroma kamarnya dan juga teman-temannya.

Baru saja ia selesai mandi, pintu kamarnya di ketuk. Mrs. Graham muncul dengan nampan berisi teh lemon dan camilan.
" Aku tahu kau lelah Seana. Jadi aku menyiapkan ini untukmu".
"Thanks Mrs. Graham. Baiklah".

Mrs. Graham pun meninggalkan Sea di kamarnya. Ia segera meraih teh hangat itu dan menyeruputnya. Tiba-tiba ia teringat pada camilan dari Lucia, ia segera mencari bungkusan itu dan mengambil lalu mengunyahnya dengan riang. Entah mengapa rasa khas kayu manis pada kue kering itu membawa efek menyenangkan pada perasaannya. Ia sangat menyukai camilan ini.

Ia memasukkan tangannya pada toples dan  mengambil sepotong kue lagi. Namun ia merasa jarinya tersangkut sesuatu yang aneh dan keras. Ia segera mengeluarkan benda itu.

Ia membuka telapak tangannya dan benar saja sebuah pin emas berukir huruf D. Ia berpikir keras apa maksud huruf D pada pin itu dan bagaimana pin itu bisa berada di dalam toples kue.

Karena tak menemukan jawaban ia bermaksud akan menanyakan saja pada Sky saat Sky menelepon nanti. Ia segera menyimpan pin itu di kotak perhiasannya.

Sementara itu Duke of Roxeburgh baru saja tiba di Edinburgh. Ia memang sengaja datang jauh-jauh untuk mengantarkan cinderamata kepada Earl  Rosebery.

Saat memasuki pelataran istana suasana tampak sepi. Maklum ia tak memberi tahu kedatangannya pada Earl. Para pengawal yang berjaga melihat simbol D pada pintu mobil hitam itu  tak berani bertanya. Mereka menunduk hormat  hingga mobil berhenti tepat di gerbang utama.

Duke Walter turun dari mobil dan merapikan jasnya sebentar. Seorang pria berjas ikut turun dan berdiri di belakangnya dengan sigap. Tangannya memegang paperbag berlogo D dan simbol istana Grand Floors.

Baru saja pintu terbuka Earl Rosebery muncul di hadapan Duke.
"Selamat datang Yang Mulia. Tapi angin apa yang membawamu ke sini?".
" Kau berlebihan James. Aku hanya terpikir untuk minum teh disini sebelum kembali ke Grand Floors".

"Dengan senang hati Walter. Silahkan" balas Earl sambil mempersilahkan Duke masuk ke dalam. Mereka duduk di ruang tamu.

"Maafkan kami karena tidak sempat berpamitan kemarin. Ada beberapa hal mendesak Walter".
" Its Okay James. Aku hanya sedikit kecewa tak mengucapkan selamat jalan untukmu". Keduanya tertawa keras.

"Oh ya, kau melupakan cinderamata dari Grand Floors" lanjut Duke lalu pengawalnya menaruh paperbag itu di meja.
"Tak perlu repot Walter. Jadi kau jauh-jauh ke sini untuk ini?" tanya Earl.

"Sebenarnya aku ada beberapa urusan dan aku berpikir untuk membawa ini sekalian" Duke menjelaskan.

Kemudian Earl mengajak Duke untuk menikmati jamuan yang disediakan oleh pelayan. Mereka beranjak menuju ruang makan.
Baru saja mereka duduk, Countess Marry turun dari lantai dua.

"Selamat datang Yang Mulia. Maaf aku tidak menyambut mu di depan" sapa Marry.
"It's okay My Lady. Senang bertemu denganmu" ucap Duke lalu mencium tangan Marry.

Marry menarik kursi dan duduk. Ia melihat ke arah suaminya.
"Mrs. Graham meneleponku dan mengucapkan terima kasih. Sea sudah tiba dengan selamat".
" Baiklah. Katakan padanya dia harus menjaga putriku dengan nyawanya"balas Earl sambil tersenyum.

Pelayan menyajikan hidangan pembuka di hadapan mereka. Ketiganya makan dalam diam.

Setelah itu menu utama. Sambil menunggu menu utama mereka kembali berbincang seputar bisnis.

"Maaf James tapi sudah lama aku tak bertemu kedua putramu" pancing Duke. Sebenarnya dari tadi ia ingin bertanya tentang Sea tapi ia tak tahu harus mengucapkan kalimat apa. Ia takut Earl akan mencurigai kedatangannya yang tiba-tiba.

"Oh... Louis sedang di Glasgow. Ia jarang pulang sejak adiknya Sky pergi ke New York" kata Earl.
"New York?" Duke balas bertanya.
"Ya dia kuliah kedokteran di sana. Beberapa bulan lagi selesai".

Duke menganggukan kepala tapi raut wajahnya menunjukan ia belum puas dengan jawaban Earl.

Countess Marry bisa melihat itu.
" Dan putriku Seanna baru saja kembali ke St. Andrews. Libur musim panasnya sudah berakhir".

Duke kembali mengangguk. Ekspresinya  terlihat sedikit kecewa. Tapi ia puas dengan jawaban itu.

Pelayan menghidangkan menu utama. Mereka menikmatinya dalam keadaan diam. Duke terlihat makan sambil berpikir, Marry melihat ekspresi itu.

Setelah makanan penutup dihidangkan mereka kembali ke ruang tamu dan berbincang. Lalu Duke  segera pamit karena akan kembali ke Kelso.

Sepanjang perjalanan ia terus memikirkan Sea. Ia tak menyangka Lady Edinburgh adalah seorang mahasiswa. Ia tersenyum sendiri mengingat tingkah Lady Edinburgh saat di Grand Floors..


BLUE ( Sky & Sea ) /COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang